demikian, persaingan pariwisata dengan daerah sekitarnya pasti terjadi, daerah tersebut antara lain kabupaten Bogor, kota Depok, kota Sukabumi, kabupaten
Cianjur, kota Bekasi, dan kota Bandung yang letaknya memang berdekatan dengan kota Bogor.
5.2.1 Kondisi Faktor
Indeks kondisi faktor terdiri dari dua variabel, yaitu jumlah objek wisata dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor pariwisata. Kondisi faktor ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi kualitas kondisi faktor input, maka semakin besar peluang industri untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Daya
saing pariwisata kota Bogor dibandingkan dengan daerah sekitarnya dapat terlihat pada Tabel 5.7 bahwa kota Bogor masih di bawah kabupaten Bogor dan kota
Bandung dengan nilai indeks kondisi faktor sebesar 34,88 dan selisih nilai indeks dengan kota Bandung cukup besar yaitu 20,44 kemudian dengan kabupaten Bogor
lebih besar lagi yaitu 56,30 dan berada di atas kabupaten Cianjur dengan selisih sebesar 6,24, berarti dalam hal jumlah objek wisata dan jumlah tenaga kerja kota
Bogor dapat disusul oleh daerah yang posisinya di bawah kota Bogor namun cukup sulit untuk menyamai kabupaten Bogor dan kota Bandung. Walaupun kota
Bogor berada di jalur strategis baik dari ibu kota Indonesia maupun ibu kota Jawa Barat, tidak dapat dipungkiri bahwa pesona kabupaten Bogor dan kota Bandung
lebih menarik para wisatawan mancanegara dan nusantara lokal. Namun demikian dengan kondisi geogafis yang relatif lebih baik dibandingkan dengan
wilayah lainnya di kawasan Jabodetabek, maka kota Bogor mempunyai potensi
tujuan wisata penduduk DKI Jakarta dan daerah sekitarnya di luar kota Bogor.
Tabel 5.7 Nilai dan Peringkat Indeks Kondisi Faktor Daerah Sekitarnya Tahun 2009
KabupatenKota Indeks Kondisi Faktor
Peringkat Kabupaten Bogor
91,18 1
Kota Bandung 55,32 3
Kota Bogor 34,88 9
Kabupaten Cianjur 28,64 13
Kota Depok 11,75 20
Kota Bekasi 5,42 23
Kota Sukabumi 5,36 24
Hasil perhitungan pada Tabel 5.8, indeks kondisi faktor menunjukkan bahwa daya saing pariwisata kota Bogor tidak begitu tinggi dibandingkan
kabupatenkota lain di Jawa Barat, walaupun berada pada peringkat sembilan dengan nilai indeks sebesar 34,88. Ada beberapa hal yang menyebabkan
pariwisata kota Bogor cukup memiliki kondisi faktor yang lebih baik, diantaranya jumlah objek wisata yang terdapat di kota Bogor hanya sebanyak 14 buah tetapi
jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 5.620 orang. Selain 14 objek wisata tersebut, kota Bogor sebenarnya masih memiliki lokasi yang dapat dikembangkan
sebagai objek wisata seperti wisata kampung tour di Kelurahan Cikaret Pancasan Bogor, kebun penelitian tanaman obat industri Cimanggu, kawasan pedesaan Situ
Gede, dan pusat-pusat penelitian lainnya. Selain wisata-wisata tersebut ada juga wisata kesenian di Kampung Wisata Kesenian Sindangsari. Ramainya pengunjung
serta tingginya geliat usaha kerajinan ini, lebih jauh lagi dapat dijadikan sebagai salah satu objek wisata dalam bentuk wisata kesenian. Selain menjadi salah satu
sarana pelestarian budaya, juga dapat memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Tabel 5.8 Nilai dan Peringkat Indeks Kondisi Faktor Jawa Barat Tahun 2009
KabupatenKota Indeks Kondisi Faktor
Peringkat Kabupaten Bogor
91,18 1
Kabupaten Bandung 55,79
2 Kota Bandung
55,32 3
Kabupaten Purwakarta 55,08
4 Kabupaten Sukabumi
51,36 5
Kabupaten Garut 44,94
6 Kabupaten Subang
44,04 7
Kabupaten Bandung Barat 41,81
8
Kota Bogor 34,88
9
Kabupaten Sumedang 30,54
10 Kabupaten Karawang
30,13 11
Kabupaten Kuningan 29,28
12 Kabupaten Cianjur
28,64 13
Kabupaten Ciamis 25,41
14 Kabupaten Majalengka
21,12 15
Kota Cirebon 17,16
16 Kabupaten Bekasi
15,35 17
Kabupaten Tasikmalaya 13,94
18 Kabupaten Cirebon
12,99 19
Kota Depok 11,75
20 Kota Tasikmalaya
8,63 21
Kabupaten Indrmayu 6,94
22 Kota Bekasi
5,42 23
Kota Sukabumi 5,36
24 Kota Banjar
1,37 25
Kota Cimahi 26
Tenaga kerja yang terserap justru banyak karena bukan saja berasal dari objek wisata, tetapi juga dari akomodasi penunjang pariwisata lainnya. Dengan
banyaknya jumlah tenaga kerja yang terserap, maka secara tidak langsung membantu mengurangi pengangguran di kota Bogor. Tenaga kerja di pariwisata
kota Bogor mempunyai kualitas cukup baik. Menurut Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan Kota Bogor, hal ini tidak lepas dari dukungan dan upaya baik dari pihak pemerintah dan pihak lain seperti PHRI Perhimpunan Hotel dan Restoran
Indonesia, Asita Association of Indonesian Travel Agents, serta perhimpunan pramuwisata Indonesia. Salah satu program yang dilaksanakan adalah melakukan
pelatihan tenaga kerja di bidang sumber daya manusia kepariwisataan. Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pelayanan terhadap para wisatawan yang
berkunjung ke kota Bogor. Oleh karena itu, dengan kondisi faktor yang lebih baik dan berkualitas untuk pariwisatanya, maka kota Bogor akan lebih mampu
meningkatkan produktivitas dan daya saingnya dibandingkan derah lain di Jawa Barat.
5.2.2 Kondisi Permintaan