Gamb Endorse Hasil Pengolahan dan Analisis Data

a. Dimensi attractiveness Dimensi attractiveness dibagi menjadi lima sub dimensi, yaitu Attractive-Unattractive, Classy-Not Classy, Beautiful-Ugly, Elegant- Plain, dan Sexy-Not Sexy. Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa masing-masing sub dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai proses intepretasi terhadap dimensi attractiveness. Adapun artinya sebagai berikut: 1. Sebanyak 51 persen konsumen dari Sub dimensi Attractive- Unattractive memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Atraktif dibandingkan poin lainnya. 2. Sebanyak 63 persen konsumen dari Sub dimensi Classy-Not Classy memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Komunikatif dibandingkan poin lainnya. 3. Sebanyak 58 persen konsumen dari Sub dimensi Beautiful-Ugly memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Tampan dibandingkan poin lainnya. 4. Sebanyak 57 persen konsumen dari Sub dimensi Elegant-Plain memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Moderen dibandingkan poin lainnya. 5. Sebanyak 48 persen konsumen dari Sub dimensi Sexy-Not Sexy memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Maskulin dibandingkan poin lainnya. 68 Tabel 13. Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Attractiveness Endorser No. Sub dimensi Modus Indikator Frekuensi Persentase Skala Pengukuran 1 Attractive- Unattractive Atraktif 51 51 Ordinal- Interval 2 Classy-Not Classy Komunikatif 63 63 Ordinal- Interval 3 Beautiful- Ugly Cukup Tampan 58 58 Ordinal- Interval 4 Elegant- Plain Moderen 57 57 Ordinal- Interval 5 Sexy-Not Sexy Cukup Maskulin 48 48 Ordinal- Interval b. Dimensi expertise Dimensi expertise dibagi menjadi lima sub dimensi, yaitu Experienced-Inexperienced, Expert-Not an expert, Knowledgeable- Unknowledgeable, Qualified-Unqualified, dan Skilled-Unskilled. Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa masing-masing sub dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai proses intepretasi terhadap dimensi expertise. Adapun artinya yaitu: 1. Sebanyak 50 persen konsumen dari Sub dimensi Expert-Not an Expert memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Ahli dibandingkan poin lainnya. 2. Sebanyak 51 persen konsumen dari Sub dimensi Experienced- Inexperienced memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang 69 digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Pengalaman dibandingkan poin lainnya. 3. Sebanyak 57 persen konsumen dari Sub dimensi Knowledgeable- Unknowledgeable memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Banyak dibandingkan poin lainnya. 4. Sebanyak 49 persen konsumen dari Sub dimensi Qualified- Unqualified memilih poin ketiga dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Cukup Berkualitas dibandingkan poin lainnya. 5. Sebanyak 54 persen konsumen dari Sub dimensi Skilled-Unskilled memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Baik dibandingkan poin lainnya. Tabel 14. Modus proses intepretasi konsumen terhadap Perceived Expertise Endorser No. Sub dimensi Modus Indikator Frekuensi Persentase Skala Pengukuran 1 Expert-Not an expert Cukup Ahli 50 50 Ordinal- Interval 2 Experienced- Inexperienced Cukup Pengalaman 51 51 Ordinal- Interval 3 Knowledgeable- Unknowledgeable Cukup Banyak 57 57 Ordinal- Interval 4 Qualified- Unqualified Cukup Berkualitas 49 49 Ordinal- Interval 5 Skilled-Unskilled Baik 54 54 Ordinal- Interval 70

