Rendemen Kondisi Pengeringan Semprot Optimum

31 Tabel 4 Kondisi Operasional Alat Pengering Semprot Suhu Inlet o C Suhu Outlet o C 160 82 + 2 170 88 + 2 178 94 + 4 

1. Rendemen

Perbedaan konsentrasi bahan pengisi memiliki kaitan yang erat dengan total rendemen yang dihasilkan. Semakin banyak bahan pengisi yang ditambahkan, semakin banyak produk yang dihasilkan. Hal ini disebabkan total padatan pada ekstrak akan bertambah seiring dengan penambahan bahan pengisi berupa maltodekstrin. Tabel 5. Data Rendemen Bubuk Ekstrak Kulit Buah Manggis Terhadap Tepung Kulit Buah Manggis dan Maltodekstrin Perlakuan Suhu o C Kosentrasi maltodekstin Rendemen bb 160 5 12,19±2,77 a 10 13,60±2,56 ab 15 16,56±0,75 bc 170 5 19,43±0,32 cd 10 17,47 0,56 c 15 24,10±1,71 e 178 5 17,32±1,02 c 10 21,96±1,26 de 15 18,58±0,47 cd Keterangan: huruf dibelakang angka yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata antar pelakuan taraf pengujian p= 0,05 Secara garis besar, hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5 menunjukkan bahwa semakin banyak bahan pengisi yang ditambahkan, rendemen yang didapat akan semakin besar. Akan tetapi, pada perlakuan suhu 170 o C dengan konsentrasi bahan pengisi 10 dan perlakuan suhu 178 o C dengan konsentrasi bahan pengisi 15 menunjukkan hasil yang berbeda. Pada kedua perlakuan ini, rendemen yang dihasilkan menunjukkan penurunan. 32 Tabel 6. Data Rendemen Bubuk Ekstrak Kulit Buah Manggis Terhadap Total Padatan Ekstrak Kulit Buah Manggis dengan Maltodekstrin Perlakuan Suhu o C Kosentrasi maltodekstin Rendemen bb 160 5 28,30±6,36 a 10 30,43±7,36 a 15 30,11±2,33 a 170 5 47,60±0,63 b 10 36,60± 1,93 b 15 42,41±3,27 b 178 5 41,67±1,00 b 10 42,26±3,88 b 15 33,01±1,02 b Keterangan: huruf dibelakang angaka yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata antar pelakuan pada taraf pengujian p = 0,05 Bila rendemen dihitung terhadap total padatan ekstrak Tabel 6, Secara umum, perlakuan suhu 160 o C, memberikan rendemen paling kecil sedangkan perlakuan suhu 170 o C memberikan rendemen yang paling besar. Khusus untuk perlakuan suhu 170 o C dengan konsentrasi bahan pengisi 10 dan 15 serta perlakuan suhu 178 o C dengan konsentrasi bahan pengisi 15 terjadi penurunan rendemen. Pengujian statistik menunjukan bahwa rendemen EKBM terhadap bobot tepung KBM dan maltodekstrin memberikan interaksi pada taraf uji p = 0,05 Lampiran 7. Akan tetapi, rendemen EKBM terhadap total padatan EKBM dengan maltodekstrin tidak memberikan interaksi pada taraf uji p = 0,05 Lampiran 9. Bila ditelaah secara terpisah, hanya parameter suhu yang memberikan pengaruh nyata terhadap rendemen EKBM terhadap total padatan EKBM dengan maltodekstrin. Perbedaan rendemen dapat terjadi karena karakteristik termoplastis pada bahan-bahan yang berbobot molekul rendah seperti asam-asam organik dan gula-gula sederhana Truong et al., 2005. Senyawa-senyawa dengan bobot molekul rendah akan mengalami perubahan bentuk dari senyawa yang bersifat gelas menjadi senyawa yang bersifat lengket 33 apabila senyawa tersebut dipanaskan pada suhu di atas suhu senyawa tersebut beruabah menjadi lengket. Suhu perubahan ini biasanya berkisar antara 10 - 23 o C lebih tinggi daripada suhu transisi gelasnya Roos dan Karel, 1991. Hal ini didukung dengan ekstrak yang mengandung gula sebanyak 2,1. Selain itu, ekstraksi dengan metode yang dikembangkan, menggunakan asam tartarat Bhandari et al 1997, menyebutkan bahwa suhu transisi gelas asam tartarat ialah sebesar 18,5 o C sedangkan gula-gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, sukrosa dan lain-lain berkisar antara 40-90 o C. Rendemen yang fluktuatif diduga juga dapat disebabkan oleh suhu inlet dan outlet alat yang tidak stabil selama pengeringan. Ketidakstabilan suhu menyebabkan proses pengeringan tidak berlangsung sempurna untuk keseluruhan sampel pada satu perlakuan. Oleh karena itu, rendemen yang dihasilkan fluktuatif.

2. Warna

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Powder Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Instan (minuman Kulit Buah Manggis Instan

0 0 1