Sarana Telekomunikasi Dari Perusahaan Umum Telekomunikasi Sistem Radio

Halaman 114

12.3 Sarana Telekomunikasi Dari Perusahaan Umum Telekomunikasi

Di Negara-negara Eropa untuk keperluan operasi sistem tenaga listrik, Perusahaan Listrik banyak menggunakan sarana Telekomunikasi yang disediakan oleh Perusahaan Telekomunikasi, sehingga Perusahaan Listrik tidak perlu banyak mengeluarkan biaya investasi untuk keperluan sarana telekomunikasi. Di Indonesia keadaannya agak benlainan, PLN relatih lebih banyak harus mengembangkan sistem telekomunikasinya sendiri, khususnya untuk keperluan operasi, karena banyak gardu-gardu Induk dan Pusat-pusat Listrik yang belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi milik- Perusahaan Umum Telekomunikasi Perumtel. Mengingat pentinganya sarana telekomunikasi sebagai sarana pengendalian operasi sistem tenaga listrik, Perusahaan Listrik selalu mempunyai sarana telekomunikasinya sendiri disamping sarana telekomunikasi yang disewanya dari Perusahaan Telekomunikasi. PLN menyewa sarana telekomunikasi dari Perumtel berupa : a. Telepon b. Telex c. Leased Channel, yaitu saluran telekomunikasi antar kota yang di carter selama 24 jam sehari d. Faximili

12.4 Sistem Radio

Sistem Radio banyak dipakai untuk keperluan komunikasi operasi sistem tenaga listrik. Sistem Radio yang banyak dipakai adalah : a. Sistem simplex, dengan satu atau dua frekuensi, yaitu frekuensi untuk penerima receiver dan frekuensi untuk pengirim transmitter. Sistem radio simplex dengan satu atau dua frekuensi ini kebanyakan memakai modulasi frekuensi sehingga distorsi relatif tidak banyak tetapi jarak komunikasi relatif pendek. Untuk memperpanjang jarak komunikasi ini digunakan repeater. Repeater harus diletakkan pada tempat yang tinggi dan seringkali pada tempat yang demikian belum terjangkau oleh jaringan PLN sehingga perlu disediakan sumber tenaga listrik secara khusus. Sistem radio simplex ini karena bisa didengar oleh banyak operator GI atau operator Pusat Listrik justru memberikan keuntungan operasionil, karena banyak operator dapat mengikuti pembicaraan mengenai apa yang terjadi dalam sistem. Tetapi dilain pihak sistem radio simplex ini karena didengar oleh banyak operator tidak dapat digunakan untuk pembicaraan yang bersifat rahasia. Halaman 115 Penggunaan repeater memang memperluas jangkauan komunikasi tetapi risikonya adalah apabila repeater terganggu maka komunikasi terhenti sama sekali. b. Sistem duplex, selalu digunakan frekuensi yang lain antara penerima dan pengirim walaupun tanpa repeater, sehingga penerima dan pengirim dapat berfungsi bersamaan. Dibandingkan dengan sistem simplex sistem duplex memerlukan lebih banyak alokasi frekuensi. Untuk keperluan komunikasi operasi pada umumnya sistem radio simplex sudah mencukupi kebutuhan oleh karenanya banyak dipakai. c. Sistem Single Side Band SSB, yaitu sistem radio dengan modulasi amplitudo dan seperti namanya single side band yang dipakai hanya salah satu band, uper atau lower side band. Sistem radio dengan modulasi amplitudo kualitas suaranya tidak sebaik yang menggunakan modulasi frekuensi tetapi jangkauannya lebih jauh. Sistem radio SSB ini relatif jarang dipakai untuk keperluan operasi STL.

12.5 Sistem Power Line Carrier