– 0.5 - 0.25 Herbisida Berdasarkan Cara Aplikasi
8 Lebih lanjut Ardhita 2009 memaparkan bahwa pengendalian gulma setelah tumbuh post-
emergence adalah pengendalian gulma yang dilakukan pada saat gulma dan tebu sudah tumbuh, dilakukan dengan menggunakan herbisida. Pelaksanaan pengendalian gulma secara post-emergence
untuk tanaman tebu biasanya dilakukan 1 – 2 kali. Namun demikian, jika kondisi tajuk tebu kanopi
sudah saling menutup, maka post-emergence hanya dilakukan 1 kali. Pada kondisi tertentu dimana masih dijumpai gulma yang tumbuh atau gulma yang merambat sebagai akibat lebih awalnya aplikasi
post-emergence I atau kurang sempurnanya aplikasi post-emergence I, maka perlu dilaksanakan aplikasi post-emergence II. Post-emergence I dilakukan pada saat umur tanaman sekitar 2 bulan dan
post-emergence II dilakukan pada sekitar umur 4 bulan. Post-emergence baik I maupun II dilakukan dengan peralatan hand sprayer.
Menurut Ardhita 2009, herbisida banyak dijual di pasaran dengan berbagai nama dagang, akan tetapi yang terpenting dalam pemilihan suatu herbisida adalah bahan aktif yang terkandung di
dalam herbisida tersebut. Baik pre-emergence ataupun post-emergence memerlukan dosis yang tepat pada setiap aplikasinya. Tabel di bawah ini menampilkan beberapa jenis herbisida, konsentrasi dan
dosis yang sering digunakan untuk pengendalian gulma di perkebunan tebu : Tabel 5. Jenis dan dosis herbisida
Waktu Aplikasi
Jenis Tebu Umur Tanaman
hari Dosis literha
Diuron Ametryn 2.4D Paraquat Sticker Pre-emergence
PCRPCRC 1-5
2.5 -
1.5 -
- Post-Emergence 1
PCRPCRC 75
- 2
1.5 0.5
0.5 Post-Emergence 2
PCRPCRC 120
- -
- 1.5
0.5 Sumber: Arditha 2009
Tabel 6. Jenis dan konsentrasi herbisida untuk post emergence
Aplikasi Jenis dan konsentrasi herbisida200 liter air
Ametry n
Paraquat 2-4 Diamin
Stiker Post Emergence 1
Post Emergence 2
-
Alternatif 1
- Alternatif 2
1 -
1 0.25
– 0.5 0.75