Pengaruh Proses Intepretasi pada Sikap terhadap Produk

Gambar 8. Hasil minitab untuk uji asumsi Eε i = 0 Berdasarkan Gambar 8, dapat diketahui bahwa nilai p-value dari Residual adalah 1,000 atau lebih besar dari 0,05. Sedangkan hipotesis yang diajukan dalam asumsi ini adalah: H : μ error samadengan 0 H 1 : μ error tidak samadengan 0 Dengan demikian uji asumsi ini sudah terpenuhi karena menerima H dan menolak H 1 . 2. Asumsi homoskedastisitas Asumsi-asumsi untuk analisis regresi memerlukan kondisi bahwa residu tetap konstan untuk semua nilai Y. Kondisi ini disebut homoskedastisitas. Pengujian homoskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatterplot, seperti yang disajikan pada Gambar 9 sebagai berikut: Gambar 9. Scatterplot untuk uji asumsi Homokedastisitas Residual Plots for Y One-Sample Z: RESI1 Test of mu = 0 vs not = 0 The assumed standard deviation = 1 Variable N Mean StDev SE Mean 95 CI Z P RESI1 100 -0.000 0.662 0.100 -0.196, 0.196 -0.00 1.000 4 . 0 0 3 . 7 5 3 . 5 0 3 . 2 5 3 . 0 0 2 . 7 5 2 . 5 0 2 1 - 1 - 2 F i t t e d V a l u e R e s id u a l V e r s u s F i t s r e s p o n s e i s Y 73 Berdasarkan Scatterplot tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada lagi keragaman di sekitar banyak nilai Y daripada di sekitar sedikit nilai Y. Dengan demikian asumsi tersebut terpenuhi. 3. Asumsi multikolinearitas Multikolinearitas terjadi ketika peubah bebas saling berkorelasi atau benar-benar tidak independen dan memberikan informasi yang berlebihan. Pengujian multikolinearitas digunakan untuk melihat adanya hubungan yang terjadi antara sesama prediktor. Semakin kuat hubungan antara sesama prediktor maka semakin tidak independen. Sebaliknya semakin lemah hubungan antara sesama prediktor maka semakin independen. Pengujian multikolinearitas diindikasikan dengan nilai VIF masing-masing prediktor. Suatu data dikatakan terbebas dari persoalan multikolinearitas apabila nilai VIF prediktor tidak melebihi 10. Berdasarkan Tabel 16 dapat diketahui bahwa masing-masing prediktor memiliki nilai VIF sebesar 1,620. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data terbebas dari persoalan multikolineritas karena nilai VIF tidak melebihi 10. Tabel 16. Hasil uji asumsi Multikolinearitas Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistic B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 1.733 .373 4.641 .000 X1 .216 .140 .184 1.544 .126 .617 1.620 X2 .265 .131 .241 2.019 .046 .617 1.620 Dependent Variable: Y 4. Asumsi normalitas sebaran Asumsi normalitas sebaran menggambarkan sebaran data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Asumsi normalitas sebaran dapat diketahui melalui pengujian statistik maupun pengujian normalitas yang dilakukan dengan histogram dan plot 74 normal. Berikut ini pengujian asumsi normalitas sebaran dengan menggunakan plot normal dan pengujian statistik: 2 1 - 1 - 2 9 9 . 9 9 9 9 5 9 0 8 0 7 0 6 0 5 0 4 0 3 0 2 0 1 0 5 1 0 . 1 R E S I 1 P e rc e n t M e a n - 2 . 6 7 3 4 2 E - 1 5 S t D e v 0 . 6 6 2 3 N 1 0 0 A D 0 . 4 4 6 P - V a l u e 0 . 2 7 8 P r o b a b i l i t y P l o t o f R E S I 1 N o r m a l Gambar 10. P-Plot untuk uji asumsi Normalitas Sebaran Berdasarkan Gambar 10 tersebut, dapat disimpulkan bahwa asumsi normalitas sebaran terpenuhi. Ini ditunjukkan dengan sebaran data hasil kuesioner yang berada di sekitar garis lurus Normal P-Plot dan nilai p-value yang menunjukkan angka sebesar 0,278 atau lebih besar dari 0,05. Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis regresi linier berganda, dimana sikap terhadap produk Y merupakan variabel dependen, dan perceived Attractiveness terhadap endorser X 1 serta perceived Expertise terhadap endorser X 2 merupakan variabel independen. Adapun model regresi linier berganda dengan 2 variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y i = β + β 1 x 1i + β 2 x 2i + … + β p x pi + ε i ………….6 Dimana: Y = sikap terhadap produk X 1i = perceived Attractiveness terhadap endorser X 2i = perceived Expertise terhadap endorser β , β 1 , β 2 = koefisien regresi linier berganda 75 Semua pengolahan data berikut analisis regresi linier berganda dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu SPSS 15.0 for Windows Evaluation Version. Hasil pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 17. Hasil uji Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation RATA2Y 100 1.00 4.60 3.1528 .71713 RATA2X1 100 1.77 4.62 3.2887 .61273 RATA2X2 100 1.00 4.32 2.6819 .65197 Tabel 17 tersebut menggambarkan bahwa rata-rata sikap dari 100 konsumen Y adalah 3,1528 dengan nilai minimum dan maksimum secara berturut-turut adalah 1,00 dan 4,60 serta standar deviasi sebesar 0,71713. Adapun rata-rata dari proses intepretasi responden terhadap dimensi attractiveness X 1 adalah 3,2887 dengan nilai minimum dan maksimum sebesar 1,77 dan 4,62 serta nilai standar deviasi sebesar 0,61273, sedangkan rata-rata dari proses intepretasi responden terhadap dimensi expertise X 2 adalah 2,6819 dengan standar deviasi sebesar 0,65197 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 1,00 dan 4,32. Descriptive Statistic tidak menggambarkan korelasi antar variabel. Oleh karena itu, untuk perhitungan korelasi antar variabel dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment pearson dengan Sig.1-tailed. Perhitungan korelasi akan signifikan apabila nilai Signifikansi Sig.1-tailed 0,05 atau nilai probabilitas lebih kecil dari pada taraf signifikansi yang digunakan yaitu 5 persen. Dengan demikian, berdasarkan Tabel 18 dapat diketahui bahwa terdapat hubungan korelasi positif antara variabel sikap dengan variabel Source Credibility Scale, dengan penjelasan sebagai berikut: 76 a. Variabel sikap Y berkorelasi nyata dengan variabel persepsi Attractiveness terhadap endorser X 1 dengan Nilai Signifikansinya Sig.1-tailed adalah 0,000 dan nilai probabilitas sebesar 0,333. b. Variabel sikap Y berkorelasi nyata dengan variabel persepsi Expertise terhadap endorser X 2 dengan Nilai Signifikansinya Sig.1-tailed adalah 0,000 dan nilai probabilitas sebesar 0,355. Tabel 18. Hasil uji Correlations Variable sikap dengan Variable Source Credibility Scale Y X1 X2 Y Pearson Correlation 1 .333 .355 Sig. 1-tailed .000 .000 N 100 100 100 X1 Pearson Correlation .333 1 .619 Sig. 1-tailed .000 .000 N 100 100 100 X2 Pearson Correlation .355 .619 1 Sig. 1-tailed .000 .000 N 100 100 100 . Correlation is significant at the 0.01 level 1-tailed. Tabel 19. Koefisien regresi linier berganda Variabel Koefisien Regresi Standar Error Nilai Probabilitas Sig. 95 Confidence Interval for B Lower Bound Upper Bound Constant 1,733 0,373 0,000 0,992 2,474 X1 0,216 0,140 0,126 -0,062 0,493 X2 0,265 0,131 0,046 0,005 0,526 Dependent Variable: Y Berdasarkan Tabel 19 maka diperoleh informasi tentang persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 1,733 + 0,216 X 1 + 0,265 X 2 77 Dimana: a. β = Sikap konsumen bernilai 1,733 pada saat X 1 =0, dan X 2 =0 meningkat. b. β 2 = 0,265. Dengan demikian apabila terjadi penambahan sebesar satu satuan pada perceived Expertise terhadap endorser X 2 dimana faktor-faktor yang lain tidak mengalami perubahan, maka akan terjadi peningkatan variabel sikap responden Y terhadap produk sebesar 0,265 satuan nilai. c. Nilai probabilitas Sig. X 1 adalah sebesar 0,126 sehingga Y tidak berpengaruh pada setiap perubahan X 1 . Berikut ini merupakan estimasi selang interval koefisien regresi pada selang kepercayaan 95 a. β 1 berada pada selang 0 ≤ β 1 ≤ 0,493, karena nilai persepsi β 1 tidak mungkin negatif seperti yang tergambar pada nilai β 1 di Lower Bound. b. β 2 berada pada selang 0,005 ≤ β 2 ≤ 0,526. Langkah selanjutnya adalah