Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

Sumatera Utara, memiliki fasilitas komunikasi, perbankan dan jasa-jasa perdagangan lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan wilayah belakangnya. Di Sumatera Utara, juga terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian seperti, perguruan tinggi termasuk politeknik, balai penelitian dan balai latihan kerja, yang mampu membentuk tenaga pembangunan terdidik dan terampil serta hasil-hasil penelitian yang bermanfaat bagi pembangunan daerah.

4.1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang dilaksanakan khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai sektor yang menggambarkan tingkat perubahan yang terjadi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun, disajikan melalui PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha secara berkala. PDRB merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan suatu daerah. Perhitungan PDRB Sumatera Utara dan di seluruh Indonesia setiap tahun selalu mengalami perbaikan. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan penurunan. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara tahun 2010 yang ditunjukkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000 sekitar 6,35, hal ini menunjukkan adanya peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2008 dan 2009 yaitu sebesar 6,39 dan 5,07. Pertumbuhan tersebut didukung oleh seluruh sektor perekonomian di Sumatera Utara. Pertumbuhan ekonomi terbesar tahun 2010 berasal dari sektor bank dan lembaga keuangan yang tumbuh sebesar 10,78 dan selanjutnya diikuti oleh Universitas Sumatera Utara sektor angkutan dan komunikasi yang tumbuh sebesar 9,44, sektor listrik, gas dan air bersih 7,06. Dampak krisis global tahun 2008 sampai 2009 memberikan tekanan terhadap perekonomian Indonesia secara umum dan Sumatera Utara pada khususnya, hal ini ditandai dengan penurunan laju pertumbuhan perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2008 yaitu sebesar 6,39 dan tahun 2009 sebesar 5,07. Penurunan laju pertumbuhan terbesar dialami oleh sub sektor industri dan pengolahan yang pada tahun 2007 sebesar 5,09 akibat krisis global menjadi 2,92 pada tahun 2008 dan terus mengalami penurunan laju pertumbuhan pada tahun 2009 yaitu sebesar 2,76. Kinerja sektor pertanian pada tahun 2008 tergolong sangat baik hal ini ditunjukkan oleh peningkatan laju pertumbuhan menjadi 6,05 dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 4,98. Tekanan krisis global tahun 2008 akhirnya menekan pertumbuhan di tahun 2009 yaitu hanya sebesar 4,85, hal ini dikarenakan imbas dari krisis keuangan Amerika Serikat tahun 2008 yang mengakibatkan penurunan kinerja ekspor komoditas pertanian, perkebunan dan perikanan Indonesia khususnya pada Provinsi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan. Tahun 2005 – 2010 No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian 3,38 2,40 4,98 6,05 4,85 5,08 2 Pertambangan dan Penggalian 6,42 4,17 9,78 6,13 1,43 5,87 3 Industri dan Pengolahan 4,76 5,47 5,09 2,92 2,76 4,52 4 Listrik, Gas Air Bersih 5,15 3,08 0,22 4,46 5,57 7,06 5 Bangunan 12,96 10,33 7,78 8,10 6,54 6,77 6 Perdagangan, Hotel Restoran 4,95 6,95 7,55 6,14 5,43 6,51 7 Angkutan, Komunikasi 10,11 11,91 9,90 8,89 7,56 9,44 8 Bank Lembaga Keuangan 7,15 9,87 12,43 11,30 6,14 10,78 9 Jasa 4,36 7,09 8,25 9,48 6,62 6,77 Produk Domestik Regional Bruto 5,48 6,20 6,90 6,39 5,07 6,35 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Berdasarkan distribusi persentase PDRB struktur perekonomian, sektor pertanian mendominasi pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Pada tahun 2010 peranan sektor pertanian sebesar 23,50, diikuti oleh sektor industri dan pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa, sektor angkutan dan komunikasi, sektor bank dan lembaga keuangan, sektor