Formula Dasar Kondisi Pengeringan Semprot Optimum

42

1. Formula Dasar

Komposisi dasar produk minuman effervescent berupa asam organik, garam bikarbonat dan pemanis. Asam organik yang digunakan secara umum pada produk effervescent dalam kaidahnya sebagai bentuk sediaan obat ialah asam sitrat dan asam tartarat. Senyawa dikarbonat yang lazim digunakan berupa natrium bikarbonat atau lebih dikenal dengan soda kue sedangkan pemanis yang digunakan sangat bervariasi salah satunya ialah aspartam. Dalam penelitian ini, minuman effervescent didekati dalam kaidahnya sebagai salah satu bentuk pangan yaitu minuman berkarbonasi. Oleh karena itu diperlukan beberapa penyesuian dalam formulasi. Penyesuian yang dimaksud penyesuaian bahan-bahan baik asam organik yang digunakan dan pemanis. Hal ini mengingat beberapa jenis bahan tambahan pangan yang digunakan memiliki batasan pengkonsumsian per harinya. Asam organik yang digunakan pada penelitian ini ialah asam sitrat dan asam malat. Asam malat digunakan untuk menggantikan asam tartarat. Asam tartarat memiliki batasan penggunaan berdasarkan acceptable daily intake atau ADI sebesar 30 mg Kg berat badan per hari Anonim, 1974 sedangakan asam malat dapat digunakan dengan kategori GRAS generally recognize as safe Anonim, 1967. Menurut Ansel 1989, perbandingan asam organik dan garam natirum bikarbonat yang ditambahkan ialah 1:1 sedangkan perbandingan asam sitrat dan tartarat yang lazim digunakan dalam pembuatan effervescent konvensional ialah sebesar 3:2. Pada tahapan formulasi, jumlah asam sitrat dan natrium bikarbonat diseragamkan sebagai parameter yang tetap yaitu 3:4 sedangkan jumlah asam malat parameter pengubah. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan jumlah asam malat minimal namun memberikan penerimaan terbaik melalui uji organoleptik. Pemanis yang digunakan dalam penelitian ini ialah aspartam. Aspartam merupakan salah satu pemanis buatan yang cukup tepat digunakan dalam produk minuman effervescent karena aspartam memiliki sifat yang stabil dalam kondisi pH asam terutama dalam hal stabilitas 43 secara molekul secara kimiawi dan juga rasa manis Holmer et al, 1991. Pada produk-produk sejenis, aspartam ditambahkan sebanyak 1 mg hingga 2 mg per 1 gram total campuran minuman instan. Akan tetapi, mengingat aspartam memiliki ADI sebesar 40-50 mg Kg berat badan perhari, jumlah asapartam yang ditambahkan ialah sebesar 1 mg per gram total campuran minuman. Selain asam organik, garam bikarbonat, dan pemanis aspartam, ditambahkan bubuk imitasi. Bubuk dummy yang dimaksud ialah bubuk ekstrak kulit buah manggis yang dibuat tanpa optimasi. Penambahan ekstrak ini dimaksudkan untuk mensimulasikan karakter minuman effervescent yang akan dibuat. Formula yang ada diuji secara organoleptik untuk menentukan formulasi terbaik. Formula yang diujikan memiliki komposisi asam bubuk dummy sebanyak x g, natrium bikarbonat sebanyak x g, aspartam sebanyak x g, dan asam sitrat sebanyak x g. Sebagai parameter pengubah ialah jumlah asam malat yang berbeda. Jumlah asam malat yang ditambahkan ialah sebanyak x, x, x, x, x dan xgram untuk masing-masing formula 1 sampai 6 secara berurutan. Adapun uji organoleptik yang dilakukan ialah uji rating hedonik dengan metode skala garis. Dalam uji rating hedonik, penentuan formulasi terbaik didasarkan pada tingkat kesukaan panelis terhadap parameter rasa asam, rasa manis dan penerimaan secara keseluruhan. Hasil uji rating hedonik pada parameter rasa manis menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk masing-masing sampel setelah diuji secara statistik dengan metode ANOVA pada taraf uji p = 0,01. Sampel formulasi 4 dan 5 menunjukkan nilai rata respons tingkat kesukaan yang paling tinggi yaitu sebesar 9,59 dan 10,2 Gambar 14. Pengujian stastisik lanjut dengan uji Duncan menunjukkan kedua sampel dengan respon skor kesukaan tertinggi yaitu sampel 4 dan 5 tidak berbeda secara nyata pada taraf uji p = 0,05 Lampiran 26. 