Analisis dan Verifikasi Simulasi Dispersi Asap Analisis Kuesioner Data Aktivitas Masyarakat Lokal

Gambar 6 . Tahapan kerja penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Wilayah Kajian

Secara geografis Pulau Sumatera dan Kalimantan terletak pada posisi antara - 5°57 53.58 - 5°4257.32 LS dan 95°516.41 - 119°45.81 BT. Pulau terbesar keenam di dunia ini memiliki luas wilayah 470.000 km 2 dan secara geografis pulau ini terletak di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda, dan di sebelah barat dengan Samudra Hindia. Pulau Kalimantan mempunyai luas wilayah sebesar 549.032 km 2 , luasan ini merupakan 28 seluruh daratan Indonesia. Kalimantan berbatasan dengan Sabah dan Sarawak di bagian utara, sedangkan di bagian timur berbatasan dengan Selat Karimata, di bagian selatan berbatasan dengan Laut Jawa, dan di sebelah timur berbatasan dengan Selat Makassar, dan Laut Sulawesi Kemendagri. 2013 Wilayah Sumatera dan Kalimantan yang luas, seharusnya memiliki jaringan stasiun cuaca observasi yang rapat dan homogen. Keterbatasan data cuaca observasi untuk menyusun peta SPBK dapat memanfaatkan sumber data model luaran WRF resolusi 9 km. Lokasi sebaran data cuaca prediksi luaran WRF ditunjukkan Gambar 7. Gambar 7 . Koordinat lokasi data luaran WRF 9 km

4.2. Analisis dan Verifikasi Data Parameter Cuaca Model WRF

Proses running model WRF menghasilkan data prediksi cuaca untuk bulan Juni – Agustus 2013, dengan menggunakan luasan domain 5°57 53.58 - 5°4257.32 LS dan 95°516.41 - 119°45.81 BT dengan resolusi temporal 1 jam. Pengambilan nilai luaran WRF dilakukan pada setiap grid domain ukuran 9 km x 9 km berdasarkan titik yang terdekat dengan lokasi data cuaca observasi. Hasil luaran 9 model yang digunakan adalah parameter suhu, kelembapan, kecepatan dan arah angin, dan curah hujan kumulatif. Data prediksi cuaca model diverifikasi dengan data cuaca observasi wilayah Sumatera dan Kalimantan di 8 delapan propinsi yang merupakan wilayah rawan kebakaran hutanlahan. Data cuaca observasi yang digunakan sebagai verifikator data model di wilayah Sumatera adalah Bandara Polonia Medan-Sumatera Utara, Stasiun Meteorologi Pekanbaru-Riau, Bandara Sultan Thaha-Jambi, dan Talang Betutu- Palembang Sumsel. Sedangkan data stasiun observasi cuaca di wilayah Kalimantan adalah; Bandara Supadio-Pontianak Kalbar, Panarung-Palangkaraya Kalteng, Bandara Syamsuddin-Banjarmasin Kalsel, dan Temindung-Samarinda Kaltim Grafik perbandingan antara parameter cuaca luaran WRF dengan observasi pada 8 delapan propinsi rawan kebakaran hutanlahan di Sumatera dan Kalimantan ditunjukkan Gambar 8 -15.

4.2.1. Medan - Sumatera Utara

Gambar 8 merupakan hasil perbandingan data suhu udara, kecepatan angin, dan kelembapan data observasi cuaca dengan data WRF resolusi 9 km pada periode Juni-Juli-Agustus 2013 di wilayah Polonia- Sumatera Utara.