3.8. Metode Pengolahan dan Analisis Data
Structural Equation Modeling SEM digunakan untuk menganalisis hubungan faktor-faktor kepuasan kerja tenaga kependidikan sebagai variabel
independen terhadap variabel dependen dalam hal ini kinerja tenaga kependidikan. Perangkat lunak LISREL 8.3 digunakan untuk menganalisis
dan mengolah data. Salah satu keunggulan metode SEM yakni mengukur suatu hubungan yang tidak bisa diukur secara langsung, Ghozali dan Fuad,
2005. Dalam hal ini hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan tidak bisa diukur secara langsung. Kepuasan kerja dan kinerja
dianggap sebagai faktor yang yang tidak bisa diukur secara langsung yang biasa disebut sebagai variabel laten.
Langkah-langkah SEM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan model berbasis konsep dan teori
Pada tahap ini dilakukan telaah teori yang mendalam tentang pengaruh kepuasan kerja terhadap peningkatan kinerja pegawai. Pada tahap ini
juga ditentukan variabel laten dan variabel indikator berdasarkan teori. 2.
Mengkonstruksi diagram path Pada tahap ini variabel laten dan variabel indikator dibentuk dalam
diagram path agar lebih memahami bentuk hubungan antar variabel. 3.
Konversi diagram path ke model struktural Pada tahap ini model struktural dan model pengukuran digambarkan
lebih jelas. 4.
Memilih matriks input Pada tahap ini matriks input dipilih dan dimasukkan ke dalam
perhitungan. 5.
Solusi standard model dan evaluasi goodness of fit index Pada tahap ini matriks input diolah dan melihat nilai goodness of fit
index dari model solusi standard. Ukuran-ukuran yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mendapatkan model yang sesuai dalam SEM
antara lain :
a. Nilai Chi-Square dan probabilitas P Merupakan pengujian seberapa dekat matriks hasil dugaan dengan
matriks data asal dengan menggunakan chi-square. Model yang baik membutuhkan nilai chi-square dengan nilai yang lebih kecil dari
pada nilai derajat bebasnya. b. P-value
Nilai p-value diharapkan lebih besar dari 0,05 atau 0,1, yaitu uji nyata. Bila hasil pengujian menunjukkan tidak nyata, berarti matrik
input dan matrik dugaan tidak berbeda atau sama, maka model yang diajukan dianggap cocok. P-value berkisar antara 0-1 dan model
persamaan struktural akan semakin baik, jika p-value mendekati 1. c.
Root Mean Square Error of Approximation RMSEA RMSEA mengukur kedekatan suatu model terhadap populasi.
RMSEA menunjukkan kecocokan model yang dikatakan baik, apabila nilainya kurang dari 0,1 dan buruk apabila lebih dari 0,1.
d. Goodness of Fit Index GFI Ukuran ini menunjukkan seberapa besar model mampu menerangkan
keragaman data. Semakin besar nilai yang diperoleh berarti model semakin baik. Batas minimal 0,9 sering dijadikan acuan suatu model
dikatakan layak. e. Adjusted Goodness-of-Fit Index AGFI
AGFI merupakan modifikasi dari GFI dengan mengakomodasikan derajat bebas model dengan model lain yang dibandingkan. Nilai 0,8
sering dijadikan acuan suatu model dikatakan layak. 6.
Interpretasi model Langkah terakhir adalah mengintepretasikan model solusi standard, yaitu
melihat besarnya pengaruh atau kontribusi variabel indikator terhadap variabel laten dan besarnya pengaruh antar variabel laten. Variabel
kepuasan kerja yang terdiri dari beberapa variabel laten dengan indikator manifest sebagai berikut :
1. Kompensasi : X1 = Keadilan dalam sistem penggajian
X2 = Pemberian kompensasi langsung dan tidak langsung gaji dan tunjangan yang sesuai dengan posisi atau jabatannya
X3 = Gaji yang diterima X4 = Pemberian insentif yang sesuai dengan keterampilan dan
kinerja X5 = Reward sesuai dan sebanding dengan hasil kerja
2. Kondisi kerja : X6 = Keamanan tempat kerja
X7 = Kenyamanan dan kebersihan tempat kerja X8 = Sarana pendukung dan peralatan kerja
3. Kebijakan institusi : X9 = Peraturan jam kerja
X10 = Beban kerja yang adil X11 = Kedisiplinan dalam penerapan peraturan
4. Hubungan antar pribadi : X12 = Komunikasi yang baik sesama rekan kerja dan atasan
X13 = Membuka diri dalam menerima pendapat dan kritik X14 = Jarang terjadinya konflik
5. Pengakuan : X15 = Penghargaan yang diberikan institusi
X16 = Perhatian atasan atas ide, usul dan saran X17 = Dilibatkan dalam pemecahan masalah yang terjadi
6. Pekerjaan itu sendiri : X18 = Tingkat pemahaman pekerjaan yang dikuasai mendukung
dalam pelaksanaan pekerjaan X19 = Kesempatan menggunakan keterampilan dan pengetahuan
baru yang dimiliki X20 = Pekerjaan yang dilakukan membuat keterampilan dan
pengetahuan bertambah
Dikorelasikan dengan variabel kinerja tenaga kependidikan yang terdiri dari beberapa variabel laten dengan indikator manifest :
1. Produktivitas : Y1 = Dapat menampilkan hasil kerja yang lengkap
Y2 = Dapat menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan tepat waktu 2. Inisiatifkreativitas :
Y3 = Mencari dan menerapkan ide kreatif dalam menyelesaikan pekerjaan
Y4 = Aktif mengemukakan pendapat dan saran Y5 = Membuat tempat kerja bersih, nyaman dan berbeda
3. Tanggung jawab : Y6 = Bersedia mengakui kesalahan dan memperbaiki kesalahan
tersebut Y7 = Dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam bekerja
Y8 = Kesediaan menambah jam kerja jika pekerjaan belum selesai 4. Kerja sama :
Y9 = Saling membantu satu sama lain Y10 = Dorongan atau semangat kerja kepada rekan kerja
Y11 = Kerja sama yang harmonis 5. Kedisiplinan :
Y12 = Bekerja tanpa disuruh atau diawasi atasan Y13 = Mematuhi peraturan dan menjaga kebersihan
Y14 = Frekuensi kehadiran Indikator manifest dari faktor-faktor yang menyebabkan
kepuasan kerja dan kinerja masing-masing diubah dalam proses dengan menggunakan software LISREL 8.30 Linear Structural Relationship.
Model pada penelitian ini disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Diagram lintas kerangka hubungan kepuasan kerja terhadap kinerja tenaga kependidikan
Kepuasan Kerja
Kinerja Produktivitas
Inisiatif
Tanngung Jawab
Kedisiplinan Kerja Sama
Y1 Y2
Y3 Y4
Y5
Y7 Y6
Y8 Y9
Y10 Y11
Y12 Y13
Y14
Kompensasi
Kondisi Kerja
X1 X2
X3 X4
X5
X7 X8
X6
Kebijakan Institusi
X9 X10
X11
Hubungan Antar Pribadi
X12 X13
X14 Pengakuan
X15
X17 X16
X18 X19
X20
Pekerjaan
3 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN