62
bagi yang membutuhkan Kredit Investasi KI dan atau Kredit Modal Kerja KMK untuk pengembangan usaha produktif maupun konsumtif skala mikro. Fasilitas
pembiayaan ini dapat diberikan kepada semua pemilik usaha mikro dan usaha rumah tangga baik berbentuk perusahaan, kelompok usaha, dan perorangan seperti
pedagang, petani, peternak, dan nelayan.
7.2.2. Ancaman Perusahaan
1. Perubahan Tarif Impor Susu menjadi 0
Kebijakan atau peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang berhubungan dengan industri susu yaitu mengenai kebijakan tarif impor susu dalam negeri.
Peraturan Menteri Keuangan PMK No. 19PMK.0112009 tentang Penetapan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor Produk-Produk Tertentu. Dalam peraturan ini
ditetapkan bahwa tarif bea masuk untuk skim milk powder, fullcream milk, yoghurt, buttermilk dan produk susu lainnya adalah 0 terhitung mulai 13 Februari 2009.
Peraturan tersebut merupakan pelindung bagi industri besar produk susu olahan di Indonesia. Adanya perubahan tarif impor produk susu ini menyebabkan banyaknya
susu impor yang dijual di pasar Indonesia tentunya dengan harga yang lebih murah, sehingga sangat mudah para investor atau pengusaha untuk membuka usaha
pengolahan susu. 2. Meningkatnya Biaya Bahan Baku gula dan BBG
Dalam proses produksi yoghurt yang dilakukan, E-coFarm menggunakan gula sebagai bahan baku penolong dan gas elpiji dalam proses pengolahan bahan
baku utama yaitu susu. E-coFarm kurang lebih menggunakan gula 13 dari bahan baku utama susu dalam proses pembuatan yoghurt. Untuk gas elpiji, E-coFarm
menggunakan gas 12 kg untuk memproses susu murni sebelum diolah menjadi yoghurt. Jika terjadi peningkatan harga dari gula dan gas, tentunya akan
meningkatkan biaya produksi yang harus ditanggung oleh E-coFarm. Data kenaikan harga gula dan gas elpiji dapat dilihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
3. Adanya Kebijakan Keamanan Pangan Bagi Suatu Produk Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengolahan makanan dan
minuman yaitu tentang perlindungan masyarakat dari produk pangan olahan yang membahayakan bagi kesehatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69
tahun 1999 yang berisikan kewajiban pendaftaran produk pangan olahan. Peraturan
63
ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, sehingga adanya peraturan ini
dapat menjadi ancaman bagi usaha kecil yang umumnya sebagian besar belum memiliki label dan perizinan dari dinas setempat dikarenakan keterbatasan modal.
4. Pembeli Memiliki Kekuatan untuk Menentukan Pilihan diantara Jumlah Perusahaan yang Semakin Banyak
Banyaknya perusahaan yang menawarkan produk-produk yang relatif sama dan dengan harga yang bersaing menyebabkan pembeli memiliki pilihan produk
yang banyak, sehingga pembeli dengan mudah berpindah dari produk suatu perusahaan ke produk perusahaan lainnya jika kebutuhan atau permintaan mereka
tidak dapat terpenuhi. Hal ini merupakan ancaman bagi E-coFarm yang berada dalam industri pengolahan susu. Produk yang dihasilkan E-coFarm akan bersaing dengan
produk dari perusaan lain baik produk yang sudah terkenal dan juga produk yang dihasilkan dari perusahaan kecil lainnya.
5. Kecilnya hambatan bagi pendatang baru industri pengolahan susu Kemudahan dalam proses dan modal yang tidak terlalu besar memungkinkan
para pengusaha untuk ikut bersaing di dalam industri yoghurt. Penggunaan peralatan sederhana, bahan baku yang mudah didapat dan proses pembuatan yang tidak sulit
menjadi faktor kecilnya hambatan dalam industri yoghurt. Hal ini tentunya menjadi ancaman yang cukup serius bagi E-coFarm yang sudah terlebih dahulu menjalankan
usaha yoghurt. 6. Berkembangnya produk dengan beragam inovasi
E-coFarm saat ini hanya menjual produk dalam area pemasaran yang kecil dengan sedikit pesaing. Tetapi pada saat E-coFarm memperluas area pemasarannya,
akan banyak sekali produk dari berbagai perusahaan yang akan menjadi produk pesaing dari E-coFarm, terutama produk-produk susu dan olahannya yang diproduksi
oleh perusahaan terkenal. Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki modal dan tenaga ahli akan dengan mudah melakukan inovasi terhadap produknya. Hal ini akan
menjadi ancaman bagi perusahaan-perusahaan kecil seperti E-coFarm yang memiliki keterbatasan modal dan tenaga ahli.
64
7. Jaringan distribusi pesaing yang lebih luas Pada saat memasuki pasar yang lebih luas perusahaan harus mampu
memanfaatkan market share semaksimal mungkin. Jaringan distribusi yang luas memungkinkan perusahaan untuk menjual produknya keseluruh wilayah dan
menjaga kontinuitas ketersediaan produk yang dijual. Perusahaan-perusahaan besar biasanya melakukan dengan cara memperbanyak agen penjual, mendirikan toko dan
menyediakan freezer untuk toko-toko yang bersedia menjadi distributor perusahaan. Dengan demikian perusahaan yang memiliki jaringan distrubusi yang luas memiliki
peluang yang sangat besar untuk dapat menguasai pasar disuatu wilayah.
Tabel 15. Identifikasi Faktor-faktor Peluang dan Ancaman Bidang Fungsional
Peluang Ancaman
Ekonomi -Banyak kredit bagi usaha
kecil menengah -Meningkatnya biaya bahan
baku gula dan BBG Sosial Budaya
-Peningkatan kesadaran masyarakat akan kesehatan
dengan mengkonsumsi minuman kesehatan
-Peningkatan jumlah penduduk Indonesia pada
umumnya dan Kabupaten Bogor pada khususnya
Teknologi -Perkembangan teknologi
dibidang informasi, produksi, komunikasi dan distribusi
Politik dan Kebijakan Pemerintah
-Adanya kebijakan keamanan pangan bagi suatu produk
-Perubahan tarif import susu menjadi 0 persen
Kekuatan tawar menawar pembeli
-Pembeli memiliki kekuatan untuk menentukan pilihan
diantara jumlah perusahaan yang semakin banyak
Ancaman produk pengganti -Berkembangnya produk
dengan beragam inovasi Ancaman pendatang baru
-Kecilnya hambatan bagi pendatang baru untuk
memasuki industri pengolahan susu
Persaingan diantara para pesaing
-Jaringan distribusi pesaing lebih luas
65
7.3. Analisis SWOT