Beban Maksimum Beban Minimum Kecepatan Perubahan Beban

Halaman 78 diperlukan waktu yang relatif lama, oleh karenanya maka timbul kendala-kendala seperti tersebut diatas. Bahan bakar sebagai sumber energi primer dicampur dengan udara dibakar dalam ruang bakar ketel uap sehingga timbul energi panas. Air bersih yang dialirkan dalam pipa-pipa ketel uap disekeliling ruang bakar ketel uap bertugas mengambil sebanyak mungkin energi panas yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar + udara dalam ruang bakar ketel uap sehingga dihasilkan uap dengan tekanan dan suhu yang tinggi dalam drum ketel uap. Uap yang bertekanan dan bersuhu tinggi mengandung energi enthalpy yang tinggi dan drum ketel uap dialirkan ke turbin uap melalui superheater. Didalam superheater uap berkesempatan mengambil energi panas dan gas-gas hasil pembakaran sehingga suhunya naik yang berarti pula bahwa energi enthalpy yang dikandungnya juga naik. Kemudian uap dialirkan ke turbin uap untuk mengkonversikan sebanyak mungkin energi enthalpy yang dikandungnya menjadi energi mekanis turbin uap penggerak generator. Jika dipakai turbin uap dengan sistem reheat, maka uap yang keluar dari turbin tekanan tinggi dialirkan ke dalam reheater terlebih dahulu sebelum dialirkan ke turbin tekanan menengah, sehingga berkesempatan mengambil energi panas dan gas hasil pembakaran, menaikkan suhunya terlebih dahulu dalam reheater. Setelah uap melepaskan energinya dalam turbin maka uap diembunkan dalam kondensor agar menjadi air kembali dan dapat dipompakan kedalam ketel uap kembali. energi yang masih ada dalam uap yang keluar dari turbin dibuang melalui kondensor ke dalam air pendingin kondensor ketika berlanung proses pengembunan.

A. Beban Maksimum

Dalam keadaan yang sempuma beban maksimum dari unit PLTU adalah sesuai dengan yang tercantum dalam buku spesifikasi teknis unit pembangkit. Dalam spesifikasi teknis tersebut umumnya disebutkan berapa beban maksimum untuk pembebanan yang kontinyu dan berapa beban maksimum untuk waktu tertentu, misalnya boleh berbeban 1l0 selama dua jam. Apabila ada bagian dari unit pembangkit yang tidak sempurna keadaannya misalnya pemanas udara sehingga udara yang masuk ke ruang bakar terlalu rendah suhunya, maka behan maksimum terpaksa diturunkan misalnya menjadi 90, tergantung kepada hasil pengukuran berbagai parameter. Halaman 79

B. Beban Minimum

Beban minimum dan unit PLTU berkisar disekitar 25. Pembatasan ini biasanya berhubungan dengan masalah kontrol karena pada beban rendah banyak yang hubungannya tidak linier, sehingga menyulitkan kerjanya alat-alat kontrol. Misalnya hubungan antara suhu gas pembakaran dengan bahan bakar pada beban rendah tidak sama dengan pada beban tinggi. Disamping itu, pada beban rendah nyala api menjadi kurang stabil dan mudah padam. Ada PLTU campuran dual fuel firing bahan bakar minyak dan batubara yang kalau bebannya kurang dari 25 tidak dapat beroperasi dengan barubara melainkan hanya bisa beroperasi dengan menggunakan bahan bahan bakar minyak hal ini ada kaitannya dengan teknik pembakaran dalam ruang bakar ketel uap.

C. Kecepatan Perubahan Beban

Kecepatan perubahan beban pada unit PLTU harus menurut petunjuk Instruction Manual yang dibuat oleh pabrik, karena perubahan beban memberikan berbagai darnpak seperti telah diuraikan diatas. Kecepatan perubahan beban yang mampu dilakukan oleh unit PLTU tergantung pula kepada posisi beban permulaan dalam kaitannya dengan sistem bahan bakar dan sistern pengisian air ketel. Ada PLTU yang didisain apabila bebannya kurang dan 50 harus ada burner yang dimatikan dan juga ada pompa pengisi air ketel yang dihentikan. Untuk menaikkan bebannya misalnya dari 40 ke 80, tahapnya terbagi dua yaitu dari 40 sampai dengan 50, kemudian berhenti sesaat untuk menyalakan burner tambahan dan pompa air pengisi ketel tambahan, baru setelah burner tambahan dan pompa pengisi ai ketel tambahan bekerja normal beban dapat dinaikkan dari 50 sampai dengan 80.

D. Perhitungan Cadangan Berputar