Kebijakan Pemerintah Faktor Eksternal

persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, hanya dilakukan oleh rumahtangga petani yang mendapatkan pengaruh tinggi dari swasta, yaitu sebesar 100 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang mendapat pengaruh rendah dari swasta, dan 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang mendapat pengaruh tinggi dari swasta. Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,576 yang nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Analisis ini menolak dugaan bahwa pengaruh swasta berhubungan dengan tingkat konversi lahan pada petani lapisan menengah. Tabel 26. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Pengaruh Swasta dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Atas. Konversi Rendah Tinggi Total Pengaruh Swasta Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah 1 25 1 11,1 Tinggi 3 75 5 100 8 88,9 Total 4 100 5 100 9 100 Tabel 26 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan atas yang mendapatkan pengaruh rendah dari swasta adalah sebesar 11,1 persen, dan yang mendapatkan pengaruh tinggi dari swasta adalah sebesar 88,9 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang mendapat pengaruh rendah dari swasta, dan 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang mendapat pengaruh tinggi dari swasta. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, hanya dilakukan oleh rumahtangga petani yang mendapatkan pengaruh tinggi dari swasta, yaitu sebesar 100 persen. Analisi chi-square menunjukkan bahwa probabilitas sebesar 0,236 yang nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Analisis menolak dugaan bahwa pengaruh swasta berhubungan dengan tingkat konversi yang dilakukan oleh petani lapisan atas.

6.2.3 Kebijakan Pemerintah

Intervensi pemerintah melalui kebijakan diduga mempengaruhi tingkat konversi yang dilakukan oleh petani. Semakin besar intervensi pemerintah dalam usaha mengembangkan sektor pertanian, maka tingkat konversi lahan semakin rendah. Tabel 27. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Kebijakan Pemerintah dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Bawah. Konversi Rendah Tinggi Total Intervensi Pemerintah Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah 1 50 9 47,4 10 47,6 Tinggi 1 50 10 52,6 11 52,4 Total 2 100 19 100 21 100 Tabel 27 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan bawah yang menganggap intervensi pemerintah rendah adalah sebesar 47,6 persen, dan yang menganggap intervensi pemerintah tinggi adalah sebesar 52,4 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah rendah, dan 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah tinggi. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 47,4 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah rendah, dan 52,6 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah tinggi. Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,943 yang nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Analisis ini menolak dugaan bahwa intervensi pemerintah melalui kebijakan berhubungan dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani lapisan bawah. Tabel 28. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Kebijakan Pemerintah dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Menengah. Konversi Rendah Tinggi Total Intervensi Pemerintah Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah 3 75 3 60 Tinggi 1 100 1 25 2 40 Total 1 100 4 100 5 100 Tabel 28 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan menengah yang menganggap intervensi pemerintah rendah adalah sebesar 60 persen, dan yang menganggap intervensi pemerintah tinggi adalah sebesar 40 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, hanya dilakukan oleh rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah tinggi yaitu sebesar 100 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah rendah, dan 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah tinggi. Analisis chi-square menunjukkan probabilitas sebesar 0,171 yang nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Analisis ini menolak dugaan bahwa intervensi pemerintah melalui kebijakan dalam bidang pertanian mempengaruhi tingkat konversi lahan pada petani lapisan menengah. Tabel 29. Jumlah Rumahtangga Petani Menurut Pengaruh Pemerintah dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Atas. Konversi Rendah Tinggi Total Kebijakan Pemerintah Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase Rendah 1 25 4 80 5 55,6 Tinggi 3 75 1 20 4 44,4 Total 4 100 5 100 9 100 Tabel 29 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan atas yang menganggap intervensi pemerintah rendah adalah sebesar 55,6 persen, dan yang menganggap intervensi pemerintah tinggi adalah sebesar 44,4 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak 25 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah rendah, dan 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah tinggi. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 80 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah rendah, dan 20 persen berasal dari rumahtangga petani yang menganggap intervensi pemerintah tinggi. Analisi chi-square menunjukkan bahwa probabilitas sebesar 0,099 nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Analisis ini menolak dugaan bahwa intervensi pemerintah melalui kebijakan berhubungan dengan tingkat konversi pada petani lapisan atas. Ikhtisar Tingkat konversi lahan diduga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari tingkat pendapatan rumahtangga, jumlah tanggungan, tingkat ketergantungan pada lahan, dan tingkat pendidikan. Faktor eksternal terdiri dari pengaruh tetangga, pengaruh swasta, dan kebijakan pemerintah. Tabel 30. Analisis Chi-Square dari faktor-faktor yang diduga berhubungan dengan Tingkat Konversi Lahan di Kelurahan Mulyaharja. Tingkat Konversi Tingkat pendapatan rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,241 Tingkat pendapatan rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,576 Tingkat pendapatan rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,635 Jumlah tanggungan rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,599 Jumlah tanggungan rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,576 Jumlah tanggungan rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,764 Tingkat ketergantungan pada lahan rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,04 Tingkat ketergantungan pada lahan rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,576 Tingkat ketergantungan pada lahan rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,099 Tingkat pendidikan rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,740 Tingkat pendidikan rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,576 Tingkat pendidikan rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,343 Pearson Chi-Square Pengaruh tetangga pada rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,019 Pengaruh tetangga pada rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,576 Pengaruh tetangga pada rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,294 Pengaruh swasta pada rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,544 Pengaruh swasta pada rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,576 Pengaruh swasta pada rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,236 Kebijakan pemerintah pada rumahtangga petani lapisan bawah Asymp. Sig. 0,943 Kebijakan pemerintah pada rumahtangga petani lapisan menengah Asymp. Sig. 0,171 Kebijakan pemerintah pada rumahtangga petani lapisan atas Asymp. Sig. 0,099 Berdasarkan analisis Chi-Square, dapat diketahui bahwa faktor internal yang mempengaruhi tingkat konversi lahan adalah tingkat ketergantungan terhadap lahan pada rumahtangga petani lapisan bawah yang memiliki probabilitas 0,04 yang nilainya lebih kecil dari α α = 0,05. Faktor eksternal yang mempengaruhi tingkat konversi lahan adalah pengaruh tetangga pada rumahtangga petani lapisan bawah dengan probabilitas sebesar 0,019 yang nilainya lebih kecil dari α α = 0,05.

BAB VII PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN PETANI

SETELAH KONVERSI LAHAN Konversi lahan yang terjadi di Kelurahan Mulyaharja tidak hanya membawa perubahan bagi taraf hidup rumahtangga petani, tetapi juga mengakibatkan persentase rumahtangga petani pada masing-masing lapisan ikut berubah. Tabel 31. Persentase Rumahtangga Petani Sebelum dan Sesudah Terjadinya Konversi Lahan Berdasarkan Lapisan Sosial. No Pelapisan Sosial Sebelum Konversi Lahan Setelah Konversi Lahan 1 Atas 25,7 14,3 2 Menengah 14,3 22,9 3 Bawah 60 22,9 4 Tunakisma 40 Jumlah 100 100 Tabel 31 menunjukkan bahwa sebelum terjadinya konversi lahan, mayoritas rumahtangga petani di Kelurahan Mulyaharja adalah rumahtangga petani lapisan bawah dengan persentase sebesar 60 persen. Setelah terjadinya konversi lahan, mayoritas rumahtangga petani menjadi tunakisma dengan persentase sebesar 40 persen. Meningkatnya jumlah tunakisma disebabkan karena setelah rumahtangga petani menjual lahannya kepada swasta, sebagian besar dari mereka tidak membelikan lagi uang hasil penjualan ke bentuk lahan, mereka