Halaman 104
d. Mengecheck kesiapan fasilitas untuk operasi seperti alat-alat telekomunikasi,
telemetering dan telecontrol sehingga Dispatcher yang akan melakukan tugas mengetahui kondisi fasilitas tersebut yang sangat diperlukan untuk melaksanakan
tugasnya.
10.2 Pelaksanaan Operasi
Setelah melakukan persiapan tersebut diatas maka kemudian Dispatcher melakanakan tugasnya yaitu seperti yang tercantum dalam Rencana Operasi Harian.
Jika ada penyimpangan yang terjadi terhadap Rencana Operasi Harian misalnya beban yang sesungguhnya terjadi melebihi yang diperkirakan dalam Rencana, maka
Dispatcher harus mengatasinya dalam Real Time. Begitu pula apabila terjadi gangguan maka Dispatcher juga harus mengatasinya dalam Real Time.
Pelaksanaan dari apa yang tercantum dalam Rencana Operasi Harian dilakukan oleh Dispatcher dengan jalan memerintahkan alokasi pembebanan unit pembangkit
kepada Dispatcher Area hirarchi ke-2 oleh Dispatcher Pusat Pengatur Beban, yang biasanya disingkat sebagai Dispatcher P2B hirarchi ke-1, sedangkan perintah
pembebanannya kepada Pusat Listrik yang bersangkutan dilakukan oleh Dispatcher Area.
Begitu pula dalam hal penyaluran, perintah pemasukan dan pengeluaran PMT dari SUTT maupun dari unit pembangkit dilakukan oleh Dispatcher Area langsung kepada
operator Gardu Induk atau operator Pusat Listrik, tetapi kalau hal ini mempengaruhi aliran atau neraca daya sistem Jawa secara keseluruhan maka Dispatcher Area perlu
berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dispatcher P2B. Uraian diatas menggambarkan secara singkat pembagian tugas dalam pelaksanaan operasi antara Dispatcher P2B dan
Dispatcher Area atau antara dua hirarchi control yang berlaku dalam operasi sistem Jawa.
Gambar 10.1 : Gambar Dua Kontrol Hirarki Di Jawa
Halaman 105
Hirarchi control ke-1 lihat gambar 10.1 yaitu Pusat Pengatur Beban P2B di Gandul mempunyai tugas utama yang berkaitan dengan alokasi pembebanan unit-unit
pembangkit manajemen energi sedangkan hirarchi control ke-2 yaitu Unit Pengatur Beban atau Area mempunyai tugas utama untuk menyelenggarakan switching
operations dan membantu Pusat Pengatur Beban di Gandul dalam menyelenggarakan
alokasi pembebanan khususnya yang menyangkut perincian pembebanan unit-unit pembangkit yang kecil.
10.3 Pengendalian Operasi
Rencana operasi yang telah disusun, walaupun telah disesuaikan atau dikoreksi dengan memperhatikan situasi sistem yang mutakhir seperti yang telah diuraikan, dalam
pelaksanaannya, dalam operasi real time, pasti masih menemui perbedaan dengan kenyataan sesungguhnya dalam sistem. Untuk mengatasi perbedaan ini maka perlu
dilakukan langkah pengendalian operasi sistem tenaga listrik. Seperti yang telah diuraikan, pelaksanaan operasi dilakukan dengan melaksanakan
alokasi pembebanan seperti tersebut dalam Rencana Operasi Harian. Penyimpangan- penyimpangan yang terjadi terhadap Rencana Operasi Harian memerlukan pengendalian
yang cepat dalam Operasi Real Time. Penyimpangan-penyimpangan ini pada umumnya adalah :
a. Beban yang sungguhnya terjadi dalam sistem tidak sama dengan yang
diperkirakan dalam Rencana Operasi Harian, bisa lebih kecil tapi bisa juga lebih besar. Apabila lebih kecil maka dapat dilakukan penghematanpengurangan
pembangkitan dibandingkan terhadap yang direncanakan. Sebaliknya jika beban yang terjadi lebih besar maka perlu ada penambahan pembangkitan dibandingkan
terhadap yang direncanakan. Untuk itu perlu digunakan cadangan pembangkitan baik cadangan berputar dan kalau perlu cadangan dingin.
b. Unit pembangkit yang diperhitungkan siap operasi dalam Rencana Operasi Harian
ternyata mengalami gangguan atau kerusakan sehingga tidak siap operasi. Dalam keadaan demikian perlu digunakan cadangan berputar yang masih tersedia
maupun cadangan dingin kalau memang diperlukan. c.
Ada peralatan penyaluran seperti Saluran Udara atau Transformator yang dalam Rencana Operasi Harian dianggap siap operasi ternyata mengalami gangguan atau
kerusakan sehingga tidak siap operasi. Apabila hal ini menimbulkan kesulitan penyaluran misalnya karena timbul beban lebih pada salah satu bagian instalasi
atau bahkan ada bagian dari sistem yang mengalami pemadaman, maka perlu
Halaman 106
dilakukan langkah-langkah operasionil untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan memindahkan beban dari tempat yang padam atau yang menimbulkan beban lebih
ketempat yang lain selama keadaan memungkinkan. Pemindahan beban semacam ini pada umumnya memerlukan koordinasi dengan Pengatur Distribusi.
d. Ada gangguan temporer misalnya karena petir yang menyebabkan sebagian dari
sistem padam bahkan jika koordinasi kerja relay kurang baik bagian dari sistem yang padam bisa cukup luas bahkan mungkin pula bisa terjadi bah sis tern pa dam
total. Gangguani sernacam mi hams segera diatasi dalam operasi Real Time dan untuk bisa mengatasi hal ini perlu ada Pedoman Operasi yang jelas serta
diperlukan kecakapan dan ketabahan dari Dispatcher. Untuk dapat mengendalikan sistem terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi seperti tersebut diatas
khususnya yang tersebut dalam butir VII.3.d. Perlu ada Pedoman Operasi Standing Operation ProceduresSOP yang jelas serta sesuai dengan kondisi
sistem. Pedoman Operasi ini perlu diperbaiki secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan sistem.
10.4 Pedoman-Pedoman Operasi