4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Gulma di Kebun Tebu
Pengertian gulma selalu dikaitkan dengan perencanaan penggunaan sesuatu lahan, contohnya pada kondisi tertentu alang-alang masih berguna bagi manusia karena dapat mengurangi erosi dan
meningkatkan bahan organik dalam tanah. Namun, bila lahan tersebut akan dipergunakan untuk budidaya tanaman pokok maka berubahlah statusnya menjadi gulma. Menurut Moenandir 1988
gulma selalu berada dimana ada tanaman tumbuh karena gulma selalu berasosiasi dengan tanaman tertentu. Dengan sendirinya gulma juga ada di sekitar tanaman dan saling berinteraksi. Salah satu
bentuk interaksi adalah persaingan atau kompetisi. Persaingan gulma dalam memperebutkan unsur hara, air, cahaya matahari dan ruang akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman pokok
Tjitrosoedirdjo et al 1984. Gulma didefinisikan sebagai tanaman yang tidak diinginkan tumbuh pada tempat-tempat dimana tanaman pokok dibudidayakan oleh manusia Humbert, 1968. Secara
anthroposentris, gulma dapat didefinisikan sebagai semua jenis vegetasi atau tumbuhan yang menimbulkan gangguan pada lokasi tertentu terhadap tujuan yang diinginkan manusia dan sejenis
tumbuhan yang individu-individunya sering kali tumbuh pada tempat-tempat dimana mereka menimbulkan kerugian pada manusia. Secara ekologis, gulma juga dapat didefinisikan sebagai
tumbuhan yang telah beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap segala aktifitas manusia Sastroutomo 1990. Gulma dapat berkembangbiak dengan menggunakan rhizome
dan biji. Gulma yang berkembangbiak dengan biji sering sulit untuk dikontrol atau dikendalikan ketika gulma mencapai fase perkecambahan di sekeliling areal tanaman. Gulma yang
berkembangbiak dengan akar sangat sulit dikontrol secara mekanis. Sering dijumpai beberapa akar gulma tetap berada pada kondisi yang sesuai untuk melanjutkan pertumbuhannya Humbert 1968.
Menurut Kuntohartono 1987, gulma merupakan kendala utama di areal perkebunan tebu terutama karena terjadi peningkatan kelebatan pertumbuhan gulma yang cepat dan lebat dengan
berbagai macam spesies yang mendominasi. Padahal pada masa-masa tertentu tebu harus terhindar dari persiangan gulma, salah satunya adalah ketika tebu pada masa bertunas dan memulai fase anakan.
Masa tersebut merupakan masa kritis pertumbuhan tebu dan selepas masa kritis tersebut tebu mampu bersaing dengan gulma. Gulma tumbuh rapat sejak tanaman tebu berumur 4-6 minggu dan sangat
lebat pada saat umur tanaman tebu 8-12 minggu. Kehadiran gulma akan mempersulit pemeliharaan dan pemanenan serta menurunkan kualitas
penebangan tebu, baik yang dilakukan secara manual, maupun mekanik. Peng 1984 menyatakan bahwa penurunan hasil yang disebabkan oleh gulma pada pertanaman tebu bisa mencapai 6.6
– 11.7 pada berbagai jenis tanah yang beragam. Pengaruh buruk yang diberikan oleh gulma dapat
dilihat pada berkurangnya jumlah anakan tebu, batang tebu menjadi kecil, ruas pendek-pendek dan berwarna pucat.
Menurut Setyamidjaja dan Azharni 1992, macam spesies gulma di kebun tebu sangat ditentukan oleh cara mengolah tanah dan macam tanaman budidayanya. Pengolahan tanah
menyeluruh dengan membajak akan mengurangi kepadatan berbagai spesies gulma dari keluarga poaceae, tetapi dapat menambah pertumbuhan teki dan berbagai spesies gulma berdaun lebar. Pada
lahan tegalan, macam spesies gulma pada pertanaman baru agak berbeda dengan keprasannya, karena waktu pertumbuhan tanaman baru jatuh pada awal musim hujan, sedangkan waktu pertumbuhan
5 keprasan adalah musim kemarau. Beberapa spesies gulma yang ada di kebun tebu dapat dilihat pada
tabel 3 dan tabel 4.
Tabel 3. Spesies gulma penting di kebun tebu lahan sawah
Sumber: Setyamidjaja 1992 Tabel 4. Spesies gulma penting di kebun tebu lahan tegalan
Gulma Di pulau Jawa
Di luar pulau Jawa
Berdaun sempit Echinochloa colonum
Echinochloa colonum Dactyloctenium aegyptium
Dactyloctenium aegyptium Rottboelia exaltata
Imperata cylindrica Digitaria sp
Rottboelia exaltata Eleusine indica
Berdaun lebar Amaranthus spinosus
Amaranthus spinosus Commelina benghalenisis
Mimosa invisa Centrosema pubescens
Mikania cordata Ageratum conyzoides
Boreria alata Teki-tekian
Cyperus rotundus Cyperus rotundus
Sumber: Setyamidjaja 1992
B. Teknik Pengendalian Gulma