Faktor Pembatas Fisika-Kimia-Biologi Perairan Situ

7 c. Aspek fisik hidrologis Permasalahan aspek fisik hidrologis diantaranya semakin menurunnya kualitas perairan, adanya pendangkalan, dan penutupan perairan oleh gulma d. Aspek tata ruang Permasalahan aspek tata ruang diantaranya kurang terkendalinya perubahan akan tata guna lahan atau alih fungsi situ, batas daerah penguasaan situ belum jelas, serta belum adanya rencana yang detail akan pengembangan kawasan dan rencana teknis kawasan. e. Aspek sosial kemasyarakatan. Permasalahan aspek sosial kemasyarakatan diantaranya masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya fungsi dan manfaat situ, kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan situ.

2.2. Faktor Pembatas Fisika-Kimia-Biologi Perairan Situ

Faktor pembatas perairan tawar diantaranya suhu, kekeruhan dan debit arus Odum 1993. Parameter fisika yang dianalisis diantaranya: suhu, kecerahan, warna dan bau perairan. Pada badan air suhu dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, sirkulasi udara, adanya penutupan awan, pergerakkan aliran air, kedalaman dari badan air serta waktu dalam satu hari. Perubahan suhu dapat mempengaruhi proses fisik, kimia dan biologi suatu badan air. Kecerahan air tergantung pada warna dan kekeruhan air tersebut, yang mempengaruhi kecerahan air diantaranya keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi, serta tingkat ketelitian orang yang melakukan pengukuran. Warna perairan dikelompokkan menjadi dua, yaitu warna sesungguhnya true color dan warna tampak apparent color. Warna perairan dipengaruhi oleh keberadaan bahan organik dan bahan anorganik, serta keberadaan plankton, humus, dan ion-ion logam misalnya besi dan mangan, serta bahan-bahan lain Effendi 2003. Aroma atau bau odor bersifat chemical sense karena adanya kontak langsung bahan air sampel dengan reseptor cell yang terletak di hidung. Senyawa organik dan anorganik yang terdapat di perairan berpengaruh terhadap aroma atau bau. Faktor pembatas di perairan secara kimia yang dianalisis diantaranya: DO, BOD dan pH. Oksigen Terlarut Dissolved OxygenDO adalah gas oksigen yang 8 terlarut di dalam air. Oksigen yang terlarut di perairan dari proses fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air dan difusi udara APHA. 1992 in Effendi 2003. Sumber oksigen yang terlarut berasal dari difusi oksigen di atmosfer sekitar 35 dan sebagian besar berasal dari hasil sampingan aktifitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton Novotny dan Olem 1994. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biochemical Oxygen DemandBOD merupakan gambaran secara tidak langsung kadar bahan organik yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air, diukur pada suhu 20 o selama 5 hari dengan keadaan tanpa cahaya Davis Cornwell 1991 in Effendi 2003. Kadar keasaman pH berkaitan dengan karbondioksida dan alkalinitas Mackereth et al. 1989 in Effendi 2003, semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitas akan semakin tinggi pula dan kadar karbondioksida bebas semakin sedikit. Faktor pembatas biologi di perairan yang dianalisis adalah biota perairan yaitu ikan dan tanamana air. Keberadaan ikan diperoleh melalui pengamatan dan wawancara dengan wisatatawan pemancing, sedangkan tanaman air diperoleh melalui pengamatan kemudian diidentifikasi.

2.3. Situ sebagai Kawasan Ekowisata