Gambar 10. Perbandingan suhu, kec. angin dan kelembapan wilayah Jambi
Profil data suhu udara, angin dan kelembapan berfluktuasi sepanjang periode JJA-2013. Puncak suhu maksimum data observasi terjadi dibulan Juni dengan nilai
33
º
C, sedangkan data WRF mempunyai nilai maksimum 31
º
C. Kelembapan terendah terjadi juga pada pertengahan bulan Juni, nilai kelembapan minimum data observasi
adalah 51 sedangkan data WRF sebesar 69. Nilai korelasi dan RMSE antara data observasi dan WRF untuk parameter suhu udara adalah 0.75 dan 1.48, parameter
kelembapan mempunyai korelasi sebesar 0.63 dan RMSE sebesar 16.28.
4.2.4. Palembang - Sumatera Selatan
Gambar 11 menunjukkan hasil perbandingan data suhu udara, kecepatan angin, dan kelembapan data observasi cuaca dengan WRF wilayah Sumatera Selatan.
Gambar 11. Perbandingan suhu, kec. angin dan kelembapan wilayah Sumsel
Profil data suhu udara, angin dan kelembapan cukup berfluktuasi sepanjang periode JJA-2013. Puncak suhu maksimum data observasi terjadi dibulan Juni dengan
nilai 33
º
C, sedangkan data WRF mempunyai nilai maksimum 31
º
C. Kelembapan terendah terjadi juga pada pertengahan bulan Juni, nilai kelembapan minimum data
observasi adalah 50 sedangkan data WRF sebesar 62. Nilai korelasi dan RMSE antara data observasi dan WRF untuk parameter suhu udara adalah 0.80 dan 1.40,
parameter kelembapan mempunyai korelasi sebesar 0.66 dan RMSE sebesar 12.54, dan nilai korelasi parameter kecepatan angin 0.56 dan RMSE sebesar 4.92. Nilai
Threath Score untuk parameter curah hujan sebesar 63. Parameter kelembapan model WRF mempunyai over forecasting terhadap data observasi.
4.2.5. Pontianak – Kalimantan Barat
Gambar 12 menunjukkan hasil perbandingan data suhu udara, kecepatan angin, dan kelembapan antara data observasi cuaca dengan data WRF resolusi 9 km
pada periode Juni-Juli-Agustus 2013 di wilayah Pontianak, Kalimantan Barat.
Gambar 12. Perbandingan suhu, kec. angin dan kelembapan wilayah Kalbar
Profil data suhu udara, angin dan kelembapan cukup berfluktuasi sepanjang periode JJA-2013. Puncak suhu maksimum data observasi terjadi dibulan Juni dengan
nilai 33
º
C, sedangkan data WRF mempunyai nilai maksimum 32
º
C. Kelembapan terendah terjadi juga pada pertengahan bulan Agustus, nilai kelembapan minimum
data observasi adalah 55 sedangkan data WRF sebesar 61. Nilai korelasi dan RMSE antara data observasi dan WRF untuk parameter suhu udara adalah 0.70 dan
1.94, parameter kelembapan mempunyai korelasi sebesar 0.58 dan RMSE sebesar 11.01, dan nilai korelasi parameter kecepatan angin 0.55 dan RMSE sebesar 3.15.
Parameter kelembapan model WRF mempunyai nilai lebih tinggi over forecasting terhadap data observasi.
4.2.6. Palangkaraya – Kalimantan Tengah
Perbandingan suhu, kecepatan angin, dan kelembapan antara observasi dengan WRF periode Juni-Juli-Agustus 2013 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah
ditunjukkan Gambar 13.