Situ sebagai Kawasan Ekowisata

8 terlarut di dalam air. Oksigen yang terlarut di perairan dari proses fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air dan difusi udara APHA. 1992 in Effendi 2003. Sumber oksigen yang terlarut berasal dari difusi oksigen di atmosfer sekitar 35 dan sebagian besar berasal dari hasil sampingan aktifitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton Novotny dan Olem 1994. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biochemical Oxygen DemandBOD merupakan gambaran secara tidak langsung kadar bahan organik yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob untuk mengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida dan air, diukur pada suhu 20 o selama 5 hari dengan keadaan tanpa cahaya Davis Cornwell 1991 in Effendi 2003. Kadar keasaman pH berkaitan dengan karbondioksida dan alkalinitas Mackereth et al. 1989 in Effendi 2003, semakin tinggi nilai pH maka nilai alkalinitas akan semakin tinggi pula dan kadar karbondioksida bebas semakin sedikit. Faktor pembatas biologi di perairan yang dianalisis adalah biota perairan yaitu ikan dan tanamana air. Keberadaan ikan diperoleh melalui pengamatan dan wawancara dengan wisatatawan pemancing, sedangkan tanaman air diperoleh melalui pengamatan kemudian diidentifikasi.

2.3. Situ sebagai Kawasan Ekowisata

Situ memiliki nilai ekonomis yang dapat digunakan sebagai sarana wisata dan olahraga Puspita et al. 2005, karena keberadaan situ identik dengan keberadaan air dan pemandangan alam yang indah. Menurut Yulianda 2007, wisata merupakan bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasaan manusia. Oleh karena itu, situ sebagai sarana wisata diperlukan pengelolaan dan tata ruang yang baik dengan konsep ekowisata agar pemanfaatannya berkelanjutan. Ekowisata merupakan suatu konsep dalam mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan, bertujuan untuk mendukung dan mengupayakan kelestarian lingkungan alam dan budaya serta meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaannya, sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat setempat. Dilihat dari segi pengelolaannya, ekowisata merupakan penyelenggara kegiatan wisata yang bertanggung jawab di tempat- tempat alami atau berdasarkan kaidah alam dan berkelanjutan, mendukung untuk 9 mengupayakan kelestarian lingkungan alam dan budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat . Selain itu, perencanaan dan pengembangan wisata harus memperhatikan daya dukungnya. Konsep pengembangan ekowisata dilandasi pada prinsip dasar ekowisata yang meliputi : 1. Mencegah dan menaggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alam dan budaya setempat. 2. Pendidikan konservasi lingkungan; mendidik pengunjung dan masyarakat akan pentingnya konservasi. 3. Pendapatan langsung untuk kawasan; restribusi atau pajak konservasi conservation tax dapat digunakan untuk pengelolaan kawasan. 4. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan; merangsang masyarakat agar terlibat dalam perecanaan dan pengawasan kawasan. 5. Penghasilan bagi masyarakat; masyarakat mendapat keuntungan ekonomi sehingga terdorong untuk menjaga kelestariaan kawasan. 6. Menjaga keharmonisan dengan alam; kegiatan dan pengembangan fasilitas tetap mempertahankan keserasian dan keaslian alam. 7. Daya dukung sebagai batas pemanfaatan; daya tampung dan pengembangan fasilitas hendaknya mempertimbangkan daya dukung lingkungan. 8. Kontribusi pendapatan bagi negara pemerintah daerah dan pusat. Menurut Sulaksmi 2007 in Rahmawati 2009 bentuk-bentuk wisata yang akan dikembangkan dan direncanakan berdasarkan beberapa hal diantaranya: 1. Kepemilikan ownerhip atau pengelolaan areal wisata dikelompokkan kedalam tiga sektor yaitu sektor pemerintahan, sektor organisasi nirlaba dan perusahaan konvensional, 2. Sumberdaya resource yaitu sumberdaya alam natural atau budaya cultural, 3. Perjalanan wisata atau lama tinggal touringlongstay, 4. Tempat kegiatan yaitu di dalam ruangan indoor atau di luar ruangan outdoor, 5. Wisatawan utama atau wisatawan penunjang primarysecondary, 10 6. Daya dukung carryng capacity tampak dengan tingkat penggunaan pengunjung yaitu intensif, semi intensif dan ekstensif. Dalam pengembangan wisata diperlukan sumberdaya agar dapat memberikan kepuasan bagi manusia. Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata tersebut meliputi sumber daya alam, sumber daya budaya dan sumber daya manusia. Elemen dari sumber daya alam misalnya air, pepohonan, udara, hamparan, pegunungan, pantai, bentang alam dan sebagainya. Sumber daya alam tersebut tidak akan berguna bagi pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu, sumber daya memerlukan intervensi manusia untuk mengubahnya agar menjadi bermanfaat. Sumberdaya alam yang dapat dikembangkan menurut Fennel 1999 in Pitana dan Diarta 2009, adalah sebagai berikut : 1. Lokasi geografis, menyangkut karakteristik ruang yang menentukan kondisi terkait dengan variabel lainnya. 2. Iklim dan cuaca, ditentukan oleh latitude dan elevation diukur dari permukaan air laut, daratan, pegunungan, dan sebagainya. Faktor geologis dan iklim merupakan penentu utama dari lingkungan fisik yang mempengaruhi vegetasi, kehidupan binatang, angin dan sebagainya. 3. Topografi dan landform, merupakan bentuk umum dari permukaan bumi dan membuat beberapa areal geografis menjadi bentang alam yang unik landform. Kedua aspek tersebut menjadi daya tarik tersendiri dalam membedakan kondisi geografis suatu wilayah benua dengan wilayah benua lainnya, sehingga sangat menarik untuk menjadi atraksi wisata. 4. Surface materials, menyangkut sifat dan ragam material yang menyusun permukaan bumi, misalnya formasi bebatuan alam, pasir, mineral, minyak dan sebagainya, sangat unik dan menarik untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata alam. 5. Air, memegang peran sangat penting dalam menentukan tipe dan level dari rekreasi outdoor, misalnya bisa dikembangkan jenis wisata pantai bahari, danau, sungai, dan sebagainya sailing, cruise, fishing, snorkeling, dan sebagainya. 6. Vegetasi, merupakan keseluruhan kehidupan tumbuhan yang menutupi 11 suatu area tertentu. Kegiatan wisata sangat tergantung pada kehidupan dan formasi tumbuhan seperti misalnya ekowisata pada kawasan konservasi alam hutan lindung. 7. Fauna, berperan sangat signifikan terhadap aktivitas wisata baik di pandang dari sisi konsumsi misalnya wisata berburu dan memancing maupun non- konsumsi misalnya birdwatching. Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen penting dalam pembangunan pariwisata, karena elemen pariwisata memerlukan sumberdaya manusia untuk menggerakkannya Pitana dan Diarta 2009. Selain itu, sumberdaya manusia menentukan eksistensi pariwisata sebagai salah satu industri jasa yang diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak pada kenyamanan, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya sedangkan sumberdaya budaya dijadikan sebagai faktor penarik dalam mempromosikan karakteristik budaya dari destinasi. Selain itu pariwisata budaya dapat dijadikan sebagai peluang bagi wisatawan untuk mengalami, memahami, dan menghargai karakter dari destinasi, kekayaan, dan keragaman budayanya dan memberikan kesempatan kontak pribadi secara langsung dengan masyarakat lokal Pitana dan Diarta 2009. Sumberdaya budaya yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata diantaranya sebagai berikut Pitana dan Diarta 2009 : 1. Bangunan bersejarah, situs, monument, museum, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya. 2. Seni dan patung kontemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis, industri film dan penerbit dan sebagainya. 3. Seni pertunjukkan, drama, sendratari, lagu daerah, teater jalanan, eksibisi foto, festival dan even khusus lainnya. 4. Peninggalan keagamaan seperti pura, candi, masjid, situs dan sejenisnya. 5. Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, sanggar, tekhnologi tradisional, cara kerja dan sistem kehidupan setempat. 6. Perjalanan ke tempat bersejarah menggunakan alat transportasi unik berkuda, dokar, cikar, dan sebagainya. 7. Mencoba kuliner masakan setempat. 12

2.4. Pengelolaan Sistem Pariwisata