anggaran pemerintah, kondisi jalan baik, dan jumlah hotel dijadikan faktor yang kurang unggul dan menjadi tantangan dalam daya saing pariwisata kota Bogor.
Dapat disimpulkan, faktor yang dapat diunggulkan untuk mendukung daya saing pariwisata kota Bogor adalah permintaan dari wisatawan yang cukup
tinggi dengan melihat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan jumlah kunjungan wisatawan nusantara lokal. Selain itu, faktor lain yang bisa
diandalkan untuk mengungguli daya saing pariwisata adalah industri pendukung dan terkait terutama jumlah restoran dan biro perjalanan wisata serta jumlah
tenaga kerja. Sementara faktor strategi daerah, yaitu infrastruktur jalan dan anggaran pemerintah serta jumlah objek wisata dan jumlah hotel kurang unggul
karena nilai indeksnya yang tidak begitu tinggi dibandingkan seluruh kabupaten.kota di Jawa Barat. Oleh karena itu, keunggulan-keunggulan tersebut
harus dipertahankan dan faktor yang tidak unggul harus ditingkatkan agar pariwisata kota Bogor mampu berdaya saing dengan yang lain.
5.4 Strategi Kebijakan yang Harus Dilakukan Pemerintah Kota Bogor
Pemerintah daerah yang telah diberi kewenangan yang lebih luas untuk mengatur dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan pemerintah bagi
kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah yang bersangkutan harus secara optimal melaksanakannya, salah satunya meningkatkan sektor ekonomi yang
memiliki potensi untuk dikembangkan. Hal ini akan memengaruhi keberlangsungan pembangunan ekonomi daerah tersebut.
Pariwisata kota Bogor merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki potensi yang besar, namun ada tantangan aspek yang harus dihadapi
pemerintah daerah, yaitu: 1. Pengembangan potensi objek wisata
2. Peningkatan kualitas infrastruktur aksesibilitas 3. Peningkatan anggaran pemerintah
4. Peningkatan fasilitas sarana kepariwisataan Tantangan-tantangan tersebut seharusnya bukan menjadi hambatan bagi
peningkatan pariwisata kota Bogor. Pemerintah daerah harus mempunyai strategi kebijakan yang tepat yang pada akhirnya akan memengaruhi pembangunan
ekonomi kota Bogor. Dalam skala nasional pembangunan sektor pariwisata telah dituangkan dalam berbagai kebijakan pemerintah. Kebijakan pembangunan sektor
pariwisata mulai dimasukkan dalam Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden dan Peraturan Daerah. Sektor pariwisata masih dijadikan
sebagai salah satu sektor yang diharapkan dapat diandalkan untuk pengembangan ekonomi, untuk itu maka pengembangan pariwisata dilakukan dengan melalui
pendekatan sistem yang utuh, terpadu, dan partisipatoris dengan menggunakan kriteria ekonomi, teknis, sosial budaya, hemat energi, melestarikan alam dan tidak
merusak lingkungan. Dalam Undang - Undang nomor 9 tahun 1990 Peran serta masyarakat
dalam kegiatan kepariwisataan tersebut adatah i masyarakat memiliki kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan kepariwisataan; dan ii dalam rangka proses pengambilan
keputusan, Pemerintah dapat mengikutsertakan masyarakat melalui penyampaian saran, pendapat, dan pertimbangan.
Berdasarkan analisis daya saing pariwisata kota Bogor yang telah dibahas sebelumnya, dapat diketahui kondisi mana yang perlu diberi perhatian lebih oleh
pemerintah daerah kota Bogor agar kinerja dan potensi sektor pariwisata kota Bogor meningkat. Tabel di bawah ini dapat dilihat tantangan-tantangan dan
rekomendasi kebijakan untuk pemerintah kota Bogor.
Tabel 5.17 Tantangan dan Rekomendasi Kebijakan Peningkatan Daya Saing Pariwisata Kota Bogor
No. Tantangan Daya
Saing Rekomendasi Kebijakan
1. Strategi Daerah
• Infrastruktur jalan • Anggaran pemerintah
• Perbaikan dan upaya peningkatan kualitas sistem drainase
• Peningkatan anggaran pemerintah
2. Kondisi Faktor
• Jumlah objek wisata • Peningkatan potensi objek wisata
3. Industri Pendukung dan Terkait
• Jumlah hotel
• Pengembangan sarana kepariwisataan
Adapun strategi kebijakan yang sebaiknya ditetapkan pemerintah daerah kota Bogor terkait peningkatan daya saing pariwisata antara lain:
1. Perbaikan dan upaya-upaya peningkatan kualitas sistem drainase Peningkatan kualitas infrastruktur terutama jalan yang dijadikan
aksesibilitas masyarakat kota memang menjadi tantangan tersendiri. Namun, peningkatan tersebut harus tetap dijalankan. Perbaikan dan peningkatan harus
disertai oleh penanganan yang terpadu, antara lain dengan memperhatikan saluran dan kondisi drainase di sekitarnya. Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena
curah hujan di kota Bogor yang tinggi. Selain itu, perlu peningkatan fungsi
pengawasan terhadap kualitas pekerjaan sehingga pembangunan jalan dapat sesuai dengan perencanaan dan umur teknis jalan. Program selanjutnya yaitu usaha
perencanaan jalan dalam upaya mencari berbagai alternatif akses jalan. Menurut kesepakatan Bogor Economic Summit 2010, pembangunan dan
peningkatan sarana jalan dapat melalui : 1.
