Pengolahan Data Simulasi Dispersi Asap

dengan interval waktu 1 jam untuk wilayah Sumatera dan Kalimantan. Pilihan kimiawi menggunakan profil kimiawi ideal, dan menggunakan pilihan emisi EDGAR simple emissions.

3.3.5. Pengolahan Data Aktivitas Masyarakat Lokal dalam Penyiapan Lahan

Pertanian Pengumpulan data aktivitas masyarakat lokal dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara, metode sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Pertanyaan dalam kuesioner terkait latar belakang dan aktivitas masyarakat lokal dalam memanfaatkan lahan gambut khususnya pada saat penyiapan dan pengolahan lahan untuk pertanian dan perkebunan. Pengambilan data dilakukan di wilayah Rasau Jaya Kalimantan Barat dan Kampar Kepulauan Riau. Data yang terkumpul diolah, ditabulasikan, dianalisis kemudian diinterpretasikan.

3.4. Analisis dan Verifikasi

3.4.1. Analisis dan Verifikasi Data Cuaca Model

Data cuaca model WRF yang digunakan sebagai database penyusun SPBK menggunakan inisial waktu jam 13.00 WIB untuk setiap lokasi diwilayah Sumatera dan Kalimantan. Inisial waktu yang digunakan didasarkan pada asumsi bahwa waktu tersebut mewakili kondisi suhu puncak dan kelembapan terendah serta berpotensi tinggi terjadinya kebakaran hutanlahan. Sebelum data cuaca model digunakan sebagai database penyusun SPBK perlu dilakukan verifikasi. Proses verifikasi dilakukan terhadap luaran model untuk melihat tingkat akurasi model terhadap observasi, dengan menggunakan pendekatan statistik. Verifikasi parameter suhu udara, kelembapan, dan kecepatan angin dilakukan dengan perhitungan korelasi dan Root Mean Square Error RMSE, ditunjukkan dengan persamaan Kyun 2002. 1 Dengan F = forecast nilai prediksi model dan O = observation nilai pengamatan, metode prakiraan dikatakan baik jika memiliki nilai korelasi yang tinggi dan nilai RMSE yang rendah. Untuk mengetahui persentase kesalahan percent ∑ = − = N n n n O F N RMSE 1 2 1 ∑ ∑ ∑ = = = − × − − × − = N n n N n n N n n n O O F F O O F F Corr 1 2 1 2 1 2 error pada semua parameter antara hasil model dan observasi menurut Hanke 1992 menggunakan perhitungan sebagai berikut; E = O – F x 100 3 O Dimana O adalah data hasil observasi, F adalah data hasil simulasi model dan E adalah hasil dari persentase kesalahan. Verifikasi parameter curah hujan kumulatif menggunakan metode pengukuran Threat Score TS yaitu untuk mengukur ketepatan prakiraan antara model dan observasi. Perhitungan nilai TS menggunakan metode Saito 2001 sebagai berikut: Threat Score 4 Dimana N hit = jumlah hit, N pass = jumlah pass, dan N false = jumlah false alarm. Hit adalah kondisi apabila hasil model dan observasi dalam waktu observasi sesuai. Pass adalah kondisi apabila kejadian tidak terprakiraan oleh model, namun teramati dalam waktu observasi. Sedangkan false alarm adalah kondisi apabila kejadian terprakiraan di model, namun tidak teramati dalam waktu observasi. Adapun untuk Prosentase Hit adalah Threat Score dikalikan 100. Hasil metode verifikasi akan didapatkan nilai korelasi, error, dan tingkat akurasi data model terhadap data observasi.

3.4.2. Analisis dan Verifikasi Peta SPBK

Hasil peta SPBK berbasis model dianalisis dan dibandingkan dengan peta SPBK berbasis observasi milik BMKG. Teknik verifikasi menggunakan metode pendekatan kualitatif maupun kuantitatif. Metode kuantitatif yang digunakan adalah korelasi, RMSE, dan percent error persentase kesalahan seperti pada persamaan no. 1, 2, dan 3 diatas. Hasil dari metode kuantitatif adalah nilai korelasi dan error antara peta SPBK berbasis model dan observasi.

3.4.3. Analisis Hubungan Hotspot dan SPBK

Analisis keterkaitan antara Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran Hutan dan Lahan SPBK dengan kejadian titik panas hotspot dilakukan dengan teknik tumpang tindih overlay antara peta SPBK khususnya peta indeks FFMC dengan hotspot. Jika sebaran hotspot dominan terdapat pada wilayah dengan kategori mudah- sangat mudah terbakar berwarna kuning-merah, artinya hotspot berkorelasi terhadap peta SPBK dan berpotensi tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan diwilayah tersebut. Dalam menganalisis hubungan ini digunakan peta SPBK khususnya peta false pass hit hit N N N N + + =