4.2.5. Sikap Konsumen terhadap Produk SIMcard IM3

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 setelah melihat tayangan Iklan SIMcard IM3 Versi Cumi minimal sebanyak tiga kali. Menurut Till dan Busler 2000, sikap konsumen terhadap produk dapat diukur melalui tiga dimensi pertanyaan, yaitu Strongly Like-Strongly Dislike, Very Good-Very Bad, dan Very Positive–Very Negative. Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa masing-masing dimensi memiliki nilai modus dengan frekuensi yang berbeda-beda yang diolah menurut skala pengukuran interval. Nilai modus dengan frekuensi tersebut dapat merepresentasikan mayoritas pendapat dari konsumen yaitu mahasiswa Institut Pertanian Bogor mengenai sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3. Adapun artinya yaitu: 1. Sebanyak 49 persen konsumen dari dimensi Strongly Like-Strongly Dislike memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Suka dibandingkan poin lainnya. 2. Sebanyak 55 persen konsumen dari dimensi Very Good-Very Bad memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Baik dibandingkan poin lainnya. 3. Sebanyak 68 persen konsumen dari dimensi Very Positive –Very Negative memilih poin keempat dari 5 skala Likert yang digunakan. Dengan kata lain, mayoritas konsumen lebih memilih untuk menjawab Positif dibandingkan poin lainnya. 71 Tabel 15. Modus sikap konsumen terhadap produk SIMcard IM3 No. Dimensi Modus Indikator Frekuensi Persentase Skala Pengukuran 1 Strongly Like- Strongly Dislike Suka 49 49 Ordinal- Interval 2 Very Good-Very Bad Baik 55 55 Ordinal- Interval 3 Very Positive- Very Negative Positif 68 68 Ordinal- Interval

4.2.6. Pengaruh Proses Intepretasi pada Sikap terhadap Produk

Pada sub bab ini akan dipaparkan hasil dan intepretasi penelitian mengenai pengaruh dari proses intepretasi terhadap perceived credibilities endorser pada sikap terhadap produk. Teknik yang digunakan untuk menganalisis pengaruh tersebut adalah dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Dalam analisis regresi linier berganda terdapat beberapa asumsi klasik yang harus diuji terlebih dahulu sebelum data diolah lebih lanjut. Uji asumsi klasik tersebut meliputi normalitas sebaran, Eε i = 0, multikolinearitas, autokorelasi, dan homoskedastisitas Myers, 1990. Sedangkan uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Asumsi Eε i = 0 Uji asumsi ini mengasumsikan jika X i adalah variabel nonrandom dan diobservasi dengan negligible error, sedangkan ε i adalah variabel random dengan rata-rata nol, variance konstan, dan tidak berkorelasi dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian asumsi ini dapat dilakukan dengan mengunakan program Minitab, dengan hasil sebagai berikut: 72

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsumen Dalam Memilih Sim Card Prabayar IM3 : Studi Kasus Konsumen SIM Card Prabayar IM3

0 3 127

Efektivitas Iklan IM3 (Versi IM3 Play di Televisi) Terhadap Minat Pembelian Produk IM3 Mahasiswa Unikom Bandung

1 11 1

ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI BIDANG JASA ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI BIDANG JASA TELEKOMUNIKASI SELULER (Studi Kasus Konsumen Pengguna Simcard Indosat IM3 di Kotamadya Surakarta).

0 0 12

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH DIMENSI KUALITAS TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI BIDANG JASA TELEKOMUNIKASI SELULER (Studi Kasus Konsumen Pengguna Simcard Indosat IM3 di Kotamadya Surakarta).

0 0 7

Pengaruh Celebrity Endorser (Saykoji) terhadap Minat Beli Konsumen pada Iklan Provider Simcard IM3.

0 1 18

Perancangan Strategi Pemasaran Kartu Simcard GSM Prabayar IM3-Smart (Studi Kasus Kotamadya Bandung).

0 0 31

Analisis komparatif kepuasan konsumen terhadap produk Simcard Simpati, Mentari, Pro-XL, dan IM3 ditinjau dari segi kualitas layanan, kualitas produk, dan harga : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 5 169

HUBUNGAN TERPAAN IKLAN KARTU IM3 PERSIB DENGAN SIKAP KOMUNITAS TERHADAP PRODUK.

0 1 2

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN IM3 (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan IM3 Versi “Pulsa Langsung Kembali”).

0 0 95

BAGIAN I - Perancangan Strategi Pemasaran Kartu Simcard GSM Prabayar IM3-Smart (Studi Kasus Kotamadya Bandung) - MCUrepository

0 0 14