Halaman 26
Pengertian mengenal LOLP ini juga diperlukan dalam perencanaan operasi misalnya untuk menyusun jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit dengan risk level
tertentu misalnya dengan LOLP satu hari per tahun. Dengan ketentuan ini maka jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit harus
diatur sedemikian rupa sehingga daya tersedia tanpa forced outage unit-unit pernbangkit yang dijadwalkan siap operasi terdiri dari unit-unit pembangkit yang
mempunyai F.O.R. sedemikian hingga persamaan 4 tetap terpenuhi. PLN dalam menyusun jadwal pemeliharaan sistem interkoneksi Jawa mengasnbil risk level LOLP
satu hari per tahun.
2.8 Menentukan Keandalan Sistem
LOLP merupakan index risk level dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik jadi juga merupakan tingkat jaminan operasi sistem tenaga listrik. Apabila diinginkan
tingkat jaminan operasi yang tinggi maka risk level harus rendah atau LOLP harus kecil dan ini berarti bahwa investasi harus tinggi untuk keperluan mendapatkan daya
terpasang yang tinggi dan juga untuk mendapatkan unit pembangkit dengan F.O.R. yang rendah. Sesungguhnya F.O.R. yang rendah juga tergantung kepada pemeliharaan
unit-unit pembangkit, tidak semata-mata kepada harga unit pembangkit. Pemeliharaan unit pembangkit yang baik dapat memperkecil F.O.R dan selanjutnya memperkecil
LOLP atau meningkatkan tingkat jaminan operasi sistem tenaga listrik. Penentuan besarnya LOLP merupakan kompromi antara biaya investasi yang
diperlukan dibandingkan dengan risiko pemadaman yang bisa terjadi. Untuk keperluan perencanaan, menyangkut pertimbangan-pertimbangan investasi terhadap risiko, PLN
menggunakan angka-angka sebagai berikut :
Jenis Pembangkit Unit Size MW
F.O.R.
PLTA Semua 1
PLTG Semua 7
PLTP Semua 5
perkiraan PLTU bahan bakar minyak
25-100 MW, 100 MW 8.5, 9
5. PLTU batu bara 400 MW
10
Angka-angka ini dikutip dan Load Supply Capability of Power Generation System in Java its Sensitivity to the completion dates of major Power Projects, draft PLN July
1981 table 3-3. Untuk menggambarkan besarnya risiko yang dihadapi apabila kemampuan sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan beban sehingga terpaksa ada
Halaman 27
beban yang dilepas dari sistem, dapat dipakai index berupa “harga KWH yang terputus” interupted KWH. Harga KWH yang terputus ini harus menggambarkan berapa besar
pengaruh dari KWH yang terputus terhadap kehidupan negara secara makro, tidak hanya merupakan harga jual KWH oleh PLN. Hal ini mengingat bahwa tenaga listrik
telah merupakan komoditi yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak. Harga KWH yang terputus ini berbeda-beda untuk setiap tempat karena pengaruh
terputusnya KWH juga berbeda untuk setiap tempat. Untuk daerah industri harga KWH terputus ini lebih mahal daripada untuk daerah tempat tinggal, karena KWH terputus
untuk daerah industri juga menyebabkan terputusnya produksi industri yang mempunyai dampak luas di bidang ekonomi, sedangkan untuk daerah tempat tinggal praktis hanya
mempunyai dampak terhadap kenyamanan para pemakai listrik. Penentuan harga KWH yang terputus selanjutnya akan mempenganuhi berbagai keputusan dalam
merencanakan jaringan, seperti terlihat pada contoh berikut gambar II.15.. Akan dilakukan penyambungan melalui saluran udara 70 KV ke gardu induk C
untuk melayani daerah perlistrikan baru. Ada dua alternatif penyambungan yaitu :
Alternatif I : Disambung dari gardu induk A saja.
Alternatif II
: Disambung dari gardu induk A dan gardu untuk B. Untuk memilih alternatif mana yang menguntungkan ditentukan bahwa :
1. Biaya investasi untuk altematif ladalah sebesar Rp.300juta sedangkan untuk
alternatif II adalah Rp.500juta. 2.
Dan statistic gangguan diperkirakan bahwa jumlah KWH yang akan terputus dalam satu tahun adalah :
Untuk alternatif I
= 100.000 KWH.
Untuk alternatif 11 = 20.000 KWH. 3.
Peralatan listrik untuk. penyambungan ini diperkirakan mempunyai umur ekonomis 20 tahun.
4. Harga KWH terputus untuk daerah gardu C adalah Rp. 1000KWH.
Halaman 28
BAB III PEMBEBANAN UNIT PEMBANGKIT
3.1 Optimasi Hidro-Termis Dengan Metode Lagrange Multiplier