Analisis Data METODE PENELITIAN

Sumber : Badan Pusat Statistik Gambar 4.14. Perkembangan Investasi Subsektor Perkebunan di Sumatera Utara juta Rupiah Peningkatan tertinggi jumlah investasi pada subsektor perkebunan selama 30 tahun terakhir di Sumatera Utara terjadi pada tahun 1996 dengan nilai invetasi sebesar Rp 181.022,58 juta. Hal ini didasari pada saat yang sama terjadi peningkatan harga minyak sawit di dalam negeri sehingga investor mengganggap bahwa investasi pada subsektor perkebunan terutama pada komoditi kelapa sawit adalah hal yang paling menguntungkan pada saat itu.

4.2. Analisis Data

Untuk mengetahui hubungan antara variabel eksogen yaitu nilai produksi perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, investasi pada subsektor perkebunan, dan variabel intervening yaitu nilai ekspor perkebunan terhadap variabel endogen yaitu pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara maka digunakan model analisis jalur path analysis . Analisis perhitungan dan pengujian hipotesis terhadap masing-masing koefisien yang diperoleh dibantu dengan program SPSS. - 100.000,00 200.000,00 300.000,00 400.000,00 500.000,00 600.000,00 700.000,00 19 81 19 83 19 85 19 87 19 89 19 91 19 93 19 95 19 97 19 99 20 01 20 03 20 05 20 07 20 09 Ju ta R u p iah Investasi di Subsektor Perkebunan Universitas Sumatera Utara 4.2.1. Pengaruh Nilai Produksi Komoditi Perkebunan, Luas Lahan Perkebunan Dan Kurs Terhadap Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan Sumatera Utara A. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut : Tabel. 4.13. Uji Kolmogorov Smirnov Variabel Dependen Nilai Ekspor Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z 1,164 Asymp. Sig. 2-tailed 0,133 Sumber : Lampiran 2 Dari hasil output SPSS diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 1,164 dengan nilai signifikansi sebesar 0,133. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan variabel residual berdistribusi normal.

B. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah multikolinieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka data tidak mengalami multikolinieritas. Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.14. Uji Multikolinieritas Variabel Dependen Nilai Ekspor Model Tolerance VIF Nilai Produksi 0,518 1,929 Luas Lahan 0,378 2,646 Kurs t 0,316 3,162 Sumber : Lampiran 2 Hasil pengujian multikolinieritas memperlihatkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut terbebas dari masalah multikolinieritas.

C. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 sebelumnya. Untuk melakukan deteksi autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson. Secara singkat Durbin Watson menyatakan bahwa jika nilai du DW 4-du, maka disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Ghozali, 2009. Tabel. 4.15. Uji Durbin Watson Variabel Dependen Nilai Ekspor Durbin-Watson 1,294 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan uji autokorelasi diperoleh hasil nilai Durbin Watson sebesar 1,337. Karena nilai Durbin Watson berada dalam rentang dl DW du yaitu dalam rentang 1,143 DW 1,652 maka tidak dapat diambil kesimpulan adanya autokorelasi positif. Universitas Sumatera Utara

D. Pengujian Hipotesis

Pengaruh nilai produksi komoditi subsektor perkebunan, luas lahan dan kurs terhadap nilai ekspor komoditi perkebunan Sumatera Utara, dapat dijelaskan oleh model persamaan berikut : Tabel. 4.16. Uji Kesesuaian Model Variabel Dependen Nilai Ekspor NE t = 124,115 NP t + 775,366 LL t-4 – 125,017 K t t-Statistic 5,222 0,958 -1,691 R² = 0,699 F-stat = 17,050 Sumber : Lampiran 2 1. Pengujian secara parsial Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen nilai produksi, luas lahan dan kurs secara individual terhadap nilai ekspor. Berdasarkan uji t dapat disimpulkan bahwa secara parsial yang dapat mempengaruhi variabel nilai ekspor secara linier adalah variabel nilai produksi yang signifikan pada α = 0,05, sedangkan variabel kurs dan luas lahan tahun t-4 tidak berpengaruh secara signifikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien dari nilai produksi adalah 124,115 yang artinya bila nilai produksi perkebunan naik sebesar Rp 1 juta, maka nilai ekspor komoditi perkebunan akan meningkat sebesar 124,115 ribu Dollar US. Koefisien variabel luas lahan tahun t-4 sebesar 775,366 artinya bila luas lahan perkebunan tahun t-4 meningkat sebesar seribu hektar maka akan meningkatkan nilai ekspor komoditi perkebunan pada tahun t sebesar 775,366 ribu Dollar US. Sedangkan variabel kurs menunjukkan nilai koefisien negatif 125,017 artinya bila Universitas Sumatera Utara Rupiah terdepresiasi sebesar Rp 1 maka akan menurunkan nilai ekspor komoditi perkebunan sebesar 125,017 ribu Dollar US. 2. Pengujian secara simultan Pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen nilai produksi, luas lahan dan kurs secara bersama-sama terhadap nilai ekspor. Berdasarkan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 17,050 yang signifikan pada α = 0,05, maka dapat disimpulkan secara simultan variabel nilai produksi perkebunan, luas lahan perkebunan tahun t-4 dan kurs mampu mempengaruhi variabel nilai ekspor perkebunan. 3. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit Dari hasil regresi diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,699 atau 69,9 yang artinya bahwa secara bersama-sama besarnya pengaruh langsung direct effect dari variabel nilai produksi perkebunan, luas lahan perkebunan tahun t-3 dan kurs terhadap variabel nilai ekspor perkebunan sebesar 69,9 sementara sisanya 30,1 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi. 4.2.2. Pengaruh Nilai Produksi Komoditi Perkebunan, Luas Lahan Perkebunan, Kurs, Nilai Ekspor Komoditi Perkebunan dan Investasi Pada SubSektor Perkebunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara

A. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal atau tidak dapat dideteksi melalui uji Kolmogorov Smirnov sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.17. Uji Kolmogorov Smirnov Variabel Dependen Pertumbuhan Ekonomi Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z 0,554 Asymp. Sig. 2-tailed 0,919 Sumber : Lampiran 3 Dari hasil output SPSS diperoleh nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,554 dengan nilai signifikansi sebesar 0,919. Sehingga berdasarkan kriteria pengujian yang menunjukkan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan variabel residual berdistribusi normal.

B. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah yang terbebas dari masalah multikolinieritas. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas dilihat dari nilai tolerance dan VIF. Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 maka data tidak mengalami multikolinieritas. Tabel. 4.18. Uji Multikolinieritas Variabel Dependen Pertumbuhan Ekonomi Universitas Sumatera Utara Model Tolerance VIF Nilai Produksi t 0,167 5,990 Luas Lahan t-4 0,487 2,055 Kurs t 0,253 3,955 Nilai Ekspor t 0,276 3,623 Lag Investasi t-4 0,707 1,415 Sumber : Lampiran 3 Hasil pengujian multikolinieritas memperlihatkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai VIF 10 dan nilai Tolerance 0,10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut bebas dari multikolinieritas.

C. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode t-1 sebelumnya. Untuk melakukan deteksi autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji Durbin Watson. Secara singkat Durbin Watson menyatakan bahwa jika nilai du DW 4-du, maka disimpulkan tidak terjadi autokorelasi. Ghozali, 2009. Tabel. 4.19. Uji Durbin Watson Variabel Dependen Pertumbuhan Ekonomi Durbin-Watson 1,531 Sumber : Lampiran 3 Berdasarkan uji autokorelasi diperoleh hasil nilai Durbin Watson sebesar 1,531. Karena nilai Durbin Watson berada dalam rentang dl DW du yaitu dalam rentang 9,799 DW 1,873 maka tidak dapat diambil kesimpulan adanya autokorelasi positif. Universitas Sumatera Utara

