Daya Tersedia Dalam Sistem Kemungkinan Kehilangan Beban Loss of Load Probability

Halaman 24 Jika angka-angka Forced Outage Hours, Planned Outage Hours dan Operating Available Hours masing-masing dibagi dengan 8760 jam maka kita dapatkan Forced Outage Factor FOF, Planned Outage Factor POF dan Operating Availability Factor OAF untuk satu tahun 8760 jam. Dari buku statistik PLN Pembangkitan Jawa Bagian Barat tahun 19861987 dapat dilihat angka-angka sebagai berikut : Tahun 1982 1983 1983 1984 1984 1985 1985 1986 1986 1987 Jenis Pusat Listrik CF FOF CF FOF CF FOF CF FOF CF FOF Keterangan PLTA PLTU PLTD PLTG PLTP 34.04 56.64 4.57 8.72 29.55 3.47 4.38 10.34 1.82 2.48 44.24 52.84 4.78 6.51 79.42 2.92 6.62 9.93 4.31 7.26 51.29 47.39 2.55 7.10 82.55 0.22 3.49 3.72 8.12 9.39 27.40 44.08 2.27 6.41 85.06 0.87 3.92 4.85 5.00 2.18 45.58 43.34 2.49 0.78 88.41 1.41 5.37 0.59 1.79 1.24 CF dan FOF dinyatakan dalam Capacity Factor yang rendah dan PLTD dan PLTG menunjukan bahwa pernakaian PLTD dan PLTG sangat sedikit, mungkin karena PLTD dan PLTG hanya dipakai sebagai stand by unit. Untuk PLTP kalau dibandingkan dengan PLTP negara lain perlu diperhitungkan kualitas uap yang didapat karena hal ini mempengaruhi FOF jika produksi kWh dalam satu tahun dibagi dengan kapasitas terpasang dalam KW kali 8760 jam maka didapat Capacity Factor CF. Capacity Factor sesungguhnya menggambarkan berapa jauh suatu alat dimanfaatkan Capacity Factor tentu saja akan mempengaruhi Operating Availability Factor dan Forced Outage Factor karena unit pembangkit yang sering dipakai tentu saja lebih sering mengalami kerusakan Forced Outage dibanding dengan unit pembangkit yang jarang dioperasikan.

2.6 Daya Tersedia Dalam Sistem

Daya Tersedia dalam sistem tenaga listrik haruslah cukup untuk melayani kebutuhan tenaga listrik dan para pelanggan. Daya tersedia tergantung kepada daya terpasang unit-unit pembangkit dalam sistem dan juga tergantung kepada kesiapan operasi unit-unit tersebut. Berbagai faktor seperti gangguan kerusakan dan pemeliharaan rutin, menyebabkan unit pembangkit menjadi tidak siap operasi. Untuk dapat melayani beban yang diperkirakan dan Perkiraan Beban Load Forecast dan juga mengingat masalah pemeliharaan unit pembangkit seperti diuraikan dalam pasal 11.5, harus diusahakan agar Daya Tersedia dalam sistem selalu cukup untuk melayani beban. Halaman 25 Karena unit pembangkit yang direncanakan tersedia untuk operasi dalam sistem ada kemungkinan mengalami Forced Outage maka besarnya cadangan Daya Tersedia sesungguhnya merupakan ukuran keandalan operasi sistem. Untuk membahas keandalan operasi dipakai pengertian-pengertian seperti digambarkan oleh gambar II.11.

2.7 Kemungkinan Kehilangan Beban Loss of Load Probability

Unit-unit pembangkit bertugas menyediakan daya dalam sistem tenaga listrik, agar beban dapat dilayani. Dilain pihak unit pembangkit setiap waktu bisa mengalami gangguan sehingga tidak bisa beroperasi. Jika gangguan ini terjadi pada saat yang bersamaan atas beberapa unit pembangkit yang besar, maka ada kemungkinan bahwa daya tersedia dalam sistem berkurang sedemikian besarnya sehingga tidak cukup untuk melayani beban. Dalam hal yang demikian terpaksa dilakukan pelepasan beban, atau terpaksa sistem kehilangan beban, terjadi pemadaman dalam sistem. Dalam pasal II.6 telah disinggung kemungkinan terjadinya pemadaman karena adanya forced outage unit pernbangkit dalam sistem. Seperti juga telah diuraikan dalam pasal II.6, kemungkinan terjadinya forced outage dengan nilai tertentu dapat dihitung. Beban berubah-rubah sepanjang waktu, maka forced outage yang berlangsung pada saat-saat beban puncak akan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap cadangan daya tersedia dibandingkan dengan forced outage yang berlangsung pada saat- saat beban rendah. Jadi setiap forced outage selain bisa dihitung kemungkinan terjadinya juga memberikan kemungkinan timbulnya pemadaman dalam sistem, atau sering pula. Disebut sebagai rnemberi kemungkinan sistem “kehilangan beban”. Kemungkinan kehilangan beban ini merupakan risiko yang dihadapi dalam mengoperasikan sistem tenaga listrik dan perlu diformulasikan. LOLP sesungguhnya merupakan risiko yang dihadapi dalam operasi, dalam gambar 4 digambarkan sebagai berapa jauh garis daya tersedia boleh menurun karena pemeliharaan maupun forced outage dalam kaitannya terhadap pemotongan kurva lama beban. LOLP biasa dinyatakan dalam hari pertahun . Makin kecil nilai LOLP berarti garis daya tersedia harus makin kecil kemungkinannya rnemotong garis kurva lama beban, ini berarti bahwa daya terpasang harus makin tinggi serta juga Forced Outage Rate harus makin kecil dengan perkataan lain diperlukan investasi yang lebih besar dan juga kualitas unit pembangkit yang lebih baik. Halaman 26 Pengertian mengenal LOLP ini juga diperlukan dalam perencanaan operasi misalnya untuk menyusun jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit dengan risk level tertentu misalnya dengan LOLP satu hari per tahun. Dengan ketentuan ini maka jadwal pemeliharaan unit-unit pembangkit harus diatur sedemikian rupa sehingga daya tersedia tanpa forced outage unit-unit pernbangkit yang dijadwalkan siap operasi terdiri dari unit-unit pembangkit yang mempunyai F.O.R. sedemikian hingga persamaan 4 tetap terpenuhi. PLN dalam menyusun jadwal pemeliharaan sistem interkoneksi Jawa mengasnbil risk level LOLP satu hari per tahun.

2.8 Menentukan Keandalan Sistem