Manajemen Analisis Lingkungan Internal

VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA

Analisis lingkungan usaha adalah proses awal dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk memantau lingkungan perusahaan. Lingkungan perusahaan mencakup semua faktor, baik yang berada didalam maupun diluar perusahaan yang dapat memenuhi kelangsungan pencapaian tujuan yang diinginkan. Secara garis besar analisis lingkungan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar yaitu lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.

6.1. Analisis Lingkungan Internal

Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor internal yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh E-coFarm. Aspek lingkungan internal yang akan dikaji meliputi manajemen, pemasaran, keuangan dan akuntansi, produksi dan sumberdaya manusia SDM.

6.1.1. Manajemen

Aspek manajemen yang dikaji meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan staf, pemberian motivasi dan pengendalian. a. Perencanaan E-coFarm memiliki visi dan misi usaha . Hal ini menunjukkan bahwa E- coFarm memiliki perencanaan jangka panjang sebagai bagian dari cita-cita dan tujuan usaha di masa yang akan datang. Secara umum, E-coFarm belum melakukan fungsi perencanaan seperti yang seharusnya. Hal ini terlihat dari belum adanya perencanaan usaha yang tersusun jelas dan tertulis, baik untuk perencanaan jangka pendek maupun jangka menengah. Seluruh kegiatan perencanaan dilakukan oleh manajer lapang diantaranya perancanaan dalam hal produk, distribusi dan harga. Pada perancanaan produk manajer merencanakan dan menentukan kuantitas produk yang diproduksi berdasarkan stok produk yang ada. Pada perencanaan distribusi manajer melakukan perencanaan yang meliputi wilayah distribusi dan sistem pendistribusiannya. Dan perencanaan harga yang dilakukan adalah menetapkan harga produk sesuai dengan biaya produksi yang dikeluarkan. 40 b. Pengorganisasian Pada dasarnya E-coFarm belum memiliki pengelolaan kompeten yang benar-benar fokus menangani usaha. Hal ini menyebabkan fungsi pengorganisasian E-coFarm belum berjalan dengan baik. Pembagian kerja pada divisi peternakan dan pengolahan sudah terorganisasi dengan baik. Tetapi E-coFarm belum memiliki divisi yang khusus menangani distribusi. Manajer E-coFarm yang memimpin seluruh divisi bertanggung jawab sebagai perencana dan pengelola keuangan perusahaan. Manajer lapang membuat laporan produksi dan keuangan yang kemudian dilaporkan kepada penanggung jawab E-coFarm. Tetapi laporan produksi dan keuangan masih sederhana yaitu dalam bentuk laporan harian produksi, pengolahan dan pendapatan harian. Selain itu pengelolaan keuangan lain seperti pembayaran upah karyawan dan persediaan bahan baku juga dilakukan oleh manajer. c. Pengelolaan Staf Pengelolaan staf dalam perusahaan terkait dengan budaya atau iklim kerja yang diterapkan oleh perusahaan. Budaya atau iklim kerja ini adalah harapan serta kebiasaan masing-masing orang yang ada di perusahaan tersebut yang pada umumnya tetap dipertahankan. Pada E-coFarm, budaya atau iklim kerja yang terjadi lebih cenderung kearah kekeluargaan. Dengan kondisi seperti ini komunikasi manajer dan pekerja lainnya tidak bersifat kaku sehingga memudahkan manajer dalam melakukan pembagian tugas kepada karyawan. Dan begitu juga sebaliknya, karyawan tidak merasa malu dan ragu bila ingin menyampaikan sesuatu kepada manajer terkait dengan masalah pekerjaan. Selain itu perusahaan juga berupaya untuk memberikan motivasi kepada karyawannya. Upaya motivasi yang dilakukan oleh E-coFarm kepada para karyawan adalah dengan pemberian insentif disamping memberikan gaji pokok setiap bulannya. Karyawan E-coFarm memperoleh tunjangan kesehatan untuk biaya pengganti pengobatan. Selain itu diberikan tunjangan lainnya THR berupa uang yang diberikan e-coFarm pada saat menjelang hari raya. 41 d. Pengendalian Pada umumnya E-coFarm melakukan pengendalian hanya terbatas pada bidang produksi saja, khususnya dalam hal pengadaan bahan baku dan pengolahan. Pengendalian dalam hal pengadaan bahan baku penting dilakukan karena terkait langsung dengan proses pengolahan, sehingga kontinuitas pembuatan produk olahan tetap terjaga. Sama halnya dengan pengadaan bahan baku, pengendalian dalam pengolahan juga penting dilakukan karena terkait dengan kualitas atau mutu yoghurt yang dihasilkan.

6.1.2. Pemasaran