Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

- Total pengaruh luas lahan terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui nilai ekspor yaitu : LL t-4  NE t  PE t = 0,156 + 0,022 = 0,178 - Total pengaruh kurs terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui nilai ekspor yaitu : K t  NE t  PE t = -0,352 + -0,049 = - 0,401

4.3. Pembahasan

1. Hasil pengujian variabel nilai produksi komoditi perkebunan menunjukkan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai ekspor komoditi perkebunan, ceteris paribus . Hal ini memberikan arti bahwa semakin besar peningkatan hasil produksi komoditi perkebunan maka akan meningkatkan jumlah ekspor komoditi tersebut. Peningkatan nilai produksi komoditi perkebunan sebesar Rp 1 juta akan meningkatkan nilai ekspor komoditi perkebunan sebesar 124,115 ribu Dollar US. Hasil ini mendukung penelitian Situmorang 2010 yang menunjukkan bahwa secara parsial, produksi karet alam berpengaruh positif terhadap ekspor karet alam Sumatera Utara. Serta mendukung penelitian Zai 2008 yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan ekspor karet Sumatera Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi perkebunan karet rakyat dan total produksi PTPN II, PTPN III dan PTPN IV mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet Sumatera Utara. 2. Hasil pengujian variabel luas lahan sub sektor perkebunan menunjukkan pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap nilai ekspor subsektor perkebunan, ceteris paribus. Semakin besar pertambahan luas lahan untuk Universitas Sumatera Utara menanam suatu komoditi perkebunan tahun t-4 maka akan meningkatkan hasil produksi di tahun t sehingga akan meningkatkan volume ekspor di tahun t untuk komoditi tersebut. Namun variabel luas lahan perkebunan tahun t-4 ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai ekspor komoditi perkebunan Sumatera Utara tahun t. Hal ini dilatar belakangi oleh luasnya perkebunan rakyat yang kurang produktif karena sudah berumur tua ataupun terserang hama dan penyakit. Sehingga perlu dilakukan peremajaan kebun secara bertahap. Gerakan Nasional, 2012 3. Hasil pengujian variabel kurs menunjukkan terdapat pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap nilai ekspor subsektor perkebunan Sumatera Utara, ceteris paribus. Berdasarkan teori bila nilai tukar Rupiah terdepresiasi terhadap Dollar Amerika, maka eksportir akan memperoleh keuntungan karena harga komoditas perkebunan akan menjadi lebih murah di luar negeri dan lebih memiliki peluang pasar ekspor. Tapi hal ini tidak terlaksana manurut Marsuki 2006, pada kenyataannya karena kapasitas dari produk komoditas perkebunan untuk diekspor secara kualitas maupun kuantitas belum mampu memenuhi kebutuhan pasar internasional. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Samanhudi 2009, yang menunjukkan bahwa kurs mempunyai pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap volume ekspor produk perkebunan Indonesia. Kurs terhadap ekspor produk pertanian bersifat inelastis. Dari hasil penelitian tersebut juga dapat diketahui bahwa peran dari Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar sangat penting pengaruhnya bagi perkembangan ekspor produk-produk Indonesia khususnya produk-produk sub sektor perkebunan seperti karet, coklat dan CPO ke luar negeri. Universitas Sumatera Utara 4. Variabel nilai produksi komoditi perkebunan, luas lahan perkebunan tahun t- 3 dan kurs secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai ekspor subsektor perkebunan Sumatera Utara, ceteris paribus. Dimana ketiga variabel tersebut mampu menjelaskan ekspor komoditi perkebunan sebesar 69,9,6, sedangkan sisanya 30,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hasil ini mendukung hasil penelitian Situmorang 2010 yang melakukan penelitian untuk mengetahui keadaan ekspor karet alam Sumatera Utara dan faktor yang mempengaruhinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa kurs dan produksi karet alam ekspor secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap ekspor karet alam Sumatera Utara. Serta mendukung penelitian Putra 2011 yang menghasilkan analisis penelitian bahwa nilai tukar rupiah dan luas lahan memiliki pengaruh positif terhadap volume ekspor minyak kelapa sawit Sumatera Utara. 5. Hasil pengujian variabel nilai produksi komoditi perkebunan menunjukkan tedapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Sumatera Utara, ceteris paribus. Semakin besar peningkatan hasil produksi subsektor perkebunan maka akan memberikan peningkatan sumbangan devisa negara dan hal ini juga akan turut meningkatkan nilai PDRB Sumatera Utara. Peningkatan nilai produksi perkebunan sebesar Rp 1 juta maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar Rp 0,210 milyar. 