Definisi Operasional PENDEKATAN KONSEPTUAL

2. Ada hubungan antara faktor eksternal, yaitu: kebijakan pemerintah, pengaruh pihak swasta investor, dan pengaruh tetangga dengan tingkat konversi lahan yang dipilih petani. 3. Ada hubungan antara konversi lahan pertanian dengan perubahan taraf hidup rumahtangga petani.

2.3.1 Hipotesis Khusus

1. Ada hubungan antara tingkat pendapatan rumahtangga petani dengan besarnya tingkat konversi lahan. 2. Ada hubungan antara jumlah tanggungan rumahtangga petani dengan besarnya tingkat konversi lahan. 3. Ada hubungan antara tingkat ketergantungan pada lahan rumahtangga petani dengan besarnya tingkat konversi lahan. 4. Ada hubungan antara tingkat pendidikan rumahtangga petani dengan besarnya tingkat konversi lahan. 5. Ada hubungan antara pengaruh tetangga dengan besarnya tingkat konversi lahan. 6. Ada hubungan antara pengaruh swasta dengan besarnya tingkat konversi lahan. 7. Ada hubungan antara kebijakan pemerintah dengan besarnya tingkat konversi lahan. 8. Ada hubungan antara konversi lahan dengan perubahan taraf hidup rumahtangga petani lapisan bawah. 9. Ada hubungan antara konversi lahan dengan perubahan taraf hidup rumahtangga petani lapisan menengah. 10. Ada hubungan antara konversi lahan dengan perubahan taraf hidup rumahtangga petani lapisan atas.

2.4 Definisi Operasional

1. Tingkat pendapatan rumahtangga adalah total pendapatan rumahtangga responden yang diperoleh dari hasil penjumlahan antara pendapatan bersih usaha tani panen, buruh tani, pendapatan di luar usaha pertanian, dan pendapatan anggota rumahtangga responden setiap bulan. Pengukuran: 1. Tinggi : Rp. 2.000.000 2. Sedang : Rp 1000.000-Rp 2.000.000 3. Rendah : Rp 1000.000 2. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga selain responden yang sampai saat ini masih menjadi tanggungan responden dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Pengukuran: 1. Sedikit : ≤ 4 orang 2. Banyak : 4 orang 3. Tingkat ketergantungan pada lahan adalah sejauh mana lahan dianggap penting dalam memenuhi kebutuhan responden yang diukur berdasarkan persentase pendapatan pertanian dari keseluruhan total pendapatan rumah tangga responden. Pengukuran: 1. Rendah : 0, 75 persen pendapatan tumah tangga 2. Tinggi : ≥0,75 persen pendapatan rumah tangga 4. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah dijalani oleh responden. Pengukuran: 1. Rendah : tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD 2. Tinggi : sedang sekolah, tidak tamat SMPSMA, tamat SMPSMA, D3S1 5. Luas lahan yang dimiliki adalah ukuran lahan yang dimiliki oleh responden dalam satuan hektar. Pengukuran: 1. Sempit : 0,25 hektar 2. Sedang : 0,25-0,5 hektar 3. Luas : ≥0,5 hektar 6. Usia adalah lama hidup responden mulai lahir sampai penelitian dilakukan yang diukur dalam skala rasio. Havighurst 1950 dalam Mugniesyah 2006 menggolongkan umur menjadi tiga kategori, yaitu: 1. Dewasa awal : 18-29 tahun 2. Dewasa pertengahan : 30-50 tahun 3. Dewasa tua : ≥ 50 tahun 7. Pengaruh tetangga adalah banyaknya rumahtangga petani yang mengkonversi lahan pertanian di sekitar wilayah tempat tinggal responden. Pengukuran: 1. Rendah : ≤ 5 orang 2. Tinggi : 5 orang 8. Pengaruh swasta investor adalah pengaruh yang diberikan oleh pihak yang berkepentingan dengan lahan tersebut untuk mempengaruhi petani agar mau mengkonversi lahan pertaniannya. Pengukuran: 1. Rendah : skor 3-4 2. Tinggi : skor 5-6 9. Kebijakan pemerintah adalah ada atau tidaknya dukungan atau bantuan pemerintah daerah setempat untuk mengembangkan sektor pertaniannya. Pengukuran: 1. Rendah : skor 2 2. Tinggi : skor 3-4 10. Taraf hidup adalah mutu hidup yang dimiliki oleh seseorang atau suatu masyarakat yang dalam penelitian ini diukur melalui tingkat pendapatan rumahtangga, jumlah tanggungan, tingkat ketergantungan terhadap lahan, dan tingkat pendidikan. 11. Kondisi perumahan tempat tinggal adalah keadaan fisik rumah yang ditempati oleh responden. Pengukuran: 1. Sederhana : dinding terbuat dari campuran tembok dan triplek, lantai terbuat dari semen, mempunyai kamar mandi. 2. Bagus : dinding terbuat dari tembok, lantai terbuat dari keramik, mempunyai kamar mandi. 12. Tingkat Kesehatan adalah kondisi keadaan jasmani rumahtangga responden. Pengukuran: 1. Tinggi : memiliki kartu ASKES, berobat di puskesmas atau mempuyai dokter pribadi. 2. Rendah : tidak memiliki ASKES, berobat di dukun. 14. Tingkat Kepemilikan aset adalah jumlah barang berharga yang dimiliki rumah tangga petani Pengukuran: 1. Tinggi : memiliki rumah, tanah, kendaraan, dan lebih dari lima jenis barang elektronik. 2. Sedang: memiliki rumah, kendaraan, dan barang elektronik sejumlah lima 3. Rendah: memiliki rumahsewakontrak dan memiliki kurang dari lima jenis barang elektronik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan dilengkapi dengan data kualitatif sebagai tambahan. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode survai. Penelitian survai merupakan penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang lengkap Singarimbun, 1989. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi. Wawancara mendalam dilakukan kepada informan untuk mendapatkan informasi lebih akurat. Dalam melakukan wawancara mendalam, peneliti dibekali dengan panduan pertanyaan. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai lingkungan petani di lokasi penelitian. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada rumahtangga petani setelah adanya konversi lahan .

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian