Penutupan Gulma Tinggi Gulma Kerusakan Tanaman Tebu

22

3. Aplikasi Perlakuan

Sebelum aplikasi perlakuan, semua alat dan bahan sudah disiapkan serta daerah aplikasi sudah ditentukan. Semua perlakuan dilakukan pada pagi hari terutama aplikasi kimia dan diperkirakan tidak turun hujan pada saat penyemprotan serta selama enam jam setelah penyemprotan. Beberapa aplikasi dilakukan setiap 2 minggu sekali berdasarkan komposisi perlakuan yang sudah ditentukan. Adapun pembatas-pembatas yang kemudian digunakan adalah: aplikasi penyemprotankimia dilakukan dengan ketinggian semprot yang minimal, tekanan yang maksimal dan nosel yang jumlah lubangnya paling sedikit. Ketiga faktor ini akan dapat menghasilkan taraf keseragaman butiran semprot yang optimal, berdasarkan hasil penelitian Susanto 2001 nosel dari tanah setinggi 50 cm dengan tekanan 8 kgcm 2 dan nosel yang memiliki satu lubang. Selama aplikasi, nosel dipertahankan setinggi 50 cm dari tanah atau kira-kira setinggi lutut dan tekanan dipertahankan antara 4 – 8 kgcm 2 . Sehingga, ketika dipertengahan aplikasi tekanannya kurang dari 4 kgcm 2 , maka hand sprayer dipompa kembali hingga tekanannya mencapai 8 kgcm 2 . Aplikasi mekanis dilakukan dengan mengoperasikan walking type cultivator Yanmar Te 550 n dengan kecepatan gigi dua dan tingkat gas maksimalpenuh. Hal ini dipilih setelah dilakukan percobaan, apabila kecepatan gigi tiga dan empat mesin cultivator akan mati sedangkan pada kecepatan gigi satu putaran rotor pisau lebih rendah daripada posisi kecepatan gigi dua. Pisau rotary walking type cultivator dipasang pada hexagon rotor dan dibagian belakang walking type cultivator dipasangkan Bar Resistance H.

4. Pengamatan dan Pengukuran

Pengamatan dan pengukuran dimulai sebelum aplikasi dan setiap dua minggu, meliputi pengamatan pada tanaman tebu dan gulma selama 12 minggu. Parameter yang diukur meliputi :

a. Penutupan Gulma

Pengukuran dilakukan secara visual pada setiap alur tanaman yang disebabkan oleh gulma re-growth pertumbuhan gulma kembali dan new-growth gulma baru. Selang penutupan gulma antara 0 - 100 yang diamati pada 2, 4, 6, 8, 10 dan 12 MSA. Pengukuran penutupan gulma dilakukan dengan cara mengambil sampel secara acak dengan menggunakan kwadran sampel berukuran 50 cm x 50 cm. Pada kwadran sampel tersebut terdapat petakan-petakan berukuran 5 cm x 5 cm, sehingga dalam kwadran sampel terdapat 100 petak. Petak yang terisi gulma lebih dari setengahnya dihitung sebagai petak terisi gulma, seperti yang diilustrasikan dalam gambar 10 berikut ini satuan dalam cm. Gambar 10. Ilustrasi pengukuran dalam kwadran sampel 23 Penutupan gulma diukur 2 kali ulangan setiap perlakuan. Evaluasi hasil pengendalian dilakukan dua minggu setelah aplikasi dilakukan. Evaluasi dilakukan dengan cara menghitung jumlah gulma yang masih tumbuh setelah pengendalian dengan menggunakan kwadran. Dari hasil evaluasi hasil ini dapat dihitung efisiensi pengendalian dengan persamaan Hermawan dkk, 2010: Ef = x 100 5 dimana: Ef = efisiensi pengendalian gulma n awal = jumlah gulma awal pengukuran n akhir = jumlah gulma akhir pengukuran

b. Tinggi Gulma

Dalam kwadran sampel diukur juga mengenai tinggi gulma. Pengukuran tinggi dengan menggunakan mistar mulai dari dasar tanah hingga puncak gulma dengan mengambil satu jenis gulma tertinggi dalam petak kwadran. Tinggi gulma diukur 5 kali ulangan setiap kwadran sampelpengukuran penutupan gulma.

c. Kerusakan Tanaman Tebu

Tingkat kerusakan tebu meliputi keracunan disebabkan oleh aplikasi herbisida dan cacat oleh aplikasi cultivator, bagian yang diamati adalah daun dan batang tebu. Keracunan ditandai dengan adanya perubahan warna secara tidak normal pada bagian-bagian tebu. Cacat tebu ditandai dengan rusaknya bagian-bagian tebu secara fisik.

5. Pengolahan Data