Karakteristik Bubuk Terbaik Kondisi Pengeringan Semprot Optimum

39 kering. Uji lebih lanjut dengan analisis secara statistik menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan bahan pengisi memiliki interaksi pada taraf uji p = 0,01 dan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan polifenol yang terdapat pada produk Lampiran 15. Hasil penelitian membuktikan bahwa komponen fenolik yang ada pada kulit buah manggis amat baik bila dikeringkan pada suhu inlet 160 o C dengan konsentrasi bahan pengisi berupa maltodekstrin DE 15-20. Pengeringan di atas suhu 160 o C akan menurunkan kadar komponen fenolik ekstrak. Bila hasil analisis total fenol sebelum pengeringan yaitu sebesar 237,44 mgg sampel kering dengan setelah pengeringan dengan kondisi terbaik yaitu sebesar 188,40 ± 0,04 mgg ekstrak terenkapsul kering, terjadi penurunan kadar total fenol yang cukup banyak. Degradasi kandungan komponen fenolik mencapai 20 . Hal ini dapat melengkapi penelitian yang dilakukan oleh Larraui et al 1997 yang menyatakan bahwa komponen fenolik pada ekstrak kulit buah anggur akan mengalami kerusakan pada kondisi pengeringan 140 o C.

5. Karakteristik Bubuk Terbaik

Bubuk yang telah melalui proses pengeringan optimum dianalisis lanjut. Analisis lanjut yang dilakukan meliputi analisis kapasitas antioksidan, kandungan -mangostin, densitas kamba dan kelarutan. a Kapasitas Antioksidan Senyawa polifenol memiliki kaitan yang erat dengan aktivitas anti oksidan Duval et al., 1999. Komponen polifenol yang terdapat pada kulit manggis meliputi golongan tanin, antosianin dan xanthone Zandernowski et al., 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak sebelum dikeringkan memiliki kapasitas antioksidan 712,45 ± 4,47 mg AEAC Ascorbic acid Equivalent Antioxidant Capasity g bobot kering setara 71,2 asam askorbat sedangkan bubuk memiliki kapasitas 428,72 ± 1,65 mg AEAC g ekstrak terenkapsul kering setara 42,8 asam askorbat atau 19,72 ± 0.08 mg AEAC g sampel kering. Penurunan terjadi akibat adanya kerusakan komponen 40 polifenol oleh panas walaupun diberikan bahan pelindung berupa maltodekstrin. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Larraui et al 1997 kapasitas antioksidan ekstrak kulit anggur hanya tersisa kurang lebih 40 setelah dikeringkan pada suhu 140 o C. b  - Mangostin Menurut Chin et al 2007 turunan xanthone berupa -mangostin Gambar 13 merupakan komponen yang paling banyak terdapat pada kulit manggis. Selain jumlahnya yang banyak, -mangostin memiliki aktivitas biologis yang paling baik. Yu et al 2007 menunjukkan bahwa kapasistas antioksidan -mangostin mencapai 53,5 ± 1,7 . Analisis -mangostin menunjukkan bahwa ekstrak memiliki kandungan -mangostin sebesar 3,29 ± 0,27 mgg ekstrak kering. Bubuk memiliki kadungan -mangostin sebanyak 0,59 ± 0,00 mgg bobot sampel kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah kandungan -mangostin. Penurunan kandungan - mangostin dominan disebabkan oleh panas selama proses pemanasan. Hal ini dikuatkan dengan sifat -mangostin yang tidak larut air sehingga senyawa ini tidak terlindungi dengan baik oleh mikrokapsul yang dibangun oleh maltodekstrin. Gambar 13. Struktur -mangostin Jung et a.l., 2006 c Kelarutan Kelarutan dari serbuk dalam air amat penting. Hal ini berkaitan erat dengan produk yang akan dikembangkan yaitu berupa produk minuman instan. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel yang diproses dengan perlakuan terbaik menunjukkan bahwa hanya 41 3,19 ± 0,39 dari total bubuk yang tidak larut. Hal ini dapat disebabkan memang ada bahan yang tersuspensi dalam esktrak kulit buah manggis. Adanya bahan tersuspensi ini akan tetap bersifat tidak larut air walaupun telah dikeringkan dengan pengerigan semprot. d Densitas Kamba Densitas kamba merupakan salah satu sifat dari bahan yang berbentuk bubuk, granula atau hancuran. Densitas kamba didapat dengan membagi massa benda dengan volume. Kegunaan dari mengukur densitas kamba ialah dapat memberikan informasi secara kasar mengenai ukuran partikel yang mempengaruhi konsistensi daya alir bahan. Ada dua macam analisis densitas kamba yang dilakukan yaitu analisis densitas kamba tanpa dan dengan pemadatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa densitas kamba tanpa pemadatan menunjukkan hasil sebesar 415,63 ± 3,05 kgm 3 . Hasil analisis densitas kamba dengan pemadatan didapat hasil sebesar 504,70 ± 6,42 kgm 3 . B. Formula Effervescent Menurut penelitian Zandernowski et al 2009, kulit manggis banyak mengandung senyawa polifenol. Senyawa polifenol umumnya memberikan rasa yang tidak menyenangkan seperti rasa pahit dan sepat. Menurut penelitian Ares et al 2009, rasa sepat dan pahit dapat dikurangi dengan menambahkan bahan yang memiliki rasa yang berbeda seperti manis atau asam dengan jumlah yang tepat. Oleh karena itu, produk berbasis effervescent yang secara umum memiliki rasa manis, asam dan disertai sensasi bersoda. Tahapan formulasi tablet effervescent dibagi ke dalam dua tahapan yaitu tahapan formulasi awal dan tahapan formulasi utama. Tahapan formulasi awal yang dimaksudkan ialah tahapan untuk merancang formulasi dasar effervescent dan menentukan formulasi terbaik dengan penambahan ekstrak terhadap formulasi dasar terbaik. 42

1. Formula Dasar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.) pada bakteri Streptococcus mutans sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar dengan Metode Dilusi In Vitro

6 111 48

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Daya Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Fusobacterium nucleatum sebagai Bahan Alternatif Medikamen Saluran Akar secara in Vitro

8 89 59

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

Powder Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Instan (minuman Kulit Buah Manggis Instan

0 0 1