45
6.1.5. Sumberdaya Manusia
Salah satu kunci keberhasilan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, umumnya ditunjang oleh kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki.
Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk menjaga loyalitas tenaga kerja sebab secara tidak langsung tenaga kerja juga berperan serta dalam
menentukan kemajuan suatu usaha. Sumberdaya manusia unit peternakan E-coFarm pada tingkat pegawai
terbagi menjadi dua divisi yaitu pegawai bagian peternakan dan pegawai bagian pengolahan susu. Jumlah pegawai pada bagian peternakan terdiri dari enam orang
4 orang pegawai kandang dan 2 orang pencari rumput. Pegawai pada bagian pengolahan susu terdiri dari 2 orang pegawai harian.
Latar belakang pendidikan penanggung jawab dan manajer E-coFarm adalah profesor dan pasca sarjana. Manajer pelaksana bertugas untuk mengatur
dan melakukan kontrol serta evaluasi kegiatan. Penanganan di lapangan baik untuk bagian budidaya dan pengolahan susu ditangani oleh manajer pelaksana.
Kompleksitas pengelolaan usaha peternakan dan pengolahan susu sangat membutuhkan sumberdaya manusia yang berpengalaman dan kompeten, dalam
hal ini E-coFarm memiliki sumberdaya tersebut. Namun, pada bagian teknis produksi pengolahan susu berlatar belakang pendidikan SMP dan SD.
Kemampuan pegawai tersebut sudah memiliki keterampilan teknis yang baik hasil binaan Fakultas Peternakan IPB.
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengembangkan faktor- faktor yang terbatas mengenai peluang yang dapat memberikan manfaat bagi
suatu usaha dan faktor-faktor ancaman yang harus dihadapi. Menurut Umar 2008, lingkungan eksternal dibagi menjadi dua kategori yaitu lingkungan jauh
dan lingkungan industri.
6.2.1. Analisis Lingkungan Jauh
Analisis lingkungan jauh mengkaji empat faktor penting yaitu ekonomi, sosial, politik dan teknologi.
46
6.2.1.1. Faktor Ekonomi
Aspek ekonomi berpengaruh penting terhadap kelangsungan suatu usaha. Faktor ekonomi mengacu kepada sifat, cara dan arah dari perekonomian dimana
suatu perusahaan akan atau sedang beroperasi. Faktor ekonomi yang mempengaruhi E-coFarm antara lain:
1. Pertumbuhan Sektor Ekonomi
Kondisi perekonomian Kabupatn Bogor secara agregat menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Untuk mengetahui
pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun maka digunakan indikator Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan. Produk Domestik
Regional Bruto PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai
dasar, dimana dalam perhitungan ini digunakan harga tahun 2000. Berikut ini merupakan pertumbuhan sektor ekonomi Bogor pada tahun 2003 sampai tahun
2007 Tabel 10.
Tabel 10. Produk Domestik Regional Bruto Sektor Industri Non-Migas Atas Dasar Harga
Konstan Kabupaten Bogor pada Tahun 2003-2007 Jutaan Rupiah
Tahun Nilai PDRB atas Dasar Harga Konstan Jutaan Rp
2003 881.718,49
2004 940.062,95
2005 1.002.371,89
2006 1.059.336,89
2007 1.126.541,95
Sumber : Badan Pusat Statistik Bogor, 2007
Keterangan : angka diperbaiki
angka sementara
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa nilai PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh Kabupaten Bogor mengalami peningkatan dari
tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini menunjukkan adanya korelasi yang positif antara laju pertumbuhan ekonomi dengan nilai PDRB yang dihasilkan, dimana
47
laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2007 semakin baik yang diiringi dengan peningkatan nilai PDRB yang dihasilkan.
2. Kenaikan Harga Bahan Baku
Beberapa hal yang akan dianalisis terkait dengan perkembangan harga yang memiliki pengaruh besar terhadap biaya produksi yaitu harga gula dan bahan
bakar gas. a.