6. Hasil pengujian variabel luas lahan perkebunan menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara, ceteris paribus. Pertambahan luas lahan perkebunan pada tahun t-4 sebesar seribu hektar akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Sumatera Utara di tahun t sebesar Rp 7,319 milyar. Pertambahan luas lahan perkebunan setiap tahunnya memperluas lapangan kerja, dan kesempatan berusaha, peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar serta berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi baru di wilayah-wilayah pengembangan. Kegiatan perkebunan menyebabkan mata pencaharian masyarakat tidak lagi terbatas pada sektor primer dalam memenuhi kebutuhan keluarga, tetapi juga memperluas ruang gerak usaha pada sektor tertier dan menimbulkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi sekitar. Syahza, A. Dan Rina, S.J. 7. Variabel kurs memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, ceteris paribus. Penguatan nilai kurs Rupiah terhadap Dollar US sebesar Rp 1 akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Sumatera Utara sebesar Rp 0,681 milyar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Bakara 2005 yang menunjukkan bahwa nilai tukar Rupiah berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. 8. Variabel nilai ekspor subsektor perkebunan menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus. Peningkatan nilai ekspor perkebunan sebesar seribu Dollar US akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Sumatera Utara sebesar Rp 0,001 milyar. Ekspor merupakan sumber devisa bagi negara, bila ekspor naik mengakibatkan penerimaan dalam negeri akan meningkat. Universitas Sumatera Utara Peningkatan ekspor subsektor perkebunan akan meningkatkan keuntungan dan pendapatan nasional naik. Ekspor komoditi perkebunan memberikan kontribusi kepada negara berupa pemasukan pajak dan dividen. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sumanjaya 2005 yang menunjukkan bahwa ekspor berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penelitian Nensy 2005 menunjukkan bahwa ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. 9. Variabel nilai investasi pada subsektor perkebunan menunjukkan tedapat pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, ceteris paribus . Peningkatan nilai investasi tahun t-4 sebesar Rp 1 juta akan menurunkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Sumatera Utara tahun t sebesar Rp 1,803 milyar. Hal ini mendukung penelitian Siboro 2004 yang menunjukkan bahwa Penanaman Modal Asing PMA mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Penempatan investasi pada pengembangan usaha perkebunan menurut identifikasi Dephutbun ketika menyusun Rencana Pembangunan Kehutanan dan Perkebunan Nasional Tahun 20002001-20042005 sering terjadi proses inefisiensi dalam alokasi dan pemanfaatan sumber daya hutan dan kebun, berkembangnya perilaku usaha yang hanya mengejar rente ekonomi semata rent seeking behaviour sehingga dalam jangka panjang mengakibatkan biaya sosial baik dari sudut ekonomi maupun ekologi, dan tertutupnya akses masyarakat di dalam di Universitas Sumatera Utara sekitar kawasan hutan dan kebun termasuk masyarakat hukum adat dan komunitas lokal dalam pemanfaatan sumber daya hutan dan kebun. Akibat lebih lanjut dari dominasi pengusaha besar sebagai aktor pengusahaan perkebunan dapat menyebabkan terjadinya praktek monopoli dan oligopoly. Usaha perkebunan yang didominasi pengusaha bermodal kuat dengan sifat monopolistik mengakibatkan berbagai masalah, diantaranya yaitu iklim investasi yang tidak kondusif, seperti adanya inkonsistensi dalam kebijakan dan pelaksanaan, serta tidak terjaminnya keamanan investasi mengakibatkan ekonomi biaya tinggi. Basyar, 2009 10. Variabel nilai produksi subsektor perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, ekspor komoditi perkebunan, beserta investasi pada subsektor perkebunan secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, ceteris paribus. Dimana keseluruhan variabel tersebut mampu menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam sektor pertanian sebesar 98, sedangkan sisanya 2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. Hasil ini mendukung hasil penelitian sebelumnya oleh Sumanjaya 2005 yang menunjukkan ekspor, investasi, nilai tukar secara simultan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, dimana ekspor dan investasi memiliki hubungan yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi sementara nilai tukar yang meningkat tajam justru mempunyai hubungan negatif dan bahkan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Penelitian Mahendra 2006 yang menunjukkan bahwa nilai ekspor, nilai investasi secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan atas hasil penelitian pengaruh subsektor perkebunan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai produksi perkebunan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai ekspor komoditi perkebunan Sumatera Utara, ceteris paribus . 2. Luas lahan perkebunan tahun t-4 memberikan pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap nilai ekspor komoditi perkebunan Sumatera Utara, ceteris paribus. 3. Kurs memberikan pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap nilai ekspor komoditi perkebunan Sumatera Utara, ceteris paribus. 4. Nilai produksi komoditi perkebunan, luas lahan perkebunan tahun t-4 dan kurs secara bersama-sama memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai ekspor perkebunan Sumatera Utara, ceteris paribus. 5. Nilai produksi subsektor perkebunan memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, ceteris paribus. 6. Luas lahan perkebunan tahun t-4 memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, ceteris paribus. Universitas Sumatera Utara