Fungsi Klasifikasi Alat dan Mesin Pengendalian Secara Kimia

10 efektif dilakukan untuk gulma yang pendek. Sembiring 1981 menyatakan mengenai cara pemberantasan alang-alanggulma secara mekanis bermaksud menekan pertumbuhan alang-alang dengan memotong-motong rhizom, mengangkatnya ke permukaan untuk dikeringkan, membenamkan potongan rhizom ke dalam tanah. Soeryani 1970 diacu dalam Sembiring 1981 menyatakan terpotong-potongnya rhizom dapat mematahkan dominasi pucuk apical dominance yang menyebabkan tumbuhnya mata tunas dan mengakibatkan berkurangnya cadangan makanan dalam rhizom. Perihal waktu pelaksanaannya Setyamidjaja 1992 menyatakan bahwa pengendalian gulma secara mekanis lebih tepatnya dimulai sejak tanaman berumur 3-4 minggu dan diulangi 1-2 kali pada waktu gulma telah tumbuh lebat.

C. Alat dan Mesin Pengendalian Secara Kimia

Masalah pengendalian hama serangga dan penyakit tumbuhan menyebabkan perlunya sebagian petani dan pekebun buahan-buahan untuk menambahkan dalam alat usahatani mereka mesin-mesin untuk pemberian pestisida baik dalam bentuk debu maupun cairan Smith dan Wilkes 1976. Berdasarkan pernyataan tersebut maka untuk mengaplikasikan bahan kimia termasuk herbisida diperlukan alat dan mesin. Menurut Daywin 1992, saat ini sudah ada dua jenis alat yaitu sprayer dan duster, duster adalah alat yang digunakan untuk menghembuskan bahan kimia berbentuk tepung atau butiran halus sedangkan sprayer merupakan alat yang digunakan untuk menghembuskan bahan kimia berbentuk cairan. Duster memiliki konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan sprayer dan bagian-bagian yang bergerak lebih sedikit. Sprayer pertama kali dikembangkan dan digunakan untuk pemberian fungisida dalam pengendalian penyakit tanaman anggur di sekitar Borduex, Perancis. Sprayer tangan untuk memberantas serangga dikembangkan antara tahun 1850 – 1860 oleh John Bean dari California, D. B. Smith dari New York dan Brandt bersaudara dari Minnesota. Sprayer dengan tenaga motor bensin dikembangkan sekitar tahun 1900. Penyemprot yang dipasang pada traktor belum dikembangkan sampai beberapa tahun setelah diperkenalkan traktor untuk tanaman larikan pada tahun 1925. Palang penyemprot dipasang pada pesawat udara pertama kali pada awal tahun 1940-an Smith dan Wilkes 1976.

1. Fungsi

Sprayer Menurut Bronson dan Anderson dalam Smith 1990, fungsi utama dari suatu sprayer adalah memecah cairan menjadi tetes-tetes dengan ukuran yang efektif untuk didistribusikan secara merata di atas permukaan atau ruang yang harus dilindungi. Fungsi lain adalah mengatur banyaknya pestisida untuk menghindarkan pemberian yang berlebihan yang terbukti bersifat merusak atau merupakan pemborosan. Sedangkan tujuan utama dari penyemprotan obat anti hama dengan menggunakan sprayer adalah untuk melindungi tanaman dari jasad pengganggu dalam batas-batas yang menguntungkan petani Daywin et al 1992.

