46 karena itu diperlukan analisis lebih lanjut terutama analisis biaya produksi
dalam pembuatan minuman effervescent. Analisis biaya produksi yang dimaksudkan ialah penghitungan biaya
pembuatan 1 keping tablet pada saat penelitian. Asumsi harga bahan per gram yang digunakan antara lain bubuk imitasi Rp 750,00, aspartam Rp.
137,50, asam sitrat Rp. 35,00, asam malat Rp. 90,00, dan natirum bikarbonat Rp 4,50. Harga per tablet formula 5 ialah sebesar Rp. 291,83
sedangakn untuk formula 6 sebesar Rp. 293,63. Formula 4 memiliki biaya produksi lebih rendah Rp 2,00 dibanding dengan formula 5. Oleh karena
itu formula 4 lebih disarankan untuk dikembangkan lebih lanjut karena memiliki harga produksi yang lebih rendah.
Dengan demikian formula dasar terbaik dapat diliah lebih lengkap pada tabel 8.
Tabel 8. Komposisi Formula Dasar effervescent
Ingridien Jumlah g
Asam sitrat
x
Asam malat
x
Na-bikarbonat x
Aspartam
x
2. Formula Utama
Setelah mendapatkan formulasi dasar effervescent, dilakukan formulasi lebih lanjut. Formulasi lanjut bertujuan untuk menentukan
banyaknya bubuk ekstrak yang harus ditambahkan pada formula effervescent terpilih. Selain itu pada tahapan ini ditambahakan 2 macam
bahan tambahan pangan yang membantu memperbaiki kondisi proses dalam pembuatan tablet effervescent yaitu PEG polietilen glikol dan
sorbitol. PEG memiliki fungsi sebagai bahan perekat dan lubrikan pada saat
pencetakan tablet sedangkan sorbitol memiliki fungsi sebagai bahan perekat dan pemadat. PEG memiliki batasan ADI sebesar 10 mgKg berat
badan per hari Sheftel, 2000 sedangkan sorbitol dikategorikan sebagai GRAS. Oleh karena itu, penambahan PEG disesuiakan dengan batasannya
47 yaitu sebanyak x mg per 25 gram total campuran minuman effervescent
sedangkan sorbitol ditambahkan untuk membuat total campuran menjadi 100.
Selain itu, pada tahapan ini, digunakan bubuk ekstrak kulit buah manggis yang telah optimum proses pengeringannya. Jumlah yang
digunakan dalam formulasi utama ialah sebanyak x untuk formula 1, x untuk formula 2 dan x untuk formula 3.
Penentuan formula utama effervescent ditentukan dengan pengujian secara organoleptik menggunakan uji rating hedonik dengan skala garis.
Parameter penentu dalam uji ini ialah rasa, warna dan penerimaan secara keseluruhan.
Gambar 17. Nilai Rata-Rata Skor Kesukaan Panelis Terhadap Parameter Warna Fomulasi Utama Effervescent
Keterangan: Formula 1, Formula 2, Formula 3 huruf yang berbeda menunjukkan sampel berbeda nyata pada taraf uji p =
0,05
Uji rating hedonik untuk parmeter warna Gambar 17 dengan menggunakan analisis ANOVA pada taraf uji p = 0,05. Hasil analisis
menunjukkan bahwa sampel memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor yang diberikan panelis Lampiran 30. Uji statistik lanjut dengan uji
Duncan menunjukkan bahwa warna formula 1 dan 2 memberikan nilai tertinggi namun tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap skor
kesukaan rata-rata pada taraf uji p = 0,05.
9.14
a
9.15
a
7.82
b
7 7,5
8 8,5
9 9,5
1 2
3
S k
o r
K e
su k
a a
n R
a ta
-r a
ta
Formula
48 Data hasil pengujian parameter rasa rating hedonik Gambar 18 juga
diuji secara statistik. Pengujian statistik dilakukan dengan metode ANOVA dengan taraf uji p = 0,05. Hasil pengujian statistik menunjukkan
bahwa skor rata-rata penerimaan untuk parameter rasa tidak berbeda nyata pada taraf uji p = 0,05 Lampiran 31.
Gambar 18. Nilai Rata-Rata Skor Kesukaan Panelis Terhadap Parameter Rasa Fomulasi Utama Effervescent
Keterangan: Formula 1, Formula 2, Formula 3 huruf yang berbeda menunjukkan sampel berbeda nyata pada taraf uji p
= 0,05
Parameter penerimaan secara keseluruhan Gambar 19 juga di uji dengan uji ANOVA pada taraf uji p = 0,05. Pengujian statistik
menunjukkan bahwa skor rata-rata penerimaan ketiga formula menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Uji statistik lanjut dengan uji
Duncan pada ketiga sampel menunjukkan bahwa formula 3 berbeda nyata dengan formula 1 serta 2 namun formula 1 tidak berbeda nyata dengan
formula 2 pada taraf pengujian p = 0,05 Lampiran 32. Secara umum, para panelis cenderung memilih formula 1 dan 2 sebagai
formula terbaik. Hal ini dapat dilihat dari dua dari tiga parameter uji yaitu warna dan penerimaan secara keseluruhan menunjukkan formula 1 dan 2
berbeda secara nyata dengan formula 3 dan memberikan skor tertinggi di antara tiga formula yang ada. Akan tetapi, pada dua parmeter uji
organoleptik baik warna dan penerimaan secara keseluruhan tidak
8.24
a
8.05
a
6.86
a
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1 2
3
S k
o r
K e
su k
a a
n R
a ta
-r a
ta
Formula
49 menunjukkan bahwa formula 1 dan 2 berbeda nyata. Oleh karena itu
diperlukan pertimbangan tambahan untuk menentukan formula terbaik.
Gambar 19. Nilai Rata-Rata Skor Kesukaan Panelis Terhadap Penerimaan Keseluruhan Fomulasi Utama Effervescent
Keterangan: Formula 1, Formula 2, Formula 3 huruf yang berbeda menunjukkan sampel berbeda nyata pada taraf uji p
= 0,05
Pertimbangan tambahan yang dimaksudkan ialah mengenai keamanan bubuk ekstak kulit buah manggis. Dalam penelitian ini, belum dilakukan
pengujian biokimia secara in vivo untuk memastikan efek komponen yang terdapat pada bubuk esktrak kulit manggis secara fisiologis. Selain itu,
pengujian toksisitas ekstrak juga belum dilakukan dalam penelitian ini. Oleh karena pertimbangan keamanan dan kesehatan, formula 1 disarankan
digunakan sebagai formula terbaik dengan penambahan ekstrak sebanyak 10 dari total campuran.
3. Karateristik Produk Akhir