Taraf Hidup dan Kesejahteraan

2. Petani lapisan menengah memeiliki luas lahan 0,25-0,5 ha 3. Petani lapisan atas memiliki luas lahan ≥ 0,5 ha

2.1.7 Taraf Hidup dan Kesejahteraan

Kata “taraf” dalam kamus besar bahasa Indonesia 1997 berarti mutu atau kualitas. Jadi taraf hidup dapat diartikan sebagai suatu mutu hidup atau kualitas hidup yang dimiliki oleh seseorang atau suatu masyarakat. Sawidack 1985 menyatakan bahwa kesejahteraan merupakan kepuasan yang diperoleh seseorang dari hasil mengkonsumsi pendapatan yang diterima, namun tingkatan dari kesejahteraan itu sendiri merupakan sesuatu yang bersifat relatif karena tergantung dari besarnya kepuasan yang diperoleh dari hasil mengkonsumsi pendapatan tersebut. BPS 2008 memberikan gambaran tentang cara yang lebih baik untuk mengukur kesejahteraan dalam sebuah rumah tangga mengingat sulitnya memperoleh data yang akurat. Cara yang dimaksud adalah dengan menghitung pola konsumsi rumah tangga. Berbagai aspek mengenai indikator kesejahteraan dibahas oleh BPS 1995, yaitu: kependudukan, kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf dan pola konsumsi, perumahan dan lingkungan, sosial dan budaya Kesejahteraan pedesaan menurut Mosher 1974 dalam Furi 2007 berarti tingkat kepuasaan bagi penduduk pedesaan dan tidak mencakup sumbangan- sumbangan yang menyenangkan bagi masyarakat pedesaan dari pihak luar, baik pemerintah maupun swasta. Empat aspek kesejaheraan pedesaan yakni: 1. Tingkat kehidupan fisik keluarga pedesaan, yang sangat bergantung pada penghasilan keluarga dan berarti bergantung pada perkembangan pertanian. 2. Kesejahteraan dan kegiatan-kegiatan bersama di desa, yaitu ketentraman dan kegiatan kelompok yang meliputi hukum dan ketertiban, pendidikan, kesehatan, dan kegiatan kelompok informal. 3. Kesempatan untuk ikut serta mengambil bagian dalam peristiwa-peristiwa kekeluargaan dan kemasyarakatan. 4. Peraturan-peraturan dan Undang-Undang yang mengurus tentang hak-hak manusia atas penggunaan tanah. Yosep 1996 mengemukakan dua pendekatan kesejahteraan, yakni: 1. Pendekatan makro, kesejahteraan dengan indikator-indikator yang telah disepakati secara alamiah, sehingga ukuran kesehateraan masyarakat berdasarkan data-data empiris suatu masyarakat. 2. Pendekatan mikro, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan psikologi individu secara pribadi untuk melihat apa yang dianggapnya sejahtera. Penelitian ini menggunakan beberapa indikator dalam mengukur taraf hidup. Indikator yang digunakan adalah tingkat pendapatan, kondisi tempat tinggal perumahan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, tingkat kepemilikan aset.

2.2 Kerangka Pemikiran