Pedoman-Pedoman Operasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Proses Penyampaian Tenaga Listrik ke Pelanggan

Halaman 106 dilakukan langkah-langkah operasionil untuk mengatasi hal ini, yaitu dengan memindahkan beban dari tempat yang padam atau yang menimbulkan beban lebih ketempat yang lain selama keadaan memungkinkan. Pemindahan beban semacam ini pada umumnya memerlukan koordinasi dengan Pengatur Distribusi. d. Ada gangguan temporer misalnya karena petir yang menyebabkan sebagian dari sistem padam bahkan jika koordinasi kerja relay kurang baik bagian dari sistem yang padam bisa cukup luas bahkan mungkin pula bisa terjadi bah sis tern pa dam total. Gangguani sernacam mi hams segera diatasi dalam operasi Real Time dan untuk bisa mengatasi hal ini perlu ada Pedoman Operasi yang jelas serta diperlukan kecakapan dan ketabahan dari Dispatcher. Untuk dapat mengendalikan sistem terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi seperti tersebut diatas khususnya yang tersebut dalam butir VII.3.d. Perlu ada Pedoman Operasi Standing Operation ProceduresSOP yang jelas serta sesuai dengan kondisi sistem. Pedoman Operasi ini perlu diperbaiki secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan sistem.

10.4 Pedoman-Pedoman Operasi

Agar operasi sistem tenaga listrik berlangsung dengan tertib, perlu disusun Pedoman-pedoman Operasi secara tertulis. Pedoman ini kemudian digunakan oleh mereka yang bertugas mengoperasikan sistem tenaga listrik, terutama para dispatcher. Pedoman-pedoman Operasi seperti yang telah disinggung dalam pasaj VII.3. harus mencakup pedoman mengenai : a. Urutan prioritas unit pembangkit yang harus dijalankan atau dihentikan merit order . b. Beban maksimum dan minimum yang diperbolehkan bagi setiap unit pembangkit. c. Konfigurasi jaringan dalam keadaan normal. d. Batas-batas kewenangan operasi antar kesatuan PLN P2B maupun ke kesatuan PLN di luar PLN P2B. e. Hal-hal yang harus dilakukan pada waktu mengatasi gangguan seperti : - Prioritas pengiriman tegangan. - Saluran-saluran yang dipakai untuk mengirim dan menerima tegangan. - Beban yang tidak boleh dilepas baik dari segi prioritas maupun untuk mengimbangi arus kapasitif pada waktu beban kecil. f. Prosedur memberi laporan dan perintah operasi baik dalam keadaan sistem normal maupun sistem terganggu. Halaman 107 g. Prosedur membebaskan tegangan untuk pelaksanaan suatu pekerjaan dalam instalasi. h. Penggunaan fasilitas telekomunikasi, telemetering dan telecontrol i. Tata cara berkomunikasi baik dalam lingkungan PLN P2B maupun dengan satuan-satuan PLN diluar PLN P2B dan juga dengan pihak diluar PLN. Selain Pedoman-pedoman Operasi yang bersifat umum seperti tersebut diatas masih diperlukan Pedoman-pedornan Operasi yang bersifat khusus, yaitu apabila ada peristiwa-peristiwa khusus yang memerlukan peningkatan keandalan operasi seperti Sidang Umum MPR, Pidato Kenegaraan dari Bapak Presiden dan lain-lain. Pedoman- pedoman Operasi perlu diperbaiki secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan sistem. Pedoman-pedoman Operasi yang tidak sesuai lagi dengan keadaan sistem sering kali menimbulkan kesulitan diwaktu mengatasi gangguan. Oleh karenanya setiap gangguan khususnya gangguan yang besar perlu dianalisa. Analisa ini antara lain metiputi masalah apakah relay bekerja dengan baik serta apakah Pedoman-pedoman Operasi perlu diperbaiki. Halaman 108 BAB XI PENGATURAN TEGANGAN

11.1 Pengaturan Tegangan Arus Dan Daya