Analisis peluang wisata ROS

Tabel 8. Potensi ekologis pengunjung K dan Luasan area kegiatan Lt Jenis kegiatan ∑ Pengunjung orang Unit area Luas lahan Keterangan Sepeda air 2 15.000 m 2 Dihitung luas situ yang dibutuhkan untuk 2 orang 1 sepeda air untuk mengelilingi situ sebesar 15.000 m 2 Memancing 1 240 m² Setiap satu orang membutuhkan area untuk memancing sebesar 240 m² Duduk santai 2 16 m Setiap dua orang membutuhkan ruang untuk duduk santai sepanjang 16 m Outbound 10 700 m 2 Dihitung luas lokasi yang dibutuhkan untuk 10 orang 1 team untuk outbound adalah 700 m 2 Berkemah 2 169 m 2 Dihitung luas satu tenda 2 orang 9 m 2 dan jarak antar tenda 10 m Sumber: Modifikasi Yulianda 2007. Tabel 9. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata No Kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp jam Total waktu 1 hari Wt jam 1 Berkemah 24 24 2 Bersepeda air 0,5 9 3 Memancing 4 9 4 Duduk santai 2 9 5 Outbound 4 9 Sumber : Yulianda 2010.

3.4.4. Analisis peluang wisata ROS

Recreation Opportunity Spectrum merangkum keragaman dari recreation setting kondisi rekreasi berdasarkan pengalaman tertentu. Recreation setting attribute parameter kondisi kawasan rekreasi terdiri dari parameter fisik atau lingkungan physical attribute digunakan untuk mengetahui potensi sumberdaya, sosial social attribute dan pengelolaan managerial attribute. Gabungan dari parameter -parameter tersebut membentuk suatu rangkaian aktivitas yang mengarah pada suatu pengalaman Tabel 10. Tabel 10. Pemberian skor dan bobot Parameter Kriteria Skor Keterangan Potensi sumberdaya bobot 3 Kelimpahan ikan dan tanaman air sangat banyak 3 Baik Kelimpahan ikan dan tanaman air banyak 2 Cukup Kelimpahan ikan dan tanaman air sedikit 1 Kurang Kualitas perairan bobot 3 Secara umum perairan sesuai baku mutu 3 Baik Perairan kurang sesuai baku mutu 2 Cukup Perairan tidak sesuai baku mutu 1 Kurang Klimatologi bobot 3 Curah hujan 1500 mmtahun merupakan criteria beriklim kering 3 Baik Curah hujan 1500-2000 mmtahun merupakan criteria beriklim lembab yang tergantung pada lamanya musim hujan dengan 3-4 bulan kring 2 Cukup Curah hujan 2500-3000 mmtahun, merupakan riteria beriklim basah dengan 2-3 bulan kering 1 Kurang Pemandangan bobot 3 Indah dan nyaman 3 Baik Cukup indah dan cukup nyaman 2 Cukup Kurang indah dan kurang nyaman 1 Kurang Ketersediaan sarana dan prasarana bobot 3 Lengkap dan tidak ada yang rusak 3 Baik Lengkap dan ada yang rusak 2 Cukup Tidak lengkap dan ada yang rusak 1 Kurang Transportasi bobot 3 Tersedia sarana transportasi dalam jumlah yang memadai, kawasan mudah dijangkau 3 Baik Sarana transportasi tersedia dalam jumlah yang kurang memadai, kawasan mudah dijangkau 2 Cukup Tersedia sarana transportasi dalam jumlah yang kurang memadai, kawasan susah dijangkau 1 Kurang Media informasi dan komunikasi bobot 3 Jaringan telepon, televisi, radio, koran, majalah, internet 3 Baik Televisi, radio, koran, majalah 2 Cukup Televisi, radio 1 Kurang Kondisi wisata bobot 3 Baik sudah dikelola 3 Baik Baik belum dikelola 2 Cukup Kurang baik, tidak dikelola 1 Kurang Pembuangan limbah cair bobot 3 Dilakukan pengelolaan secara sistematis, ada pembatasan 3 Baik Pengelolaan sederhana 2 Cukup Tabel 10. lanjutan Parameter Kriteria Skor Keterangan Pembuangan limbah cair Belum dikelola, dibuang begitu saja ke perairan 1 Kurang SLTA – Akademi 3 Baik Tingkat pendidikan SD – SLTP 2 Cukup bobot 3 SLTA-Akademi 3 Baik SD-SLTP 2 Cukup Tidak sekolah-SD 1 Kurang Tenaga kerja bobot 3 Penduduk sekitar 3 Baik Orang luar dan penduduk sekitar 2 Cukup Orang luar dan penduduk sekitar 1 Kurang Demografi bobot 3 Kependudukan rendah 3 Baik Kependudukan sedang 2 Cukup Kependudukan tinggi 1 Kurang Persepsi terhadap kawasan bobot 3 Indah dan nyaman 3 Baik Cukup indah dan cukup nyaman 2 Cukup Tidah indah dan tidak nyaman 1 Kurang Isu bobot 3 Tidak terdapat permasalahan 3 Baik Permasalahan tidak mempengaruhi kawasan 2 Cukup Permasalahan mempengaruhi kawasan 1 Kurang Sumber : Modifikasi Cemporaningsih 2007, Yulianda 2007 dan Masrul 2002 in Rahmawati 2009. Pengelompokan parameter kondisi kawasan rekreasi Recreation Setting Attribute terdiri dari parameter fisik atau lingkungan, sosial dan pengelolaan sesuai dengan kegiatan yang ditemukan di kawasan wisata Situ Cigayonggong, kemudian mendeskripsikan kegiatan sesuai dengan parameternya. Berikut matrik parameter kawasan rekreasi Tabel 11. Kombinasi paremeter-parameter tersebut membentuk aktivitas tertentu yang mengarah pada suatu pengalaman, kemudian dilakukan perhitungan terhadap parameter kondisi kawasan rekreasi dengan menggunakan metode penskoring. Metode ini diperoleh dari masing-masing parameter kawasan rekreasi tersebut, kemudian diberi penilaian bobot berdasarkan pada tingkat kepentingan dalam penentuan kawasan ekowisata baik parameter fisik, sosial dan pengelolaannya. Tabel 11. Matriks parameter kawasan rekreasi Recreation Setting Atrribute No Recreation Setting Attribute Physical Attribute Deskripsi Managerial Attribute Deskripsi Social Attribute Deskripsi 1 Sumber daya alam Sarana prasarana Pendidikan 2 Pemandangan Transportasi Tenaga kerja asal 3 Kualitas perairan Kebijakan pengelolaan Persepsi terhadap kawasan 4 Klimatologi Kondisi wisata Isu Pembuangan limbah . 35

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Fisik dan Lingkungan Situ Cigayonggong

Situ Cigayonggong memiliki potensi sumberdaya yang mendukung untuk dijadikan sebagai kawasan wisata karena memiliki jenis ikan yang beragam dan jumlah ikan yang cukup banyak serta udara yang sejuk karena Situ Cigayonggong berada pada ketinggian 400 m dari permukaan laut dengan suhu rata-rata harian sebesar 18 o -23 o C. Situ Cigayonggong memiliki kedalaman maksimum ± 2 m dan luas perairan Situ Cigayonggong ± 3 ha hasil pengamatan dan wawancara dengan pengelola Situ Cigayonggong. . Di sekitar situ banyak terdapat vegetasi darat dan semak belukar, untuk menambah daya tarik dan keindahan situ tersebut sebaiknya semak belukar yang terdapat di sekitar situ dirapikan. Selain itu, Situ Cigayonggonggong yang terletak di Desa Kasomalang Wetan memiliki jumlah curah hujan yang relatif rendah yaitu jumlah curah hujan pada tahun 2009 sebesar 170.56 mm Dinas Pengairan Subang 2009. Curah hujan merupakan salah satu penyebab yang berpengaruh terhadap intentensitas pengunjung ke kawasan wisata, karena semakin tinggi jumlah curah hujan maka jumlah wisatan yang datang ke kawasan wisata semakin berkurang begitu pun sebaliknya. Selain itu, curah hujan tidak memberikan pengaruh terhadap frekuensi luasan situ, akan tetapi berpengaruh terhadap volume air situ. Jumlah curah hujan Kasomalang Wetan setiap bulannya mengalami fluktuasi Gambar 4. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yaitu 58.33 mm dan pada bulan juli- september memiliki curah hujan terendah, diduga bahwa pada bulan tersebut merupakan musim kemarau, namun hingga saat ini Situ Cigayonggong tidak mengalami kekeringan karena perairannya bersumber dari mata air yang berasal dari Gunung Tangkuban Perahu.