Bogor Inner Ring Road BIRR. 2.
Bogor Outer Ring Road BORR. 3.
Jalan Tembus Sentul - Kandang Roda - Tegar beriman - Bojong Gede - Kemang.
4. Khusus untuk BORR di integrasikan dengan jalan tol Antasari - Depok -
Kemang Kabupaten. 2. Peningkatan anggaran pemerintah untuk pariwisata
Anggaran yang diberikan pemerintah daerah pada tahun 2009 tidak begitu besar yaitu kedua terendah setelah anggaran untuk lingkungan hidup. Anggaran
pemerintah lebih diprioritaskan untuk bidang pendidikan. Pengalokasian anggaran ini memang sudah dipikirkan bagaimana seharusnya alokasi tersebut disebarkan
sesuai dengan kebutuhan daerah yang paling diprioritaskan. Setidaknya, pemerintah daerah dapat melihat potensi yang ditunjukkan pariwisata kota Bogor
sehingga dapat menyediakan anggaran yang lebih besar dari sebelumnya tanpa menghilangkan prioritas kebutuhan daerah.
4. Pengembangan potensi objek wisata Jumlah objek wisata kota Bogor yang tercatat menurut Dinas Pariwisata
Jawa Barat sebanyak 14. Sebenarnya masih ada potensi objek wisata yang dapat
dikembangkan. Cara pengembangan potensi tersebut harus ada kerja sama dari dua pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus lebih menyediakan
informasi kepariwisataan kota Bogor melalui pameran-pameran pariwisata di tingkat propinsi, nasional, bahkan internasional. Dukungan dari masyarakat
berupa kesadaran potensi yang dimiliki agar masyarakat tetap menjaga bahkan meningkatkan potensi tersebut Selain melaui pameran, dapat juga melalui
program Bogor Visit Year yang perlu didukung bersama antara kabupaten dan kota Bogor yang melibatkan komponen-komponen lainnya.
4. Pengembangan sarana kepariwisataan Langkah ini dilakukan untuk membantu penyebaran informasi
kepariwisataan kota Bogor. Pemerintah kota Bogor harus lebih berkoordinasi dengan pihak swasta yang bergerak di bidang bisnis pariwisata khusunya bisnis
hotel. Dengan terus meningkatkan sarana dan prasarana tersebut, kegiatan kepariwisataan akan berjalan lebih lancar sehingga berpengaruh terhadap tingkat
kunjungan wisatawan. Strategi ini pun sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Kota Bogor 2010-2014 dimana untuk lebih
meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, indikasi kegiatan yang dilakukan adalah penyediaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis
shift share pada tahun 2005-2006 dan 2007-2008,
sektor pariwisata kota Bogor mengalami pertumbuhan yang lamban dan berdaya saing kurang baik dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. Kemudian, pada tahun
2006-2007 dan tahun 2008-2009 pertumbuhan sektor pariwisata kota Bogor tetap mengalami pertumbuhan lamban tetapi mampu berdaya saing lebih baik
dibandingkan daerah lain di Jawa Barat. Selanjutnya, sektor pariwisata tahun 2005-2006 dan 2007-2008 memiliki keunggulan yang tidak kompetitif namun
berspesialisasi, sedangkan pada tahun 2006-2007 dan 2008-2009 memiliki keunggulan kompetitif dan berspesialisasi.
2. Sejalan dengan analisis shift share pada tahun 2008-2009, sektor
pariwisata kota Bogor memiliki daya saing yang cukup tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Barat dengan rata-rata tertimbang berada pada
peringkat empat dengan nilai indeks daya saing sebesar 36,92. Daya saing tersebut diukur dari empat faktor melalui pendekatan Porter’s Diamond, yaitu kondisi
faktor, kondisi permintaan, strategi daerah, dan industri pendukung dan terkait. Pada kondisi faktor, pariwisata kota Bogor cukup berdaya saing dengan peringkat
ke sembilan. Kondisi permintaan menempatkan kota Bogor di peringkat empat, dan strategi daerah menempatkan daya saing pariwisata tidak begitu tinggi di
peringkat 15, serta industri pendukung dan terkait menjadikan pariwisata kota Bogor cukup tinggi di peringkat empat. Sementara daya saing pariwisata kota