57
melalui kritik dan saran melalui kotak saran yang disediakan di tempat E-coFarm. Sampai saat ini E-coFarm belum pernah menerima keluhan-keluhan tentang
pelayanan dan kualitas produk. E-coFarm juga sering terlibat dengan kegiatan kewirausahaan yang dilakukan oleh mahasiswa. Kegiatan tersebut biasanya bertujuan
untuk penggalangan dana yang dilakukan dengan cara menjual kembali produk yang dibeli dari E-coFarm dengan harga yang lebih murah dari harga yang ditetapkan oleh
distributor E-coFarm. 6.
Ketersediaan Tenaga Kerja yang berada di sekitar Unit Usaha. Tenaga kerja yang dimiliki oleh E-coFarm saat ini adalah penduduk yang
berada di sekitar Kampus IPB Darmaga. Tenaga kerja ini sengaja diambil dari daerah sekitar dengan tujuan untuk memberdayakan ketersediaan jumlah tenaga kerja dan
melibatkan masyarakat sekitar dalam kegiatan usaha khususnya dibidang peternakan. Tenaga kerja tersebut dibina langsung oleh Fakultas Peternakan sehingga memiliki
keahlian sesuai dengan divisi masing-masing. Ketersediaan tenaga kerja ini merupakan kekuatan bagi E-coFarm pada saat melakukan pengembangan usahanya.
7.1.2. Kelemahan Perusahaan
1. Pemilik Usaha Kurang Fokus terhadap Usaha
Pada awalnya E-coFarm dibentuk dari kerjasama antara Departemen Peratanian dan Fakultas Peternakan, sehingga status kepemilikan diserahkan kepada
Fakultas Peternakan yang kemudian menunjuk penanggung jawab perusahaan. Semua kegiatan di perusahaan dipercayakan kepada seorang manager lapangan mulai
dari proses produksi di peternakan sampai proses produksi pengolahan. Manager lapangan E-coFarm memiliki peran yang cukup besar dalam kelangsungan
perusahaan dibandingkan pemilik perusahaan. Manager lapangan harus melakukan pencatatan produksi, melakukan pengontrolan dan membuat pembukuan keuangan
setiap harinya dan dibuat menjadi laporan bulanan yang diserahkan kepada kepada pemilik atau penanggung jawab perusahaan.
Pemilik atau penanggung jawab perusahaan biasanya hanya datang langsung ke lapangan jika terjadi masalah yang tergolong beresiko tinggi terhadap
kelangsungan produksi. Selebihnya pemilik hanya melakukan pengontrolan dari hasil laporan keuangan per bulan yang dibuat oleh manager lapangan.
58
2. Sistem Akuntansi Keuangan yang Sederhana.
E-coFarm sudah memiliki laporan pengeluaran dan pendapatan serta laporan produksi tetapi bentuk laporannya masih sangat sederhana. Laporan tersebut dibuat
oleh manajer lapang yang kemampuan dalam bidang akuntansinya masih kurang baik. Sistem akuntansi keuangan sebaiknya dibuat sesuai dengan standar yang ada,
karena didalam sistem akuntansi keuangan merupakan sumber informasi tentang kondisi perusahaan dan dapat membantu seorang manajer atau pemilik usaha dalam
melakukan pengambilan keputusan. Selain itu, sistem akuntansi keuangan yang sesuai standar dibutuhkan dalam upaya mendapatkan pinjaman modal dari pihak
perbankan. 3.
Tidak memiliki Distributor E-coFarm tidak memiliki distributor tetap yang menjual produknya ke luar
secara berkelanjutan. Ada beberapa konsumen yang membeli yoghurt dari E-coFarm yang kemudian dijual lagi ke luar, konsumen ini tidak melakukannya secara teratur.
Dalam waktu satu bulan biasanya hanya datang 1-2 kali. E-coFarm sudah membuat perencanaan untuk mendistribusikan produk yoghurtnya, tetapi hal tersebut belum
bisa dilakukan karena kurangnya modal dan tenaga kerja yang mampu untuk mendistribusikan produk. Padahal E-coFarm memiliki peluang yang cukup besar
untuk meningkatkan pendapatannya jika mampu menjual produknya ke daerah sekitar kampus IPB Darmaga. Saat ini E-coFarm hanya menjual produknya di
wilayah laboratorium lapangan Fakultas Peternakan IPB sehingga pemasarannya masih belum luas.
