5
Tabel 6. Jumlah Pengeluaran Rata-rata Per Kapita Perbulan Penduduk Jawa
Barat untuk Produk Telur dan Susu Tahun 2007 dan 2008 Keterangan
Tahun 2007 Tahun 2008
Penduduk Perkotaan Rp 14.405
Rp. 16.320 Penduduk Pedesaan
Rp 6.275 Rp. 7.322
Perkotaan+Pedesaan Rp 11.048
Rp. 12.613
Sumber: Badan Pusat Statistik 2008
Peningkatan populasi dan produksi susu yang diiringi oleh peningkatan konsumsi susu menunjukkan bahwa produk susu memiliki peluang yang besar
untuk terus dikembangkan khususnya di Jawa Barat. Hal ini disebabkan susu merupakan produk yang dibutuhkan oleh banyak orang yang meliputi berbagai
lapisan masyarakat. Selain itu, fungsi susu sebagai salah satu sumber bahan pangan yang kaya protein dan bergizi tinggi.
Menurut Rahman et al 1992, susu mengandung berbagai komponen bahan pangan yang sangat sesuai bagi pertumbuhan mikroorganisme baik bakteri,
kapang maupun khamir. Akibat pertumbuhan berbagai jenis mikroba ini, maka susu merupakan suatu bahan pangan hasil ternak yang mudah rusak sehingga
diperlukan suatu proses penanganan yang baik. Salah satu cara penanganan susu tersebut adalah dengan cara pengolahan. Produk susu olahan diantaranya susu
bubuk, susu kental manis, susu pasteurisasi, yoghurt dan makanan lainnya yang mengandung susu seperti keju dan mentega. Produk susu olahan tersebut banyak
diminati masyarakat. Pada tahun 2008, konsumsi olahan dalam negeri mencapai 1.022.864 ton, dengan konsumsi per kapita sebesar 8,02 kg per tahun Dinas
Perindustrian RI 2009.
1.2. Perumusan Masalah
Perkembangan usaha pengolahan susu sapi dalam negeri masih memiliki berbagai tantangan yang harus dihadapi sekaligus berbagai peluang yang harus
dimanfaatkan. Tantangan yang harus dihadapi antara lain pengolahan susu yang masih tradisional dengan skala usaha yang kecil, keterbatasan modal usaha, dan
wilayah pemasaran yang sangat kecil. Sedangkan kebutuhan dan konsumsi susu yang semakin tinggi setiap tahunnya merupakan peluang yang harus dimanfaatkan
peternak.
6 Education Corporate Farming E-coFarm Fakultas Peternakan IPB berdiri
pada bulan Maret 2006 dengan modal awal yang dimiliki adalah 20 ekor sapi perah betina dari Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian, 12 ekor
sapi dara bunting dari Kementrian Negara Koperasi dan UMKM. Pegawai yang bekerja sebanyak 7 orang 4 orang pegawai kandang dan 3 orang pencari rumput.
Saat ini jumlah sapi yang dimiliki E-coFarm berjumlah 21 ekor, terdiri dari 14 ekor sapi periode laktasi, 2 dara dan 4 anakan. Rata-rata produksi susu segar yang
dihasilkan E-coFarm sebanyak 60-80 liter perhari. Produk yang dihasilkan dan dijual oleh E-coFarm tidak hanya susu segar
tetapi juga produk olahan susu berupa susu pasteurisasi, yoghurt, dan puding. Produk berupa susu segar sebagian dijual ke D-Farm Fapet IPB dan beberapa
konsumen lain yang memiliki usaha pengolahan susu yang berskala rumah tangga. Sedangkan sebagian lagi digunakan untuk membuat produk olahan yang
kemudian dijual di wilayah Kampus IPB. E-coFarm memiliki harapan untuk bisa memproduksi dan menjual lebih
banyak produk olahan. Usaha pengolahan sendiri memiliki manfaat untuk mendapatkan nilai tambah dari susu murni yang dihasilkan. Tetapi pada
kenyataannya sampai saat ini E-coFarm belum mampu untuk memenuhi harapannya dalam hal memproduksi lebih banyak produk dan memperluas
wilayah pemasaran. E-coFarm yang wilayah pemasarannya hanya disekitar Kampus IPB ini, memproduksi produk olahan berdasarkan stok yang tersedia.
Dengan demikian, E-coFarm tidak bisa meningkatkan produksi produk olahannya walaupun E-coFarm memiliki bahan baku utama yaitu susu segar yang cukup
banyak. Sebagai contohnya, E-coFarm rata-rata hanya menggunakan 76 liter susu per bulan untuk menghasilkan 140 liter yoghurt, sedangkan E-coFarm mampu
memproduksi susu segar sebanyak 60-80 liter perhari. Selain itu E-coFarm belum memiliki tempat penyimpanan susu yang memadai. Susu segar yang dihasilkan
harus segera diolah atau disimpan di mesin pendingin agar susu tidak rusak. Kondisi inilah yang menyebabkan E-coFarm tidak memiliki pilihan selain
menjual susu segarnya ke konsumen yang juga melakukan usaha pengolahan susu.
7 Berdasarkan penjelasan diatas, ada beberapa permasalahan yang akan
dikaji dalam penelitian adalah: 1.
Faktor internal dan eksternal apa saja yang berpengaruh terhadap usaha E-coFarm, Darmaga-Bogor?
2. Bagaimana alternatif dan prioritas strategi yang tepat untuk di terapkan
pada pihak E-coFarm sesuai dengan kondisi lingkungan usahanya?
1.3. Tujuan Penelitian