Lampiran 14. Prosedur kerja pengamatan parameter kualitas air
a. Pengukuran DO
1. Pindahkan air sampel ke dalam botol BOD sampai meluap, tutup kembali dan jangan sampai terbentuk gelembung
2. Tambahkan 0,5 ml Sulfamic Acid dengan pipet ke dalam air sampel, tutup botol BOD tersebut lalu aduk dengan cara membolak-balikan botol
3. Tambahkan 1 ml MnSO
4
dan 1 ml NaOH+KI ke dalam air sampel, kemudian tutup dan aduk botol dengan cara yang sama. Biarkan beberapa saat hingga
endapan coklat terbentuk di dasar botol BOD secara sempurna. 4. Lalu tambahkan 1 ml H2SO4 pekat dengan hati-hati, aduk dengan cara yang
sama hingga semua endapan terlarut. 5. Ambil 25 ml air dari botol BOD dengan pipet mohr atau gelas ukur, masukkan
ke dalam erlenmeyer dan usahakan jangan terjadi aerasi. 6. Titrasi dengan Na
2
S
2
O
3
hingga terjadi perubahan warna dari kuning tua kekuning muda, kemudian tambahkan indikator amylum 2-3 tetes hingga
terbentuk warna biru dan lanjutkan titrasi hingga warna biru hilang.
DO =
ml titran x normalitas x 8 x 1000 ml sampel x
ml botol BOD −ml reagen terpakai
ml botol BOD
b. Pengukuran BOD
1. Ambil air sampel sebanyak 1-2 liter dari kedalaman yang dikehendaki. Apabila kandungan organik diduga tinggi warna air agak keruh lanjutkan ke prosedur 2,
bila kandungan bahan organik rendah warna air agak jernih lanjutkan ke prosedur 3.
2. Encerkan air sampel 2-100 kali, tergantung tingkat kepekatan sampel, dengan menggunakan akuades bebas biota.
3. Tingkatkan kadar oksigen sampel dengan menggunakan aerator selama kurang lebih lima menit.
4. Pindahkan air sampel tersebut ke dalam botol BOD gelap dan terang sampai penuh. Air dalam botol BOD terang segera dianalisa kadar oksigen terlarutnya.
Botol BOD gelap yang telah diinkubasi pada suhu 20 C selama lima hari.
BOD = DO1-DO5 x faktor pengenceran
C. Kecerahan
1. Turunkan secchi disk dengan tali berskala ke dalam air sampai tidak tampak lagi dan catat kedalamannya.
2. Turunkan secchi disk sedikit lagi, kemudian perlahan-lahan tarik ke atas. Jika sudah mulai terlihat untuk pertamakalinya, catat kedalamannya.
3. Kemudian hitunglah rata-rata dari nilai kedalaman tersebut yang merupakan nilai dari kecerahan, dinyatakan dalam cm.
Lampiran 15. Jenis-jenis tanaman air yang ditemui di Situ Cigayonggong
Eceng gondok
Selada air
Cypyrus papyrus Iris kuning
Cabomba
Lampiran 16. Lampiran contoh jenis-jenis ikan di Situ Cigayonggong
Ikan lele
Ikan belut Ikan mujair
Ikan benteur Ikan mas
Lampiran 17. Aksebilitas menuju Situ Cigayonggong dan Peta desain tanaman air
s
Peta desain tanaman air Aksebilitas ke Situ Cigayonggong
U
STUDY OF TOURISM ZONE MANAGEMENT IN SITU CIGAYONGGONG, KECAMATAN KASOMALANG, SUBANG
Abstrac
Situ Cigayonggong artificial ground formed by human intervention and the water comes from springs. Situ Cigayonggong has some kind of potential support for the
development of tourism which are the natural and social resources of society. The purpose of this study is to identify the potential and the problems listed in situ region Cigayonggong,
evaluate systems management that have been deployed to the region and to make recommendations situ Cigayonggong sustainable tourism development plan. Respondents
who took the tourists 30 people, tourist anglers 30 people, communities about 30 people, and managers of the 5 people. Situ Cigayonggong total of about ± 3 hectares with a height of 400
m above sea level, has the cool air with temperatures averaging around 180-230 and the scenery is quite beautiful and crystal clear water. Water quality parameters measured were
brightness, color, temperature, odor, pH, DO, and BOD show is still appropriate when used as a tourist attraction and fisheries. Based on the analysis of the suitability of tourism
activities like water bicycle tours, fishing and outbound has a very precise level category while sitting back having the appropriate level. While the carrying capacity for each of the
tourism activities are as follows water bike has a capacity of carrying 32 people, 90 people fishing, outbound 75 people and sit back 44 people. ROS are used to identify the remote
control to handle the conflict due to the level of diversity of land-use natural factors, infrastructure and management of tourist areas and the balance in the use of the area.