menganalisis pengaruh variabel proses intepretasi konsumen terhadap endorser pada variabel sikap konsumen terhadap produk. Analisis tersebut menggunakan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama dan uji T untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial. Hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 20. Hasil uji Anova Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 7.483 2 3.742 8.357 .000 Residual 43.430 97 .448 Total 50.913 99 a. Predictors: Constant, X2, X1 b. Dependent Variable: Y 78 Hasil uji Anova seperti yang terlihat pada Tabel 20 menunjukkan bahwa nilai F test adalah 8,357 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau kurang dari alpha 0,05. Sedangkan nilai F tabel untuk df pembilang=2 dan df penyebut=97 adalah 3,090. Dengan demikian penelitian ini menolak H dan menerima H 1 , dimana H 1 menyatakan bahwa ada hubungan antara perceived credibilities konsumen terhadap endorser SIMcard IM3, yaitu Adli Fairuz dengan sikap yang ditunjukkan konsumen terhadap produk SIMcard IM3. Tabel 21. Model Summary regresi linier berganda Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .383 .147 .129 .66913 1.810 a Predictors: Constant, X2, X1 b Dependent Variable: Y Pada Model Summary regresi linier berganda Tabel 21 terdapat beberapa bilangan statistik yang secara sekaligus ditampilkan secara bersamaan, yaitu harga koefisien R, koefisien R Square, koefisien Adjusted R Square, koefisien Standar Error of the Estimate, dan koefisien Durbin Watson. Berikut ini merupakan intepretasi dari koefisien R dan R Square yang ditampilkan pada Model Summary, yaitu: a. Koefisien R Koefisien R berguna untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel independen X 1 Perceived attractiveness terhadap endorser dan X 2 Perceived expertise terhadap endorser secara simultan terhadap variabel dependen Y Sikap terhadap produk. Berdasarkan Tabel 21 dapat diketahui bahwa harga koefisien R menunjukkan nilai sebesar 0,383. Hal ini menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang lemah Tabel 22 antara variabel 79 independen dalam hal ini proses intepretasi terhadap endorser dengan variabel sikap terhadap produk sebagai variabel dependen. Tabel 22. Kriteria nilai korelasi Nilai R korelasi Kriteria Hubungan Tidak ada hubungan 0 - 0,5 Korelasi lemah 0,5 - 0,8 Korelasi sedangcukup kuat 0,8 – 1 Korelasi kuat 1 Korelasi sempurna b. Koefisien R Square Koefisien R Square berguna untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen X 1 dan X 2 secara bersama-sama dalam menjelaskan variabel dependen Y. Semakin besar nilai R Square maka semakin menggambarkan ketepatan model yang diuji. Tabel 21 menunjukkan nilai R Square sebesar 0,147. Ini berarti bahwa variabel independen X 1 dan X 2 secara bersama-sama menjelaskan variabel dependen Y sebesar 14,7 persen. Hubungan yang terjadi antara endorser dengan produk merupakan hubungan yang tidak langsung. Oleh karena itu nilai 14,7 persen dianggap sudah cukup untuk merepresentasikan pengaruh dari proses intepretasi terhadap keahlian dan keatraktifan dari endorser dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 85,3 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Pada uji T, hasil analisis menunjukkan bahwa variabel perceived Expertise terhadap endorser berpengaruh nyata terhadap variabel sikap terhadap produk. Ini dibuktikan dengan nilai signifikansi X 2 yang terlihat pada Tabel probability Lampiran 6. Adapun nilai signifikansi X 2 tersebut kurang dari alpha 0,05 yaitu 80 sebesar 0,046 dan t stat lebih besar dari t tabel 1,984 yaitu sebesar 2,019. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsumen lebih memperhatikan sisi keahlian dari endorser untuk mempengaruhi mereka dalam menentukan sikap terhadap produk dibandingkan sisi keatraktifan dari endorser itu sendiri.