Harga Gula Pada proses pengolahan produk, perusahaan menggunakan bahan
penolong berupa gula. Harga gula di Indonesia selalu mengalami perubahan. Hal ini akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan. Perkembangan harga gula
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Perkembangan Harga Rata-Rata Gula Bulan Januari 2008-Bulan Februari 2009
Tahun Harga Rata-Rata Gula RpKg
Januari 2008 6.415
Februari 2008 6.430
Maret 2008 6.437
April 2008 6.301
Mei 2008 6.440
Juni 2008 6.502
Juli 2008 6.441
Agustus 2008 6.463
September 2008 6.446
Oktober 2008 6.426
November 2008 6.434
Desember 2008 6.481
Januari 2009 6.649
Februari 2009 7.502
Sumber: Departemen Perdagangan RI, 2009
Berdasarkan Tabel 11, terlihat bahwa terjadi kenaikan harga gula pada tahun 2009. Kondisi ini dapat mengancam keberadaan industri minuman jadi yang
menggunakan gula sebagai salah satu bahan baku dalam pembuatan produknya.
48
Hal ini karena dengan adanya kenaikan harga gula maka akan meningkatkan biaya produksi.
b. Harga Bahan Bakar Gas
Bahan bakar gas juga memiliki fungsi yang sama pentingnya dalam proses pengolahan. Bahan bakar gas ini digunakan untuk melakukan pemanasan pada
susu segar. Tabel 12 menunjukkan perkembangan harga gas elpiji tahun 2005- 2008.
Tabel 12. Perkembangan Harga Gas Elpiji per Kemasan RpKg
Tahun Harga Gas Elpiji
3 Kg 6 Kg
12 Kg 50 Kg
2005 -
25500 51000
212500 2006
- 25500
51000 212500
2007 12750
25500 51000
312950 Jan-08
12750 25500
51000 396600
Apr-08 12750
25500 51000
340150 Jul-08
12750 31500
63000 343900
Aug-08 12750
- 69000
362750
Sumber: PT. Pertamina, 2009
Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa harga gas elpiji cenderung mengalami kenaikan. Kondisi ini tentunya dapat mengancam pelaku usaha yang
menggunakan gas elpiji untuk kelangsungan proses produksinya karena dapat menyebabkan biaya produksi menjadi meningkat. Oleh karena itu, pemerintah
harus selalu waspada terhadap fluktuasi harga yang terjadi sehingga kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat menjamin kelangsungan hidup para
pelaku usaha. 3.
Kebijakan Skim Kredit Kebijakan skim kredit yang ditawarkan oleh pemerintah atau lembaga
keuangan untuk industri kecil merupakan peluang untuk meningkatkan modal kerja sehingga dapat mengembangkan usahanya. Sebagai contoh skim kredit yang
ditawarkan oleh Bank Negara Indonesia dalam menargetkan penyerapan kredit bagi usaha kecil menengah di Jawa Barat. Pada tahun 2008 penyaluran UMKM di
provinsi Jawa Barat ditingkatkan dari Rp. 1,6 miliar menjadi 1,8 milliar
3
.
49
6.2.1.2. Faktor Sosial
Faktor Sosial dapat mempengaruhi suatu usaha karena selalu terjadi perubahan sebagai akibat dari upaya individu ataupun sekelompok orang untuk
memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui pengendalian dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dewasa ini meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan memberikan kesempatan kepada produk hasil pengolahan susu ataupun minuman kesehatan lainnya untuk masuk dalam persaingan sebagai
minuman dengan nilai gizi tinggi tentunya dengan jaminan keamanan untuk dikonsumsi. Selain itu semakin tinggi tingkat pendidkan masyarakat juga
berpengaruh terhadap tingkat konsumsi masyarakat akan minuman kesehatan. Hal ini terkait dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya
pemenuhan gizi bagi kesehatan. Tabel 13 menunjukkan konsumsi dan pengeluaran rata-rata minuman kesehatan per kapita sebulan tahun 2008.