4. Kurangnya Ketersediaan Modal
Modal usaha yang dimiliki E-coFarm untuk mengembangkan usahanya sangatlah sedikit. Hasil keuntungan yang didapat E-coFarm sampai saat ini belum
mampu untuk membantu mengembangkan usaha. Manager lapangan sudah bersusaha untuk mendapatkan tambahan modal usaha. Manager lapangan pernah
mengajukan proposal penambahan modal usaha ke Fakultas Peternakan, tetapi hasil yang didapat sangat jauh dari yang diharapkan. Manager lapangan juga pernah
berusaha mengajukan pinjaman modal ke sebuah lembaga keuangan, tetapi lembaga keuangan tersebut tidak dapat memberikan pinjaman modal dengan alasan resiko
usaha.
59
5. Penggunaan Peralatan Produksi Masih Sederhana
Peralatan produksi yang dimiliki E-coFarm masih belum memadai. Kegiatan produksi yang dilakukan hanya menggunakan peralatan rumah tangga sederhana. E-
coFarm hanya memiliki beberapa alat yang cukup baik seperti mesin sealer dan mesin pendingin. Penggunaan mesin pengolahan yang sangat sederhana ini memiliki
resiko kontaminasi bakteri yang dapat merusak produk atau bahkan sampai membahayakan konsumen. Pada perusahaan besar biasanya kegiatan produksi sudah
dilakukan dengan menggunakan peralatan yang sudah modern seperti mesin pasteurisasi dan mesin inkubator yang dapat mempengaruhi kualitas produk.
6. Produk Belum Memiliki Izin dari BPOM dan Belum Bersertifikat Halal
E-coFarm sampai saat ini belum memiliki izin edar dari BPOM dan setifikasi halal. Untuk memiliki izin edar, produk olahan susu yang dimiliki oleh E-coFarm
harus lulus dari uji laboratorium yang dilakukan oleh BPOM pusat dengan cara mengirimkan sample dan kemudian dilakukan uji laboratorium lanjutan dilokasi
usaha. Proses untuk mendapatkan izin edar ini memang tergolong rumit dan membutuhkan waktu yang lama tetapi harus dilakukan untuk menjaga keamanan
pangan. Sertifikasi halal yang didapatkan dari MUI juga sangatlah penting dilakukan karena penduduk di Indonesia merupakan mayoritas muslim. Izin BPOM dan
sertifikasi halal MUI bisa menjadi penghambat usaha jika para konsumen cukup kritis dalam memilih produk sehingga dapat menimbulkan anggapan bahwa produk
tersebut tidak baik untuk dikonsumsi.
60
Tabel 14. Identifikasi Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Bidang Fungsional
Kekuatan Kelemahan
Manajemen - Hubungan baik antara pekerja
dan pemilik usaha -Pemilik usaha kurang fokus
terhadap bisnis yang dijalankan Pemasaran
-Harga terjangkau dan adanya diskonpotongan harga
-Hubungan yang baik dengan konsumen
-Tidak memiliki distributor -Produk belum memiliki izin
dari BPOM dan belum bersertifikat halal
Produksi -Memiliki inovasi produk
-Kemudahan akses bahan baku utama
-Penggunaan peralatan produksi masih sederhana
Keuangan dan Akuntansi -Sistem akuntansi keuangan
masih sederhana -Kurangnya ketersediaan modal
Sumber Daya Manusia SDM
-Memiliki tenaga kerja yang murah dan berada di sekitar unit
usaha
7.2. Identifikasi Faktor Eksternal
Berdasarkan analisis lingkungan eksternal diperoleh beberapa faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi E-coFarm. Berikut akan dijelaskan peluang dan
ancaman E-coFarm
7.2.1. Peluang Perusahaan
1. Peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan dengan mengkonsumsi
minuman kesehatan Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan memberikan
kesempatan kepada produk-produk olahan berbahan baku susu atau minuman kesehatan lainnya untuk masuk dalam persaingan sebagai minuman dengan nilai
gizi tinggi dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi. Selain itu, semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat juga berpengaruh terhadap tingkat konsumsi
masyarakat akan minuman kesehatan. Gaya hidup sehat dimulai dari mengkonsumsi minuman atau makanan yang sehat.
Produk-produk olahan susu sudah lama dikenal oleh masyarakat dan memiliki manfaat penting bagi kesehatan, sehingga ada baiknya dikonsumsi secara
teratur. Pemahaman masyarakat mengenai manfaat dari mengkonsumsi susu dan produk olahannya dapat meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk-
produk tersebut.