Ekosistem Perairan Tawar TINJAUAN PUSTAKA

5

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Perairan Tawar

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan. Sistem ekologi dikenal dengan ekosistem. Ekosistem adalah suatu kawasan alam yang didalamnya terdapat unsur-unsur hayati organisme dan unsur-unsur non-hayati zat-zat yang tidak hidup serta antara unsur-unsur tersebut mempunyai hubungan timbal-balik Resosoedarmo et al. 1984, sedangkan menurut Odum 1993 ekosistem adalah satuan yang mencangkup semua organisme didalam suatu daerah yang saling mempengaruhi dengan lingkungan fisiknya sehingga arus energi mengarah ke struktur makanan, keanekaragaman biotik, dan daur-daur bahan yang jelas. Lingkungan perairan tawar secara garis besar terbagi menjadi dua yaitu perairan tawar yang tidak bergerak lactic dan perairan tawar yang bergerak lotic. Karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh perairan tawar yang tidak bergerak diantaranya arus air relatif tenang dan stagnan, organisme didalamnya tidak memiliki adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu dan residence time relatif lama. Salah satu contoh bentuk lingkungan perairan tawar yang tidak bergerak adalah situ. Situ adalah suatu wadah genangan air yang berada di permukaan tanah yang terbentuk secara alami atau buatan, airnya bersumber dari mata air, air hujan, danatau limpasan air permukaan. Proses pembentukkan situ dapat terbentuk melalui dua cara yaitu secara alami dan buatan Puspita et al. 2005. Situ alami yaitu situ yang terbentuk karena kondisi topografi yang menyebabkan terperangkapnya sejumlah air dan membentuk cekungan, sedangkan situ buatan yaitu situ yang terbentuk karena dibendungnya suatu cekungan basin. Sumber air tersebut berasal dari mata air, air hujan danatau limpasan air permukaan Suryadiputra 2005. Menurut Suryadiputra 2005, keberadaan air di dalam situ bersifat permanen atau sementara. Pada musim kemarau panjang misalnya: selama berlangsungnya fenomena el-nino, biasanya beberapa situ dapat mengalami kekeringan secara total dan beralih fungsi menjadi suatu lapangan terbuka yang dimanfaatkan oleh penduduk sekitarnya untuk melakukan aktivitas, seperti bercocok tanam atau lapangan sepak bola. 6 Secara ekosistem situ memiliki berbagai nilai dan manfaat untuk kepentingan makhluk hidup diantaranya Puspita et al. 2005 : a. Nilai ekologis situ Berdasarkan nilai ekologis situ diantaranya dimanfaatkan sebagai habitat berbagai jenis tumbuhan dan hewan baik yang endemik maupun yang dilindungi, sebagai pengatur fungsi hidrologis karena dapat menampung air tanah maupun limpasan air permukaan serta menjaga sistem dan proses-proses alami yaitu dijadikan lahan pertanian karena tanahnya menjadi subur, kesuburan tersebut disebabkan adanya proses penambahan unsur hara dari hasil sedimentasi serta situ berperan sebagai penghasil oksigen melalui berbagai jenis fitoplankton yang hidup didalamnya. b. Nilai ekonomis situ Berdasarkan nilai ekonomis situ diantaranya dimanfaatkan sebagai penghasil sumberdaya alam yang bernilai ekonomis baik hewan maupun tumbuhan, penghasil energi, sarana wisata dan olahraga, sumber air dan memiliki nilai sosial dan budaya situ. Menurut Ubaidillah dan Maryanto 2003 situ merupakan salah satu sumberdaya yang potensial dan belum dimanfaatkan secara optimal sesuai dengan fungsinya. Namun, situ memiliki beberapa permasalahan diantaranya: a. Aspek kelembagaan Permasalahan pada aspek kelembagaan diantaranya belum adanya keberpihakan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mengupayakan konservasi situ, belum adanya pembagian tugas dalam melakukan pengelolaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, belum adanya perpaduan dalam pelaksanaan program pengelolaan situ, keterbatasan kapasitas dan kemampuan kelembagaan pemanfaatan situ serta masih lemahnya kampanye publik mengenai manfaat dan fungsi situ, baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. b. Aspek hukum Permasalahan aspek hukum diantanya kurangnya penegasan hukum yang berorientasi pada wisata, kurang diberlakukan Undang-Undang No.22 Tahun 1991 tentang pemerintah daerah dan belum adanya legalitas penguasaan atas situ. 7 c. Aspek fisik hidrologis Permasalahan aspek fisik hidrologis diantaranya semakin menurunnya kualitas perairan, adanya pendangkalan, dan penutupan perairan oleh gulma d. Aspek tata ruang Permasalahan aspek tata ruang diantaranya kurang terkendalinya perubahan akan tata guna lahan atau alih fungsi situ, batas daerah penguasaan situ belum jelas, serta belum adanya rencana yang detail akan pengembangan kawasan dan rencana teknis kawasan. e. Aspek sosial kemasyarakatan. Permasalahan aspek sosial kemasyarakatan diantaranya masih rendahnya pemahaman masyarakat akan pentingnya fungsi dan manfaat situ, kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan situ.

2.2. Faktor Pembatas Fisika-Kimia-Biologi Perairan Situ