Tabel 13. Konsumsi dan Pengeluaran Rata-rata Minuman Kesehatan Per Kapita
Per bulan Tahun 2008 Golongan Pengeluaran
Konsumsi Rata-Rata Minuman Kesehatan Per Kapita Perbulan
Kurang dari 100.000 -
100.000-149.999 0,007
150.000-199.999 0,008
200.000-299.999 0,013
300.000-499.999 0,022
500.000-749.999 0,039
750.000-999.999 0,078
1.000.000 dan lebih 0,104
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2008
Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa semakin tinggi golongan pengeluaran maka konsumsi rata-rata masyarakat untuk minuman kesehatan juga
semakin meningkat. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran masyarakat lebih besar dan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi akan mengalokasikan pengeluarannya
untuk mengkonsumsi minuman kesehatan.
50
6.2.1.3. Faktor Politik
Kondisi politik dapat memberikan pengaruh kepada suatu usaha. Bentuk hukum, perundang-undangan hingga badaninstansi pemerintah lainnya yang
mempengaruhi kelancaran organisasi merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan oleh para pelaku usaha Amir, 2005. Kondisi politik di Indonesia
saat ini mulai membaik, sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari menguatnya nilai rupiah terhada US dollar dan
berkembangnya investasi di berbagai bidang. Tetapi kondisi politik di Indonesia sejauh ini tidak berpengaruh besar terhadap industri pengolahan susu di Indonesia
terutama pada E-coFarm yang merupakan suatu usaha kecil yang juga bergerak dibidang pengolahan susu.
Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 19PMK.0112009 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Produk-Produk Tertentu. Dalam
peraturan ini ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk powder, fullcream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0 terhitung
mulai 13 Februari 2009. Peraturan tersebut merupakan pelindung bagi perusahaan besar produk susu olahan di Indonesia. Dengan demikian, jumlah susu impor yang
di jual di Indonesia aka sangat banyak dan tentunya dengan harga yang lebih murah sehingga mempermudah para investor untuk membuka usaha pengolahan
susu. Ada beberapa peraturan yang memiliki pengaruh pada E-coFarm,
diantaranya adalah label halal dari MUI, izin BPOM dan Tanda Daftar Industri. E- coFarm sampai saat ini belum memiliki label halal dari MUI begitu juga dengan
izin dari BPOM. Izin dari BPOM ini terkait dengan izin edar suatu produk dan keamanan pangan. Produk pangan yang beredar harus lolos dari uji laboraturium
BPOM. Peraturan selanjutnya adalah peraturan pemerintah daerah tentang Tanda Daftar Industri yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 3
tahun 2002 tentang Pengelolaan Usaha Industri dan Perdagangan dan Perda Kabupaten Bogor Nomor 7 tahun 2002 tentang Retribusi Izin Usaha Industri. Tiga
peraturan tersebut bisa menjadi penghalang jika E-coFarm ingin memasarkan produknya ke pasar yang lebih luas.
51
6.2.1.4. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi dewasa ini mengalami kemajuan yang pesat. Kemajuan teknologi dapat membantu meningkatkan produktivitas suatu usaha
termasuk industri pengolahan susu. Penerapan teknologi pada industri pengolahan sangat membantu dalam proses produksi yaitu dengan meningkatkan
efisiensi. Penerapan teknologi pada pengolahan susu di E-coFarm masih tergolong
sederhana, diantaranya belum memiliki inkubator untuk menyimpan bakteri pada suhu tertentu agar tidak mati, alat pasteurisasi yang digunakan adalah panci
aluminium, lemari esfreezer dan kompor gas. Pada proses memanaskan susu digunakan kompor gas karena lebih efisien dan menghemat biaya produksi.
6.2.2. Analisis Lingkungan Industri 6.2.2.1. Ancaman Masuknya Pendatang Baru