4.3. Implikasi Manajerial

Persaingan bisnis yang semakin ketat antara perusahaan operator selular mendorong PT. Indosat Tbk. harus senantiasa memperbaiki strateginya dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dan memimpin pasar. Konsumen merupakan faktor penting dari suatu kegiatan pemasaran. Informasi-informasi yang berasal dari konsumen dapat digunakan untuk mengevaluasi keefektifan strategi pemasaran dari suatu perusahaan. Salah satu cara memperoleh informasi dari konsumen adalah dengan mempelajari hasil penelitian-penelitian mengenai perusahaan tersebut, seperti hasil penelitian ini. Hasil penelitian mengenai analisis pengaruh endorser’s perceived credibilities dalam pembentukan sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 menunjukkan bahwa selebriti yang berperan sebagai endorser dari suatu produk akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk tersebut, terutama ditinjau dari segi keahlian endorser. Pemilihan endorser yang tidak tepat dapat menurunkan value dari suatu merek. Berdasarkan hal tersebut, maka implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. yang berkaitan dengan endorser yaitu perusahaan perlu mempertimbangkan kapasitas dari selebriti sebagai endorser, terutama segi expertise dari seorang endorser dalam mewakili merek yang diiklankan, dan perlu mempertimbangkan image selebriti dalam mewakili image produk tersebut dibandingkan hanya melihat dari popularitas selebriti saja. Selain itu, PT. Indosat Tbk. selaku provider SIMcard IM3 dapat tetap mempertahankan selebriti yang dinilai pantas dan efisien oleh konsumen dalam menjalankan perannya sebagai endorser dari suatu produk, seperti dalam kasus ini adalah 81 Adli Fairuz. Bahkan, PT. Indosat Tbk. perlu memperpanjang kontrak dengan selebriti yang dinilai pantas dan efisien tersebut untuk menjadi endorser produk dalam beberapa episode iklan. PT. Indosat Tbk. perlu berhati-hati dalam membuat iklan yang dapat mewakili produknya. Hal ini disebabkan sikap konsumen yang semakin selektif terhadap produk setelah melihat tayangan iklan di berbagai media televisi. Oleh karena itu, implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. yang berkaitan dengan periklanan adalah dengan mempertahankan bentuk iklan yang atraktif, unik, dan mampu memberikan informasi tentang produk yang ditawarkan dengan tidak berlebihan. Sedangkan implikasi manajerial yang dapat dilakukan oleh PT. Indosat Tbk. yang berkaitan dengan produk dan akan berdampak pada sikap konsumen, yaitu dengan tetap mempertahankan fitur-fitur yang sudah ada pada produk, menambah fitur-fitur baru pada produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen pada saat ini, meningkatkan reward bagi para pelanggan, memperbaiki kualitas signal pada jaringan, menambah paket ekonomis untuk short message service dan telephone, serta memperluas gerai galeri Indosat yang dapat memudahkan konsumen dalam berkonsultasi mengenai produk-produk dari PT. Indosat Tbk. Walaupun penelitian ini hanya melihat dari segi persepsi konsumen, namun implikasi-implikasi manajerial tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi PT. Indosat Tbk. dalam rangka memperbaiki kinerja strategi perusahaannya. 82

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Sim Card Prabayar IM3 : Studi Kasus Konsumen SIM Card Prabayar IM3

0 3 127

Efektivitas Iklan IM3 (Versi IM3 Play di Televisi) Terhadap Minat Pembelian Produk IM3 Mahasiswa Unikom Bandung

1 11 1

ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI BIDANG JASA ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI BIDANG JASA TELEKOMUNIKASI SELULER (Studi Kasus Konsumen Pengguna Simcard Indosat IM3 di Kotamadya Surakarta).

0 0 12

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI BIDANG JASA TELEKOMUNIKASI SELULER (Studi Kasus Konsumen Pengguna Simcard Indosat IM3 di Kotamadya Surakarta).

0 0 7

Pengaruh Celebrity Endorser (Saykoji) terhadap Minat Beli Konsumen pada Iklan Provider Simcard IM3.

0 1 18

Perancangan Strategi Pemasaran Kartu Simcard GSM Prabayar IM3-Smart (Studi Kasus Kotamadya Bandung).

0 0 31

Analisis komparatif kepuasan konsumen terhadap produk Simcard Simpati, Mentari, Pro-XL, dan IM3 ditinjau dari segi kualitas layanan, kualitas produk, dan harga : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 5 169

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN KARTU IM3 PERSIB DENGAN SIKAP KOMUNITAS TERHADAP PRODUK.

0 1 2

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN IM3 (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan IM3 Versi “Pulsa Langsung Kembali”).

0 0 95

BAGIAN I - Perancangan Strategi Pemasaran Kartu Simcard GSM Prabayar IM3-Smart (Studi Kasus Kotamadya Bandung) - MCUrepository

0 0 14