Kerangka Pemikiran PENDEKATAN KONSEPTUAL

Yosep 1996 mengemukakan dua pendekatan kesejahteraan, yakni: 1. Pendekatan makro, kesejahteraan dengan indikator-indikator yang telah disepakati secara alamiah, sehingga ukuran kesehateraan masyarakat berdasarkan data-data empiris suatu masyarakat. 2. Pendekatan mikro, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan psikologi individu secara pribadi untuk melihat apa yang dianggapnya sejahtera. Penelitian ini menggunakan beberapa indikator dalam mengukur taraf hidup. Indikator yang digunakan adalah tingkat pendapatan, kondisi tempat tinggal perumahan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, tingkat kepemilikan aset.

2.2 Kerangka Pemikiran

Tanah merupakan sumberdaya strategis yang memiliki nilai secara ekonomis. Saat ini, jumlah luasan tanah pertanian tiap tahunnya terus mengalami pengurangan. Berkurangnya jumlah lahan pertanian ini merupakan akibat dari adanya peningkatan jumlah dan aktivitas penduduk serta aktivitas pembangunan. Hal tersebut mengakibatkan permintaan akan lahan pun meningkat. Pada akhirnya, terjadilah konversi lahan pertanian ke non pertanian seperti perumahan, industri, dan lain sebagainya untuk memenuhi permintaan yang ada. Konversi lahan yang terjadi tidak lepas dari kepentingan berbagai pihak seperti pemerintah, swasta dan komunitas masyarakat. Faktor Eksternal:  Pengaruh tetangga  Pengaruh swasta investor  Kebijakan Pemerintah Faktor Internal :  Tingkat Pendapatan rumahtangga petani  Jumlah tanggungan anggota keluarga  Tingkat Ketergantungan pada lahan  Tingkat Pendidikan Konversi Lahan Pertanian Taraf Hidup  Tingkat Pendapatan  Kondisi Tempat Tinggal Perumahan  Tingkat Pendidikan  Tingkat Kesehatan  Tingkat Kepemilikan aset Gambar 2. Kerangka Pemikiran Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani Setelah Konversi Lahan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konversi Lahan. Keterangan: Mempengaruhi Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi seberapa besar tingkat konversi lahan yang dipilih oleh petani diantaranya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi tingkat pendapatan rumahtangga petani, jumlah tanggungan, tingkat ketergantungan pada lahan, dan tingkat pendidikan. Sedangkan faktor eksternal meliputi kebijakan pemerintah, pengaruh pihak swasta investor, dan pengaruh dari tetangga. Setelah melihat keterkaitan antara kedua faktor tersebut dengan tingkat konversi lahan yang dilakukan oleh petani, maka selanjutnya dapat dilihat pula perubahan taraf hidup yang terjadi pada rumahtangga petani setelah konversi lahan. Diduga bahwa konversi lahan memiliki hubungan dengan taraf hidup rumahtangga petani. Dalam hal ini taraf hidup akan diukur melalui indikator yang meliputi tingkat pendapatan, kondisi tempat tinggal perumahan, tingkat pendidikan, tingkat kesehatan, dan tingkat kepemilikan aset.

2.3 Hipotesis Penelitian