2. Klasifikasi

Sprayer Tenaga yang digunakan untuk menggerakkan pompa pada sprayer bisa berasal dari tenaga manusia sebagai operator, motor bakar bensin, ataupun putaran dari PTO suatu traktor. Menurut Smith 1990, sprayer dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan tenaga penggeraknya, yaitu: a. Sprayer dengan penggerak tangan hand operated sprayer, yang terdiri atas: 1 Hand sprayer, yaitu sprayer yang berukuran kecil dan khusus untuk keperluan di lapangan rumah, taman dan penyemprotan ringan lainnya. 11 2 Sprayer otomatis: yaitu sprayer dengan tekanan tinggi dimana tekanan diberikan atau dibentuk melalui pemompaan sebelum penyemprotan dilakukan. Sprayer ini disebut juga comprassed air sprayer dengan tekanan dalam tangki sekitar 140 – 200 psi atau 10 – 14 kgcm 2 . 3 Sprayer semi otomatis, yaitu sprayer yang bentuk fisiknya menyerupai sprayer otomatis tetapi tidak memerlukan tekanan tinggi. Pembentukan tekanan melalui pemompaan yang diberikan sebelum dan selama penyemprotan berlangsung. 4 Jenis-jenis lainnya seperti bucket sprayer, barrel sprayer, cheel barrow sprayer, slide pump sprayer. Pada tipe-tipe ini tangki dan pompa tidak tersusun dalam satu unit, melainkan saling terpisah. b. Sprayer bermotor power sprayer: menggunakan sumber tenaga penggerak dari motor bakar atau motor listrik atau PTO traktor. Ada beberapa tipe dari power sprayer yaitu hydraulic sprayer sprayer, hydraulic-pneumatic sprayer: blower sprayer: aerosol generator. Menurut Barus 2003 sprayer dibagi menjadi tiga jenis yaitu hand atau knapsack sprayer, motor sprayer dan CDA sprayer. Controlled Droplet Application CDA sprayer merupakan sprayer yang tidak menggunakan tekanan udara untuk menyebarkan larutan herbisida ke arah gulma sasaran, melainkan berdasarkan gaya gravitasi dan putaran piringan. Putaran piring digerakkan oleh dynamo dengan sumber tenaga baterai 12 volt. Putaran piringan sekitar 2000 rpm dan butiran yang keluar berbentuk seragam dengan ukuran 250 mikron. Ukuran butiran 250 mikron merupakan ukuran butiran yang optimal untuk membasahi permukaan gulma dan meresap ke dalam jaringan gulma. Menurut Barus 2003 hand sprayer atau alat semprot punggung merupakan sprayer yang paling banyak digunakan di perkebunan. Prinsip kerjanya, larutan dikeluarkan dari tangki akibat adanya tekanan udara melalui tenaga pompa yang dihasilkan oleh gerakan tangan penyemprot, pada waktu gagang pompa digerakkan, larutan keluar dari tangki menuju tabung udara sehingga tekanan di dalam tabung meningkat. Keadaan ini menyebabkan larutan herbisida dipaksa keluar melalui klep dan selanjutnya diarahkan oleh nosel ke gulma sasaran. Pada penggunaan hand sprayer, tekanan udara yang dihasilkan harus diusahakan agar tetap konstan, tekanan pompa yang tidak konstan mengakibatkan butiran-butiran herbisida tidak seragam dari waktu ke waktu. Dari seluruh butiran yang dihasilkan, sekitar 80 berukuran 100 mikron. Hal ini menyebabkan terjadinya drift karena butiran yang kecil dan halus mudah terbawa oleh hembusan angin. Menurut Hardjosentono dkk 2000 ada dua jenis alat penyemprot tanganpenyemprot gendong hand sprayer yang lebih dikenal di Indonesia yaitu penyemprot semi otomatis lihat gambar 1a dan penyemprot otomatis lihat gambar 1b. Perbedaan kedua penyemprot tersebut terletak pada sistem pemompaan. Penyemprot semi otomatis menggunakan tipe pompa cairan pompa isap, dalam pengoperasiannya pemompaan tambahan diperlukan terus-menerus selama pekerjaan penyemprotan berlangsung agar diperoleh kondisi semprotan yang konstan. Penyemprot otomatis menggunakan tipe pompa angin, dalam pengoperasiannya memerlukan sejumlah pemompaan untuk memasukkan angin udara sehingga terdapat cukup tekanan udara untuk menyemprotkan habis seluruh cairan yang ada di dalam tangki, tanpa pemompaan ulang. 12 a b Gambar 1. Penyemprot tipe gendong Hardjosentono 2000; a Tipe semi otomatis b Tipe otomatis

3. Komponen Utama Sprayer