D. Pengujian Hipotesis

Pengaruh nilai produksi komoditi perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, nilai ekspor perkebunan dan investasi pada subsektor perkebunan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, dapat dijelaskan oleh persamaan berikut : Tabel. 4.20. Uji Kesesuaian Model Variabel Dependen Pertumbuhan Ekonomi PE t = 0,210 NP t + 7,319 LL t-4 + 0,681 K t + 0,001 NE t – 0,004 I t-4 t-Statistic 4,121 6,489 6,142 2,144 -1,803 R² = 0,980 F-stat = 192,800 Sumber : Lampiran 3 1. Pengujian secara parsial Pengujian secara parsial dengan menggunakan uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel independen nilai produksi komoditi perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, nilai ekspor perkebunan dan investasi pada subsektor perkebunan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. Berdasarkan uji t dapat disimpulkan bahwa secara parsial keseluruhan variabel penelitian yaitu variabel nilai produksi perkebunan, luas lahan perkebunan 3 tahun sebelumnya, kurs, nilai ekspor perkebunan dan investasi pada subsektor perkebunan tahun sebelumnya mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi sektor pertanian secara linier yang signifikan pada α = 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai koefisien dari nilai produksi adalah 0,210 yang artinya bila nilai produksi perkebunan naik sebesar Rp 1 juta maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar Rp 0,210 milyar . Koefisien variabel luas lahan adalah 7,319 artinya bila luas lahan perkebunan tahun Universitas Sumatera Utara t-4 meningkat sebesar seribu hektar maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian pada tahun t sebesar Rp 7,319 milyar. Koefisien kurs adalah 0,681 artinya bahwa bila kurs terdepresiasi sebesar Rp 1 maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar Rp 0,681 milyar. Koefisien nilai ekspor 0,001 artinya bila nilai ekspor perkebunan naik sebesar seribu Dollar US maka akan meningkatan pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar Rp 0,001 milyar. Koefisien nilai investasi sebesar minus 0,004 artinya bila nilai investasi tahun t-4 meningkat sebesar Rp 1 juta maka akan menurunkan pertumbuhan ekonomi pada tahun t sebesar Rp 0,004 milyar. 2. Pengujian secara simultan Pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan dari variabel independen nilai produksi, luas lahan perkebunan, kurs, nilai ekspor dan invetasi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 192,800 yang signifikan pada α = 0,05, maka dapat disimpulkan secara simultan variabel nilai produksi perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, nilai ekspor dan investasi mampu mempengaruhi variabel pertumbuhan ekonomi sektor pertanian. 3. Uji Kesesuaian Test of Goodness of Fit Dari haril regresi diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,980 atau 98 yang artinya bahwa secara bersama-sama besarnya pengaruh langsung direct effect dari variabel nilai produksi perkebunan, luas lahan perkebunan tahun t-4, kurs, nilai ekspor perkebunan dan investasi pada subsektor perkebunan tahun t-4 Universitas Sumatera Utara terhadap variabel pertumbuhan ekonomi sektor pertanian sebesar 98 sementara sisanya 2 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi. 4.2.3. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Pengaruh Total Variabel Nilai Produksi Komoditi Subsektor Perkebunan, Luas Lahan Perkebunan, Kurs, Nilai Ekspor Komoditi Subsektor dan Investasi Pada SubSektor Perkebunan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Utara Model diagram jalur yang digunakan untuk menghitung pengaruh langsung, tidak langsung dan pengaruh total nilai produksi komoditi subsektor perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, nilai ekspor komoditi subsektor dan investasi pada subsektor perkebunan terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara. NP t LL t-4 I t-4 NE t K t PE t 0,993 s 0,156 ns 0,138 s -0,092 ns 0,343 s 0,391 s 0,300 s Keterangan : = Pengaruh Tidak Langsung indirect effect = Pengaruh Langsung direct effect -0,352 ns = signifikan = tidak signifikan s ns Gambar 4.15. Model Analisis Jalur Persamaan strukturalnya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel. 4.21. Model Struktural Variabel Dependen Pertumbuhan Ekonomi PE t = 0,993 NP t + 0,156 LL t-4 - 0,352 K t + 0,138 NE t – 0,092 I t-4 t-Statistic 5,222 0,958 -1,691 2,144 -1,803 Sumber : Lampiran 2 dan 3

A. Pengaruh Langsung Direct Effect

Besarnya pengaruh langsung dirrect effect variabel nilai produksi komoditi subsektor perkebunan, luas lahan perkebunan, kurs, nilai ekspor dan investasi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : - Pengaruh variabel nilai produksi terhadap variabel nilai ekspor secara langsung yaitu : NP t  NE t = 0,993 - Pengaruh variabel luas lahan terhadap variabel nilai ekspor secara langsung yaitu : LL t-4  NE t = 0,156 - Pengaruh variabel kurs terhadap variabel nilai ekspor secara langsung yaitu : K t  NE t = - 0,352 - Pengaruh variabel nilai produksi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi secara langsung yaitu : NP t  PE t = 0,343 - Pengaruh variabel luas lahan terhadap variabel pertumbuhan ekonomi secara langsung yaitu : LL t-4  PE t = 0,300 - Pengaruh variabel kurs terhadap variabel pertumbuhan ekonomi secara langsung yaitu : K t  PE t = 0,391 Universitas Sumatera Utara - Pengaruh variabel nilai ekspor terhadap variabel pertumbuhan ekonomi secara langsung yaitu : NE t  PE t = 0,138 - Pengaruh variabel investasi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi secara langsung yaitu : I t-4  PE t = - 0,092

B. Pengaruh Tidak Langsung Indirrect Effect

Besarnya pengaruh tidak langsung indirrect effect variabel nilai produksi, luas lahan, kurs melalui nilai ekspor terhadap variabel pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut : - Pengaruh variabel nilai produksi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui variabel nilai ekspor yaitu : NP t  NE t  PE t = 0,993 0,138 = 0,137 - Pengaruh variabel luas lahan terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui variabel nilai ekspor yaitu : LL t-4  NE t  PE t = 0,156 0,138 = 0,022 - Pengaruh variabel kurs terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui variabel nilai ekspor yaitu : K t  NE t  PE t = -0,352 0,138 = - 0,049

C. Pengaruh Total total effect

- Total pengaruh variabel nilai produksi terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui variabel nilai ekspor yaitu : NP t  NE t  PE t = 0,993 + 0,137 = 1,130 Universitas Sumatera Utara - Total pengaruh luas lahan terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui nilai ekspor yaitu : LL t-4  NE t  PE t = 0,156 + 0,022 = 0,178 - Total pengaruh kurs terhadap terhadap variabel pertumbuhan ekonomi melalui nilai ekspor yaitu : K t  NE t  PE t = -0,352 + -0,049 = - 0,401

4.3. Pembahasan