44 Gambar 14. Nilai Rata-Rata Skor Kesukaan Panelis Terhadap Parameter Rasa Manis Fomulasi Dasar Effervescent Keterangan: Formula 1, Formula 2,Formula 3,Formula 4, Formula 5.Formula 6 huruf dibelakang angka yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata antar pelakuan pada taraf uji p = 0,05 Pada pengujian parameter rasa asam pada uji hedonik Gambar 15, menunjukkan bahwa setiap sampel berbeda nyata setelah diuji secara statistik menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan pada taraf uji p = 0,01. Uji statistik lebih lanjut dengan menggunakan uji Duncan menunjukkan bahwa parameter asam untuk formulasi 4, 5 dan 6 memberikan nilai tertinggi namun tidak menunjukkan perbedaan yang Signifikan pada taraf uji p = 0,05 Lampiran 24. Untuk parameter penerimaan secara keseluruhan Gambar 16, pengujian dengan statistik menunjukkan bahwa pada taraf uji p = 0,01 setiap sampel memberikan pengaruh yang signifikan terhadap skor kesukaan oleh panelis. Dalam pengujian parameter ini, skor rataan kesukaan tertinggi ditunjukan pada formula 4 yaitu sebesar 10,05 Gambar 15. Pengujian lebih lanjut dengan uji Duncan menunjukkan bahwa baik formula 4 dan 5 tidak berbeda secara signifikan pada taraf uji p = 0,05 Lampiran 25. 5.73 a 7.16 b 8.06b c 9.59 d 10.5 e 8.49 cd 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 S k o r K e su k a a n R a ta -r a ta Formula 45 Gambar 15. Nilai Rata-Rata Skor Kesukaan Panelis Terhadap Parameter Rasa Asam Fomulasi Dasar Effervescent Keterangan: Formula 1, Formula 2,Formula 3, Formula 4, Formula 5,Formula 6 huruf dibelakang yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata antar pelakuan pada taraf uji p 0,05 Gambar 16. Nilai Rata-Rata Skor Kesukaan Panelis Terhadap Parameter Secara keseluruhan Fomulasi Dasar Effervescent Keterangan: Formula 1, Formula 2, Formula 3, Formula 4, Formula 5, Formula 6 huruf dibelakang angka yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata antar pelakuan pada taraf uji p =0,05 Dari hasil analisis organoleptik, dapat dilihat bahwa para panelis cenderung memilih formula 4 dan 5 berdasarkan penerimaan ketiga parameter yang diujikan. Uji statistik lanjut dengan uji Duncan menunjukkan juga bahwa baik sampel 4 dan 5 tidak memberikan perbedaan respons yang signifikan pada parameter yang diujikan. Oleh 5.1 a 5.51 a 8.11 b 9.69 c 8.6b c 8.96 bc 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 S k o r k e su k a a n R a ta -r a ta Formulasi 5.49 a 6.2 a 8.44 b 10.05 c 9.45 bc 8.91 b 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 S k o r K e su k a a n R a ta -r a ta Formulasi 46 karena itu diperlukan analisis lebih lanjut terutama analisis biaya produksi dalam pembuatan minuman effervescent. Analisis biaya produksi yang dimaksudkan ialah penghitungan biaya pembuatan 1 keping tablet pada saat penelitian. Asumsi harga bahan per gram yang digunakan antara lain bubuk imitasi Rp 750,00, aspartam Rp. 137,50, asam sitrat Rp. 35,00, asam malat Rp. 90,00, dan natirum bikarbonat Rp 4,50. Harga per tablet formula 5 ialah sebesar Rp. 291,83 sedangakn untuk formula 6 sebesar Rp. 293,63. Formula 4 memiliki biaya produksi lebih rendah Rp 2,00 dibanding dengan formula 5. Oleh karena itu formula 4 lebih disarankan untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki harga produksi yang lebih rendah. Dengan demikian formula dasar terbaik dapat diliah lebih lengkap pada tabel 8. Tabel 8. Komposisi Formula Dasar effervescent Ingridien Jumlah g Asam sitrat x Asam malat x Na-bikarbonat x Aspartam x

2. Formula Utama

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Powder Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Instan (minuman Kulit Buah Manggis Instan

0 0 1