bangunan, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor listrik, gas dan air. Kontribusi sektor pertanian diberikan oleh subsektor tanaman perkebunan, utamanya komoditi kelapa sawit dan karet yang menjadi komoditi unggulan Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.2. Distribusi Persentase PDRB Sumatera Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan. Tahun 2005 – 2010 No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 2010 1 Pertanian 23,98 22,23 22,56 23,83 23,78 23,50 2 Pertambangan dan Penggalian 1,23 1,27 1,32 1,23 1,19 1,18 3 Industri dan Pengolahan 25,47 25,68 25,04 22,89 22,39 22,00 4 Listrik, Gas Air Bersih 1,23 1,17 1,04 0,73 0,73 0,74 5 Bangunan 5,82 5,86 5,80 6,68 6,77 6,80 6 Perdagangan, Hotel Restoran 18,69 18,92 19,17 18,38 18,44 18,47 7 Angkutan, Komunikasi 8,44 8,94 9,00 9,31 9,53 9,81 8 Bank Lembaga Keuangan 5,98 6,06 6,37 7,04 7,12 7,40 9 Jasa 9,15 9,76 9,70 9,91 10,05 10,09 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Ditinjau dari kontribusi PDRB terhadap perekonomian Sumatera Utara tidak terlalu buruk. Sebelum krisis ekonomi, kontribusi PDRB terhadap perekonomian sebagai salah satu indikator tidak terlalu menurun, hal ini disebabkan pada masa ini kontribusi dari semua sektor perekonomian mengalami perbaikan. Namun dampak krisis yang terjadi ternyata juga memberikan pengaruh pada peningkatan PDRB tahun 1998 dan 1999 seperti yang terlihat pada Tabel 4.3. Nilai PDRB yang terus meningkat menunjukkan perekonomian Sumatera Utara terus berkembang dari tahun ke tahun. Pada tahun 1981 PDRB Sumatera Utara yang diukur berdasarkan kenaikan angka PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 adalah sebesar Rp 19.415,16 milyar. Gejolak yang melanda perekonomian dunia akibat krisis moneter, krisis pangan, krisis energi dan bahan baku serta resesi di negara-negara industri menyebabkan perlambatan dalam pertumbuhan ekonomi Universitas Sumatera Utara Indonesia khususnya Sumatera Utara, hal ini terlihat dari penurunan PDRB subsektor perkebunan maupun sektor pertanian di Sumatera Utara pada tahun 1983 yang masing-masing menurun menjadi 3,25 dan 2,65 sehingga mengakibatkan perlambatan pada pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara secara keseluruhan yaitu hanya sebesar 5,38. Lepas dari keterpurukan tahun 1983, Provinsi Sumatera Utara berhasil kembali meningkatkan pertumbuhan ekonominya yang ditunjukkan oleh peningkatan PDRB Sumatera Utara tahun 1984 sebesar 14,04 yang didukung salah satunya oleh peningkatan PDRB dari sektor pertanian dan pekerbunan. Pada tahun 1990 PDRB Sumatera Utara mencapai angka Rp 43.353,76 milyar angka tersebut terus meningkat hingga tahun 1997 mencapai angka Rp 71.533,28 milyar. Pada tahun 1998, PDRB Sumatera Utara mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 10,10 dibandingkan tahun 1997. Hal ini merupakan penurunan pertumbuhan yang besar sekali karena pada tahun-tahun sebelumnya selalu mengalami pertumbuhan positif. Keterpurukan ekonomi Sumatera Utara sepanjang tahun 1998 dapat dilihat dari pertumbuhan negatif pada hampir semua sektor, kecuali sektor pertanian. Sektor pertanian pada tahun 1998 mengalami pertumbuhan positif 6,19 yang didalamnya termasuk kontribusi dari subsektor perkebunan yang juga mengalami peningkatan sebesar 8. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara setelah tahun 1999 sebesar Rp 65.934,40 milyar sampai tahun 2010 terus mengalami peningkatan hingga mencapai angka Rp 117.901,00 milyar. Adapun pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara selama 30 tahun rentang penelitian menunjukkan peningkatan sebesar 6,51 yang didukung Universitas Sumatera Utara oleh pertumbuhan sektor pertanian sebesar 6,03 dan perkebunan sebesar 7,28. Hal tersebut menandakan bahwa perekonomian di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi ini tidak terlepas dari sumbangan sektor pertanian terutama subsektor perkebunan yang terus mengalami peningkatan PDRB setiap tahunnya. Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.3. Perkembangan PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000. Tahun 1981 – 2010 Tahun PDRB Milyar Rupiah PDRB Pertanian Milyar Rupiah PDRB Perkebunan Milyar Rupiah 1981 19.415,16 0,00 5.153,51 0,00 1.529,89 0,00 1982 22.702,49 16,93 5.606,81 8,80 1.673,07 9,36 1983 23.924,38 5,38 5.457,96 -2,65 1.618,67 -3,25 1984 27.283,25 14,04 6.170,31 13,05 1.878,98 16,08 1985 28.392,00 4,06 6.580,42 6,65 2.121,91 12,93 1986 30.183,42 6,31 7.095,11 7,82 2.283,84 7,63 1987 32.818,62 8,73 7.637,91 7,65 2.401,58 5,16 1988 36.520,74 11,28 8.419,10 10,23 2.701,90 12,50 1989 40.024,81 9,59 8.977,81 6,64 2.819,52 4,35 1990 43.353,76 8,32 9.541,76 6,28 2.905,88 3,06 1991 46.495,54 7,25 10.347,14 8,44 3.115,87 7,23 1992 50.085,73 7,72 11.161,49 7,87 3.562,71 14,34 1993 52.447,64 4,72 12.160,48 8,95 4.110,87 15,39 1994 57.416,67 9,47 13.038,79 7,22 4.592,80 11,72 1995 62.778,81 9,34 14.162,11 8,62 4.957,80 7,95 1996 68.284,94 8,77 15.395,09 8,71 5.357,75 8,07 1997 71.533,28 4,76 16.130,59 4,78 5.781,22 7,90 1998 64.305,42 -10,10 17.129,19 6,19 6.243,58 8,00 1999 65.934,40 2,53 18.103,35 5,69 6.577,50 5,35 2000 69.154,11 4,88 18.965,06 4,76 6.815,38 3,62 2001 71.908,36 3,98 19.683,52 3,79 7.072,98 3,78 2002 75.189,14 4,56 20.182,42 2,53 7.247,58 2,47 2003 78.805,61 4,81 20.689,49 2,51 7.392,71 2,00 2004 83.328,95 5,74 21.465,42 3,75 8.097,00 9,53 2005 87.897,79 5,48 22.191,30 3,38 8.574,74 5,90 2006 93.347,40 6,20 22.724,49 2,40 9.099,53 6,12 2007 99.792,27 6,90 23.856,15 4,98 9.561,60 5,08 2008 105.431,88 5,65 25.300,64 6,06 10.235,55 7,05 2009 110.850,71 5,14 26.526,92 4,85 10.813,82 5,65 2010 117.901,00 6,36 27.875,20 5,08 11.475,71 6,12 Rata-rata 6,51 6,03 7,28 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Gambar 4.1. Perkembangan PDRB ADHK Tahun 2000 Provinsi Sumatera Utara Kontribusi subsektor perkebunan terhadap PDRB Sumatera Utara ditunjukkan oleh Tabel 4.4. Kontribusi subsektor perkebunan terbesar pada PDRB Sumatera Utara yaitu terjadi tahun 1999 yaitu sebesar 9,98, sedangkan kontribusi terkecil adalah pada tahun 2002 sebesar 6,70. Subsektor perkebunan rata-rata setiap tahunnya menyumbang kontribusi sebesar 8,41 terhadap PDRB Sumatera Utara. 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 19 81 19 83 19 85 19 87 19 89 19 91 19 93 19 95 19 97 19 99 20 01 20 03 20 05 20 07 20 09 Perkembangan PDRB Sumatera Utara PDRB PDRB Pertanian PDRB Perkebunan Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.4. Kontribusi Subsektor Perkebunan Terhadap PDRB Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan. Tahun 1981 – 2010 Tahun PDRB Milyar Rupiah PDRB Perkebunan Milyar Rupiah Kontribusi PDRB Perkebunan 1981 19.415,16 1.529,89 7,88 1982 22.702,49 1.673,07 7,37 1983 23.924,38 1.618,67 6,77 1984 27.283,25 1.878,98 6,89 1985 28.392,00 2.121,91 7,47 1986 30.183,42 2.283,84 7,57 1987 32.818,62 2.401,58 7,32 1988 36.520,74 2.701,90 7,40 1989 40.024,81 2.819,52 7,04 1990 43.353,76 2.905,88 6,70 1991 46.495,54 3.115,87 6,70 1992 50.085,73 3.562,71 7,11 1993 52.447,64 4.110,87 7,84 1994 57.416,67 4.592,80 8,00 1995 62.778,81 4.957,80 7,90 1996 68.284,94 5.357,75 7,85 1997 71.533,28 5.781,22 8,08 1998 64.305,42 6.243,58 9,71 1999 65.934,40 6.577,50 9,98 2000 69.154,11 6.815,38 9,86 2001 71.908,36 7.072,98 9,84 2002 75.189,14 7.247,58 9,64 2003 78.805,61 7.392,71 9,38 2004 83.328,95 8.097,00 9,72 2005 87.897,79 8.574,74 9,76 2006 93.347,40 9.099,53 9,75 2007 99.792,27 9.561,60 9,58 2008 105.431,88 10.235,55 9,71 2009 110.850,71 10.813,82 9,76 2010 117.901,00 11.475,71 9,73 Rata-rata 8,41 Sumber : Badan Pusat Statistik Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

4.1.3. Perkembangan Ekspor Perkebunan Sumatera Utara