Kebakaran HutanLahan TINJAUAN PUSTAKA

hubungannya dengan bahan bakar adalah kadar air, jumlah potensi, dan ketebalan bahan bakar Brown dan Davis. 1973. Wright dan Bailey 1982 menyatakan bahwa jenis bahan bakar semak dan anakan, penutup tanah serta serasah merupakan bahan bakar halus yang sangat mudah menyala. Demikian juga cabang yang mati dan sisa tebangan adalah bahan bakar potensial dan mudah menyala sehingga dalam jumlah banyak dapat menyebabkan area kebakaran yang sangat luas. Makin kecil ukuran bahan bakar, maka proses transfer panas melalui radiasi, konveksi dan konduksi dari titik yang sedang terbakar ke bahan yang belum terbakar dapat berlangsung bersamaan sehingga suhu penyalaan cepat tercapai Davis. 1959. Menurut Clar dan Chatten 1954 ada beberapa hal yang mempengaruhi kebakaran yaitu : 1. Ukuran bahan bakar, bahan bakar yang halus lebih cepat kering dan lebih mudah terbakar sedangkan bahan bakar kasar lebih sulit terbakar. 2. Susunan bahan bakar, bahan bakar yang menyebar secara horizontal mempercepat meluasnya kebakaran. 3. Volume bahan bakar, bahan bakar dalam jumlah besar akan memperbesar nyala api, temperatur tinggi dan sulit dipadamkan. 4. Kerapatan bahan bakar, kayu akan terbakar dengan baik pada kerapatan tinggi dan pada bila kerapatan rendah; sedangkan rumput akan lebih mudah terbakar pada saat kerapatan rendah dan berhenti bila kerapatan tinggi. 5. Kadar air bahan bakar, bahan bakar yang banyak mengandung air lebih sulit terbakar. Banyak sedikitnya serasah dalam hutan yang berpotensi untuk terbakar sangat tergantung pada jenis pohon yang mendominasi hutan dan juga musim. Sedangkan yang dimaksud dengan kadar air bahan bakar adalah jumlah kandungan air dalam bahan bakar yang dinyatakan dalam persentase berat air terhadap berat kotor bahan bakar yang dikeringkan pada suhu 100 º C Clar and Chatten. 1954. 2.2.1.2.Tipe Tanah Kebakaran di lahan gambut merupakan jenis kebakaran yang paling berbahaya bila dibandingkan dengan tipe kebakaran hutan yang lainnya yang sulit dideteksi dan dikendalikan. Kebakaran di tanah gambut menembus ke bawah lapisan tanah dan membentuk lubang corong, kemudian api menyebar di bawah permukaan secara horizontal dan vertikal Syaufina. 2002. Hutan gambut yang tumbuh di atas tanah tipe gambut adalah tipe hutan rawa gambut peat swamp forest. Kejadian kebakaran hutan dan lahan di daerah bergambut pada umumnya dipengaruhi oleh kandungan air gambut, jumlahnya sesuai dengan curah hujan dikurangi dengan evapotranspirasi Rahayu. 1998, dan dipengaruhi oleh kondisi drainase Kusmana et al. 2008. Berdasarkan kedalamannya gambut digolongkan ke dalam 3 kriteria yaitu gambut dangkal 0.6 – 1 m, gambut sedang 1‐2 m dan gambut dalam 2 m. Tanah gambut memiliki daya penahan air yang sangat besar, dan akan menyusut serta menurun permukaannya bergantung pada system drainase. Gambut yang mengkerut tidak akan kembali lagi irreversible drying yang sangat mudah terbakar dan tererosi baik oleh air maupun angin. Susutnya air dalam gambut memunculkan sebagian besar