1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi.
2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang dimiliki
rumah tangga petani Pengukuran:
1. Tinggi : memiliki rumah, tanah, kendaraan, dan lebih dari lima jenis barang elektronik.
2. Sedang: memiliki rumah, kendaraan, dan barang elektronik sejumlah lima 3. Rendah: memiliki rumahsewakontrak dan memiliki kurang dari lima
jenis barang elektronik.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilengkapi dengan data kualitatif sebagai tambahan. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan
menggunakan metode survai. Penelitian survai merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang lengkap Singarimbun, 1989. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dilakukan
kepada informan untuk mendapatkan informasi lebih akurat. Dalam melakukan wawancara mendalam, peneliti dibekali dengan panduan pertanyaan. Observasi
dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai lingkungan petani di lokasi penelitian. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang berhubungan dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang
terjadi pada rumahtangga petani setelah adanya konversi lahan .
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di dua Kampung, yaitu Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran yang terletak di Kelurahan Mulyaharja,
Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan bahwa lokasi ini dulunya merupakan wilayah
pertanian dan sekarang sedang terkena pengembangan wilayah perumahan PT. X. Sebelum menentukan lokasi penelitian, peneliti melakukan observasi melalui
penelusuran kepustakaan hasil penelitian dari beberapa peneliti, artikel dari internet, serta beberapa narasumber yang memberikan informasi mengenai
wilayah ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2009.
3.3 Teknik Pemilihan Responden
Subyek dalam penelitian ini terdiri dari informan dan responden. Informan merupakan pihak yang dianggap banyak mengetahui tentang lingkungannya
sehingga dapat memberikan informasi lebih dalam, sedangkan responden merupakan pihak yang memberi keterangan tentang dirinya. Dalam hal ini,
informan adalah pihak Kelurahan, Aparat Desa RW, RT, Tokoh Masyarakat, Kontak Tani. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik “bola salju” snow
ball sampling. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumahtangga petani. Jumlah responden yang diambil adalah sebanyak 35 rumahtangga petani pemilik
yang mengkonversi lahan. Teknik sampling yang digunakan adalah Stratified random sampling.
Teknik ini digunakan karena satuan elementer dalam populasi tidak homogen. Dalam menggunakan teknik ini, responden dibagi menjadi tiga kategori pelapisan
sosial berdasarkan luas lahan yang dimiliki. Kategori pelapisan sosial tersebut masing-masing adalah rumahtangga petani kelas bawah memiliki luas lahan
0,25 Ha, rumahtangga petani kelas menengah memiliki luas lahan 0,25-0,5 Ha, dan rumahtangga petani kelas atas memiliki luas lahan 0,5 Ha. Hal ini
dilakukan agar dampak konversi lahan terlihat jelas pada masing-masing kategori pelapisan sosial.
3.4 Metode Pengumpulan Data