Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan

13

2.5. Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan

Daya dukung ekowisata mempertimbangkan dua hal Yulianda 2010, yaitu kemampuan alam untuk mentolerir gangguan atau tekanan dari manusia, dan keaslian sumberdaya alam. Kemampuan alam mentolerir kegiatan manusia serta mempertahankan keaslian sumberdaya ditentukan oleh besarnya gangguan yang kemungkinan akan muncul dari kegiatan wisata. Suasana alami lingkungan juga menjadi persyaratan dalam menentukan kemampuan tolerir gangguan dan jumlah pengunjung dalam unit area tertentu. Tingkat kemampuan alam untuk mentolerir dan menciptakan lingkungan yang alami dihitung dengan pendekatan potensi ekologis pengunjung. Potensi ekologis pengunjung dihitung berdasarkan area yang digunakan untuk beraktifitas dan alam masih mampu untuk mentolerir kehadiran pengujung. Daya dukung lingkungan carrying capacity, adalah jumlah individu maksimum yang dapat ditampung pada suatu area dengan tidak mempengaruhi atau merusak lingkungan dan dapat memberikan kepuasan bagi pengunjung dan masyarakat setempat Maryadi 2003 in Maulana 2009. Aspek ekologi dan aspek pemanfaatan sumberdaya dapat dilihat dari kesesuaian karakteristik sumberdaya dan lingkungan dalam mengembangkan wisatanya. Pertimbangan aspek ekologi bertujuan untuk mempertahan keberadaan sumberadaya dan keseimbangan sistem kehidupan biota perairan agar tetap lestari dan berkelanjutan, sedangkan pertimbangan aspek pemanfaatan adalah kepuasan manusia dalam menjalani kegiatan wisata. Oleh karena itu, kepuasan manusia akan tercapai apabila sumberdaya dapat dinikmati secara alami dan nyaman. Menurut Yulianda 2010 sumberdaya harus dipertahankan keaslian dan keserasiannya, serta jumlah pengunjung harus disesuaikan dengan kapasitasnya sehingga wisatawan tidak merasa terganggu oleh pengunjung lainnya. Faktor lingkungan yang diperlukan untuk mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan Soemarwoto 2004 yaitu : 1. Terpeliharanya proses ekologi yang esensial, 2. Tersedianya sumberdaya yang cukup, 3. Lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. 14 Strategi pengelolaan situ sebagai sumberdaya air harus dilakukan secara lintas sektoral dengan tetap memperhatikan fungsi air, yaitu fungsi ekologi, ekonomi dan sosial. Keterpaduan pengelolaan harus diwujudkan mulai dari tahap perencanaan, pemanfaatan, pengendalian dan pengawasan. Untuk itu, aparatur Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, harus mempunyai visi dan persepsi yang sama dalam identifikasi tujuan konservasi situ Ubaidillah dan Maryanto 2002. Dalam kerangka pemikiran ini, kegiatan yang perlu dilakukan adalah: 1. Penetapan pedoman pengelolaan situ. 2. Penetapan standarisasi teknis pengelolaan situ meliputi penyelenggaraan penataan ruang, pengendalian pemanfaatan ruang, penanganan dan rehabilitasi penyimpangan fungsi ruang, pengendalian penggunaan lahan, penatagunaan sumberdaya air, pengendalian dan pemanfaatan sumberdaya air, tertib administrasi pertanahan, kriteria kerusakan, pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kerusakan. 3. Pembangunan sistem informasi.

2.6. Peluang Wisata ROS