2.3. Teori-Teori Pertumbuhan Ekonomi
Di dalam ilmu ekonomi terdapat banyak teori pertumbuhan. Para ekonom mempunyai pandangan atau persepsi yang tidak selalu sama mengenai proses
pertumbuhan suatu perekonomian. Teori-teori pertumbuhan ekonomi dapat dikelompokkan kedalam beberapa teori sebagai berikut :
2.3.1. Teori Pertumbuhan Klasik
Teori pertumbuhan klasik dipelopori oleh Adam Smith, David Ricardo, Malthus dan John Stuart Mill yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu luas tanah, jumlah penduduk, jumlah barang modal dan teknologi yang digunakan. Para tokoh ini memfokuskan perhatiannya
pada pengaruh pertambahan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi. Mereka mengasumsikan luas tanah dan kekayaan alam serta teknologi tidak mengalami
perubahan. Menurut teori klasik pertumbuhan ekonomi dilambangkan oleh fungsi :
Q = Y = f K, L, R, T Dimana:
Q = Output Y = Pendapatan
K = Kapital L = Labor
R = Tanah T = Teknologi
Universitas Sumatera Utara
Adam Smith mengemukakan bahwa faktor manusia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi. Manusia dengan melakukan spesialisasi akan meningkatkan
produktivitas. Smith bersama dengan Ricardo percaya bahwa batas dari pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan tanah. Tanah bagi kaum klasik merupakan faktor yang
tetap. Kaum klasik juga yakin bahwa pertumbuhan ekonomi dapat berlangsung
akibat adanya pembentukan akumulasi modal. Akumulasi tercipta karena adanya surplus dalam ekonomi. Namun David Ricardo pesimis bahwa tersedianya modal
dalam jangka panjang akan tetap mendukung pertumbuhan ekonomi. Menurutnya dengan hanya mengandalkan modal pada jangka panjang long run perekonomian
akan menuju kepada keadaan yang stationer, yaitu dimana pertumbuhan ekonomi tidak terjadi sama sekali.
Menurut Ricardo peranan teknologi akan dapat menghambat berjalannya the law of diminishing return,
walaupun teknologi bersifat rigid kaku, dan hanya dapat berubah dalam jangka panjang. Bagi kaum klasik, keadaan stationer merupakan
keadaan ekonomi yang sudah mapan dimana masyarakat sudah hidup sejahtera dan tidak ada lagi pertumbuhan yang berarti.
2.3.2. Teori Pertumbuhan Neo-Klasik
Teori pertumbuhan neo-klasik diwakili oleh teori pertumbuhan Joseph Schumpeter, Alferd Marshal, Robert Solow dan Trevor Swan. Pendapat neo-klasik
tentang perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut: Suryana, 2000 a. Adanya akumulasi kapital merupakan faktor penting dalam pembangunan
ekonomi; b.
Perkembangan merupakan proses yang gradual;
Universitas Sumatera Utara
c. Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif;
d. Adanya pikiran yang optimis terhadap perkembangan;
e. Aspek Internasional merupakan faktor bagi perkembangan.
Menurut paham neo-klasik tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada tingkat tertentu, tingkat bunga akan menentukan
tingkat investasi. Apabila permintaan terhadap investasi berkurang maka akan berakibat menurunnya tingkat bunga dan menyebabkan hasrat menabung masyarakat
juga akan menurun.
2.3.3. Teori Pertumbuhan Ekonomi Modern