Keywords : Tourism, Situ Cigayonggong, ROS
iii
RINGKASAN Kajian Pengelolaan Kawasan Wisata Situ Cigayonggong, Kecamatan
Kasomalang, Subang. Di bawah bimbingan Fredinan Yulianda dan Luky Adrianto.
Situ Cigayonggong merupakan situ buatan yang terbentuk melalui campur tangan manusia dan airnya bersumber dari mata air yang berasal dari Gunung
Tangkuban Perahu. Situ Cigayonggong memiliki beberapa potensi yang mendukung untuk pengembangan ekowisata yaitu sumberdaya alam dan sumberdaya sosial
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi potensi dan permasalahan yang terdapat di kawasan Situ Cigayonggong, mengkaji sistem pengelolaan yang
sudah diterapkan di kawasan Situ Cigayonggong dan mengidentifikasi rekomendasi rencana pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Juli 2010 di kawasan wisata Situ Cigayonggong, Kecamatan Kasomalang, Subang dan di laboratorium
Produktivitas lingkungan. Wilayah yang diamati yaitu keseluruhan kawasan wisata Situ Cigayonggong. Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer dan data sekunder tersebut diolah dengan menggunakan beberapa analisis yaitu analisis kualitas air, analisis Kesesuaian Wisata IKW, analisis Daya
Dukung Kawasan DDK serta analisis ROS. Responden yang diambil yaitu wisatawan 30 orang, wisatawan pemancing 30 orang, masyarakat sekitar 30 orang,
dan pihak pengelola 5 orang.
Situ Cigayonggong memiliki luas perairan sekitar ±3 hektar dengan ketinggian 400 m dari permukaan laut, memiliki udara yang sejuk dengan
temperatur udara rata-rata berkisar antara 18 – 23
C dan pemandangan yang cukup
indah serta perairan yang jernih. Parameter kualitas air yang diamati yaitu kecerahan, warna, suhu, bau, pH, DO dan BOD menunjukkan masih sesuai jika
dijadikan sebagai objek wisata dan perikanan. Berdasarkan analisis kesesuaian wisata kegiatan wisata seperti sepeda air, memancing dan outbound memiliki tingkat
kategori yang sangat sesuai sedangkan duduk santai memiliki tingkat kategori sesuai. Berdasarkan analisis daya dukung untuk masing-masing kegiatan wisata
adalah sebagai berikut sepeda air memiliki daya dukung 32 orang, memancing 90 orang, outbond 75 orang dan duduk santai 44 orang. Metode ROS digunakan untuk
mengidentifikasi status remote control kegiatan wisata berdasarkan pada tingkat keberagaman faktor alam, infrastruktur dan pengelolaan terhadap kawasan wisata
tersebut dan ditujukan untuk menangani permasalahan-permasalahan yang terjadi di kawasan wisata Situ Cigayonggong yaitu membersihkan gulma secara berkala untuk
mencegah terjadinya blooming tanaman air, melakukan pengolahan limbah sebelum limbah masuk ke perairan, pengerukkan lumpur secara berkala untuk mencegah
terjadinya pendangkalan, dan menyediakan sarana transportasi untuk wisatawan.
1
1. PENDAHULUAN