tetap, yaitu 11,1 persen setelah konversi lahan, rumahtangga petani lapisan bawah dan lapisan menengah yang tingkat kepemilikan asetnya rendah mengalami
peningkatan masing-masing sebesar 4,8 persen dan 20 persen, sedangkan tingkat kepemilikan aset sedang pada rumahtangga petani lapisan bawah dan menengah
mengalami peningkatan masing-masing sebesar 4,8 persen dan 20 persen. Setelah konversi lahan, rumahtangga petani lapisan atas yang memiliki tingkat
kepemilikan aset rendah mengalami penurunan sebesar 11,1 persen, dan rumahtangga petani lapisan atas yang memiliki tingkat kepemilikan aset sedang
mengalami peningkatan sebesar 11,1 persen.
BAB VI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGKAT KONVERSI LAHAN
6.1 Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang diduga mempengaruhi tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani. Dalam hal ini, tingkat konversi lahan
dibagi menjadi dua, yaitu tinggi dan rendah. Tingkat konversi dapat dikatakan tinggi jika petani menjual lebih dari 50 persen dari total lahan yang dia miliki,
sedangkan tingkat konversi dikatakan rendah jika petani menjual kurang dari atau sama dengan 50 persen dari total lahan yang dia miliki. Faktor internal yang
dimaksud adalah meliputi tingkat pendapatan rumahtangga, jumlah tanggungan, tingkat ketergantungan terhadap lahan, dan tingkat pendidikan.
6.1.1 Tingkat Pendapatan Rumahtangga
Total pendapatan rumahtangga petani diperoleh dari penjumlahan pendapatan pertanian, pendapatan di luar usaha pertanian, dan pendapatan yang
diperoleh dari anggota keluarga yang ikut membantu memenuhi kebutuhan setiap bulan.
Tabel 9. Total Pendapatan Rumahtangga Petani dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Bawah
Konversi Rendah
Tinggi Total
Tingkat Pendapatan Rumahtangga
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Rendah 1
50 16
84,2 17
81 Tinggi
1 50
3 15,8
4 19
Total 2
100 19
100 21
100
Tabel 9 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan bawah yang memiliki tingkat pendapatan rendah adalah sebesar 81 persen, dan yang
memiliki tingkat pendapatan tinggi adalah sebesar 19 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak
50 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya rendah, dan 50 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya tinggi.
Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 84,2 persen berasal dari rumahtangga petani
yang tingkat pendapatannya rendah, dan 15,8 persen berasal dari rumahtangga petani yang
tingkat pendapatannya tinggi. Analisis chi-square menunjukkan bahwa pada tabulasi silang, nilai
probabilitas sebesar 0,241 nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada kasus konversi lahan di kalangan petani lapisan bawah,
tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani. Hal ini senada dengan pernyataan Bapak S yang
merupakan salah satu responden dari petani lapisan bawah:
“ walaupun lahan saya gak luas dan tiap panen hasilnya juga kecil, tapi saya mah sebenarnya gak mau ngejual lahan. Saya mah
gak punya kerjaan lain selain tani.”
Tabel 10. Total Pendapatan Rumahtangga Petani dan Tingkat Konversi Lahan Pada Petani Lapisan Menengah
Konversi Rendah
Tinggi Total
Tingkat Pendapatan Rumahtangga
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Rendah 1
100 3
75 4
80 Tinggi
1 25
1 20
Total 1
100 4
100 5
100
Tabel 10 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan menengah yang memiliki tingkat pendapatan rendah adalah sebesar 80 persen, dan
yang memiliki tingkat pendapatan tinggi adalah sebesar 20 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, hanya
dilakukan oleh rumahtangga petani lapisan menengah yang memiliki tingkat pendapatan rendah yaitu sebanyak 100 persen. Persentase rumahtangga petani
yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya rendah, dan 25 persen berasal
dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya tinggi. Analisis chi-square menunjukkan bahwa pada tabulasi silang, nilai
probabilitas sebesar 0,576 yang nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa pada kasus konversi lahan di kalangan petani lapisan
menengah, tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani.
Tabel 11. Total Pendapatan Rumahtangga Petani dan Tingkat Konversi Lahan pada Petani Lapisan Atas
Konversi Rendah
Tinggi Total
Tingkat Pendapatan Rumahtangga
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Jumlah Persentase
Rendah 1
25 2
40 3
33,3 Tinggi
3 75
3 60
6 66,7
Total 4
100 5
100 9
100
Tabel 11 menunjukkan bahwa persentase rumahtangga petani lapisan atas yang memiliki tingkat pendapatan rendah adalah sebesar 33,3 persen, dan yang
memiliki tingkat pendapatan tinggi adalah sebesar 66,7 persen. Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori rendah, sebanyak
25 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya rendah, dan 75 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya tinggi.
Persentase rumahtangga petani yang mengkonversi lahan dengan kategori tinggi, sebanyak 40 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya
rendah, dan 60 persen berasal dari rumahtangga petani yang tingkat pendapatannya tinggi.
Analisis chi-square menunjukkan bahwa pada tabulasi silang, nilai probabilitas sebesar 0,635 yang nilainya lebih besar dari 0,05 α = 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa pada kasus konversi lahan di kalangan petani lapisan atas, tingkat pendapatan tidak memiliki hubungan yang nyata dengan tingkat konversi
lahan pada petani. Berikut salah satu pernyataan dari Ibu N yang merupakan responden dari petani kelas atas:
“ Pendapatan mah lumayanlah neng, tapi saya ngejual soalnya sekarang emang susah nyari tenaga kerjanya, gak kaya dulu. Saya
mah kan ga ngolah sendiri.”
6.1.2 Jumlah Tanggungan