Perlakuan Tunggal Pengaruh Pengendalian Secara Mekanis

33

D. Pengaruh Pengendalian Secara Mekanis

1. Perlakuan Tunggal

Kondisi plot pada areal dominan alang-alang sebelum perlakuan M mempunyai penutupan gulma rata-rata 81.75 dan tinggi rata-rata 27.39 cm. Penutupan gulma tersebut didominasi oleh alang-alang yang memiliki nilai SDR 53.83 Lampiran 3. Pada areal dominan rerumputan penutupan gulma sebesar 79.5 dengan tinggi rata-rata 8.63 cm yang didominasi oleh rumput pait dengan SDR 41.90 Lampiran 3. Setelah dilakukan aplikasi tunggal secara mekanis oleh walking type cultivator kondisi plot- plot perlakuan ini berubah. Dengan membandingkan kondisi ketika sebelum perlakuan atau 0 MSA, kondisi plot pada saat 12 MSA penutupan gulma rata-rata areal dominan alang-alang ini turun menjadi 30.75 dengan tinggi gulma rata-rata 9.35 cm. Tingkat dominasinya pun berubah, SDR alang-alang menjadi 18.63 dan Ageratum conyzoides mempunyai SDR yang paling besar yaitu 52.55. Di areal dominan rerumputan perubahan penutupan gulmanya tidak terlalu besar yakni sebesar 75.75 dengan tinggi gulma 15.34 cm. Spesies gulma yang mendominasi masih tetap rumput pait namun nilai SDR- nya menurun menjadi 37.14. Dinamika penutupan gulma yang terjadi akibat pengendalian tunggal secara mekanis dapat dilihat pada gambar 18. Kenaikan yang terjadi di areal dominan alang-alang lebih landai daripada kenaikan di areal dominan rerumputan. Di areal dominan alang-alang terjadi pergantian dominasi gulma yang menempatinya yaitu dari alang-alang berubah menjadi Ageratum conyzoides. Di areal dominan rerumputan meskipun sudah dilakukan aplikasi tunggal secara mekanis gulma yang mendominasi baik sebelum maupun sesudah perlakuan tidak berubah yaitu tetap spesies paspalum conjugatum, namun SDR nya turun Lampiran 19. Paspalum conjugatum merupakan rumput tahunan, tumbuh berumpun dan membentuk geragih yang panjang beruas-ruas, dari bukunya terbentuk tunas dan akar, membentuk sheet. Tiap ruas geragih potensial untuk tumbuh menjadi tumbuhan baru, sehingga pembabatan tidak dapat membarantas gulma ini, melainkan dapat memperluas penyebarannya. Selain itu bijinya ringan, mudah melekat pada alat-alat pengolahan tanah sehingga mempermudah penyebarannya. Mungkin karena itulah re-growth gulma ini lebih cepat dari pada gulma yang ada di areal dominan alang-alang serta dapat dikatakan bahwa pengendalian tunggal secara mekanis belum dapat menekan gulma yang didominasi oleh paspalum conjugatum. Pada 12 MSA di areal dominan alang-alang terdapat alang-alang yang masih tumbuh re-growth dengan SDR sebesar 18.63, sehingga perlakuan tunggal secara mekanis juga belum dapat mematikan dan menekan pertumbuhan alang-alang. Gambar 18. Pengaruh perlakuan tunggal mekanis terhadap penutupan gulma selama 12 MSA 81.75 10 16.75 23 25.5 29 30.75 79.5 10.75 30.5 47.75 57.75 72.75 75.75 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 MSA 2 MSA 4 MSA 6 MSA 8 MSA 10 MSA 12 MSA P en ut upa n gul m a M di areal dominan alang-alang M di areal dominan rerumputan 34 Aplikasi tunggal mekanis M dari beberapa perlakuan seperti M, MM, MMM, MK, MKM dan MMK mempunyai efisiensi pengendalian rata-rata sebesar 88.29 di areal dominan alang-alang dan 91.76 di areal dominan rerumputan Lampiran 14. Khusus untuk perlakuan tunggal mekanis M efisiensi pengendalian di areal dominan alang-alang sebesar 86.13 , efisiensi ini merupakan efisiensi 2 minggu setelah aplikasi M sedangkan pada 4 dan 6 minggu setelah aplikasi efisiensinya menurun masing-masing menjadi 77.10 dan 66.8. Menurunnya efisiensi pengendalian karena penutupan gulma setelah aplikasi semakin bertambah, sehingga dapat memperbesar selisih antara pentupan sebelum dan setelah aplikasi. Efisiensi pengendalian di areal dominan rerumputan sebesar 88.85 dan pada 4 minggu setelah aplikasi efisiensinya sebesar 65.56, pada 6 minggu sudah tidak efisien karena penutupan gulma 6 MSA lebih besar daripada penutupan gulma 0 MSA, kondisi ini terjadi di salah satu ulangan sehingga jika dihitung nilai efisiensinya negatif. Efisiensi pengendalian pada areal dominan alang-alang lebih besar dari areal dominan rerumputan, hal ini disebabkan oleh re-growth di areal dominan rerumputan lebih besar dan di areal dominan alang-alang perubahan dominansi spesies gulma lebih besar.

2. Perlakuan Ganda