Pengaruh Pengendalian dengan Mesin Potong Rumput Pengaruh Perlakuan Terhadap Selisih Penutupan Gulma dan Tinggi

41 Gambar 27. Perbandingan pengaruh perlakuan antar tiga kombinasi terhadap penutupan gulma di areal dominan rerumputan

F. Pengaruh Pengendalian dengan Mesin Potong Rumput

Perlakuan mesin potong rumput hanya dilakukan di areal dominan alang-alang. Hal ini dilakukan karena cara pengendalian ini telah diterapkan oleh pemilik kebun tebu di Cimahpar sejak pertama kali membudidayakan komoditas tebu. Bentuk fisik alang-alang yang cenderung lebih tinggi daripada rerumputan biasa merupakan salah satu alasannya. Oleh mesin ini alang-alang dipotong dibagian pangkal, sehingga rhizomnya masih hidup karena berada di dalam tanah. Penutupan gulma mulai bertambah pada 2 MSA ke 3 MSA hingga 12 MSA Lampiran 13. Meskipun penutupan gulma pada 12 MSA lebih kecil daripada 0 MSA tetapi areal tersebut masih didominasi oleh alang-alang yang ditandai dengan tingginya SDR seperti gambar 28. Sebelum perlakuan SDR alang-alang sebesar 50.96 dan ternyata meningkat menjadi 54.47 pada 12 MSA. Rhizom alang-alang yang tidak dapat dimatikan oleh mesin ini memungkinkan alang-alang untuk berkembang biak kembali. Gambar 28. Pengaruh mesin potong rumput terhadap SDR jenis gulma 92.5 4.75 0.25 0.5 4.75 20.75 44 95 3.75 1.5 1.5 4.75 9 99.25 68.75 4.25 13.25 21.25 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 MSA 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA 10 MSA 12 MSA MMK MKM KMM 50.96 54.47 27.40 28.15 21.64 17.38 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 MSA 12 MSA Imperata cylindrica Asystasia gangetica Ageratum conyzoides 42

G. Pengaruh Perlakuan Terhadap Selisih Penutupan Gulma dan Tinggi

Gulma Adanya perlakuan yang terdiri dari satu atau lebih aplikasi dapat mempengaruhi penutupan gulma dan ketinggian gulma, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Namun pengaruhnya berbeda- beda, dengan menghitung selisih setiap 2 MSA antar kedua parameter tersebut dapat diketahui parameter yang lebih respon terhadap aplikasi alat. Tabel 12 dan tabel 13 merupakan selisih atau rata- rata kenaikan pada penutupan gulma dan tinggi gulma di areal dominan alang-alang. Angka negatif merupakan respon parameter yang mengalami penurunan dari 2 MSA sebelumnya. Dari data tersebut terlihat bahwa penurunan penutupan gulma tidak berbanding lurus dengan penurunan tinggi gulma, hal tersebut ditandai dengan tidak samanya tanda negatif pada beberapa kolom-baris antara tabel penutupan dan tabel tinggi. Salah satunya adalah perlakuan MK pada periode 4 ke 6 MSA pada areal dominan alang-alang, untuk penutupan gulma mengalami penurunan tetapi untuk tinggi gulma mengalami kenaikan. Semua perlakuan pada aplikasi pertama 0 ke 2 MSA dapat menurunkan penutupan gulma dan tinggi gulma. Penurunan karena aplikasi mekanis lebih tinggi daripada penurunan karena aplikasi kimia. Di areal dominan rerumputan pun demikian, selisih penutupan gulma tidak berbanding lurus dengan selisih kenaikan tinggi gulma. Penurunan penutupan gulma dan tinggi gulma lebih lebih respon terhadap aplikasi mekanis daripada aplikasi kimia. Tabel 12. Selisih penutupan gulma di areal dominan alang-alang Tabel 13. Selisih tinggi gulma di areal dominan alang-alang cm 43 Tabel 14. Selisih penutupan gulma di areal dominan rerumputan Tabel 15. Selisih tinggi gulma di areal dominan rerumputan cm Secara analisa tabulasi terlihat bahwa kombinasi dua kali aplikasi mekanis dan aplikasi kimia satu kali dengan bahan aktif glyiphosate MMK pada interval 2 minggu menunjukkan hasil yang memuaskan dalam mengendalikan gulma di areal dominan alang-alang. Keadaan sebelum aplikasi areal tebu ini didominasi oleh alang-alang dan perlakuan MMK dapat menghentikan pertumbuhan alang-alang hingga tidak terjadinya re-growth. Selain perlakuan MMK yang dapat menghilangkan atau menghentikan alang-alang dari areal dominan alang-alang adalah perlakuan KMM dan MKM. Hilangnya pertumbuhan alang-alang ini ditandai dengan SDR alang-alang yang bernilai 0. Namun permasalahan baru telah muncul dengan tumbuh dan meningkatnya dominasi gulma lain yang sebelum perlakuan merupakan gulma minoritas. Pengaruh perlakuan MMK lainnya adalah gulma yang tumbuh pada 12 MSA hanya satu jenis yaitu Ageratum conyzoides. Pengendalian gulma di areal dominan rerumputan yang sebelum perlakuan didominasi oleh gulma berspesies paspalum conjugatum atau rumput pait dapat dikendalikan secara baik oleh perlakuan aplikasi mekanis dua kali dengan aplikasi kimia diantara aplikasi mekanis MKM. Perlakuan ini menunjukkan hasil penekanan pertumbuhan gulma terbaik dalam penutupan gulma dan tinggi gulma. Perlakuan MK merupakan perlakuan terbaik dalam mengurangi jumlah jenis gulma. Perlakuan KMM merupakan perlakuan terbaik dalam menekan dominasi rumput pait. Masalah baru pada perlakuan yang diaplikasikan di areal dominan rerumputan pun sama dengan yang dilakukan di areal dominan alang-alang yaitu muncul dan tingginya dominasi gulma baru. Asystasia gangetica dan Ageratum conyzoides merupakan dua spesies gulma yang sering ditemukan setelah perlakuan. Pengendalian pada lahan dominasi alang-alang lebih berat dibandingkan dengan pengendalian pada lahan yang ditumbuhi 44 rerumputan biasa, karena alang-alang selain mempunyai kerapatan yang tinggi juga karena adanya rhizome di dalam tanah yang memiliki daya tumbuh yang kuat. Keuntungan dari penggunaan walking type cultivator sebagai alat pengendalian gulma adalah karena gulma tidak saja mengalami pemotongan rhizomenya tetapi juga mengalami pembalikan dalam arti bahwa rhizome yang terpotong tersebut dikeluarkan dari dalam tanah sehingga oleh panas matahari menjadi kering dan tidak dapat berkecambah lagi. Meskipun alat ini tidak sepenuhnya dapat menghilangkan alang-alang tetapi masih lebih baik bila dibandingkan dengan alat lainnya yang hanya berfungsi sebagai alatpemangkas alang- alang diatas permukaan tanah. Alat pemangkas alang-alang contohnya adalah mesin potong rumput. Pembabatan alang-alang merupakan cara pemberantasan yang paling cepat tetapi sifatnya hanya sementara, karena dalam kurun waktu yang singkat alang-alang dapat tumbuh subur kembali bahkan kerapatan dapat melebihi kerapatan semula Satari, a.m. 1964 dalam Lumintang. Dari hasil pengendalian gulma dengan mesin potong rumput bahwa penutupan gulma pada 12 MSA sebesar 24.25 yang masih didominasi oleh alang-alang dengan rasio sebesar 50.33. Agar teknik pengendalian gulma lebih mudah, maka pada areal tebu yang didominasi oleh alang-alang sebaiknya diberantas terlebih dahulu oleh mesin potong rumput dan kemudian dilanjutkan dengan walking type cultivator. Sehingga, pekerjaan dengan walking type cultivator tidak terlalu berat dan alang-alang tidak tumbuh lagi. 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Perlakuan aplikasi mekanis dua kali dengan aplikasi kimia oleh glyphosate setelah aplikasi mekanis MMK menunjukkan hasil penekanan pertumbuhan gulma terutama alang-alang yang terbaik dalam persentase penutupan dan tinggi gulma. 2. Perlakuan aplikasi mekanis dua kali dengan aplikasi kimia oleh paraquat diantara aplikasi mekanis MKM menunjukkan hasil penekanan pertumbuhan gulma terutama rumput pait yang terbaik dalam persentase penutupan dan tinggi gulma. 3. Perlakuan tiga kombinasi MKM dan KMM dapat menghentikan pertumbuhan alang-alang kembali atau re-growth dengan nilai Summed Dominance Ratio SDR sebesar 0 pada 12 MSA. 4. Aplikasi kimia dengan paraquat dapat menimbulkan gejala keracunan pada tebu karena adanya perubahan warna namun tidak menyebabkan kematian dan aplikasi kimia dengan glyphosate tidak menimbulkan gejala keracunan pada tebu.

B. Saran

1. Hand sprayer dan walking type cultivator harus dapat dipastikan dalam keadaan baik hingga penelitian selesai atau ada cadangan dengan hasil kalibrasi yang sama, karena penelitian dilakukan secara kontinu dan tidak bisa ditunda ketika sudah mulai. 2. Perlu dicari suatu metoda pengendalian gulma secara kimia, mekanis dan kombinasi pada dosis, jenis bahan aktif dan interval waktu yang lain. 3. Penelitian selanjutnya ada kajian mengenai biaya yang dikeluarkan dari setiap perlakuan, sehingga dapat menentukan metode pengendalian yang lebih tepat dalam menekan pertumbuhan gulma dan biaya. 4. Fungsi pisau rotary walking type cultivator Yanmar Te 550 n untuk mengkultivasi tanah dan sebagai penggerak cultivator untuk bergerak maju, hal ini menyulitkan operator dalam menjaga kekonstanan kecepatan kerja sehingga pengukuran kapasitas kerja kurang akurat. Oleh karena itu, perlu dicari mesin lain untuk menerapkan aplikasi mekanis.