Menurut model basis ekspor, pertumbuhan suatu daerah adalah tergantung dari pertumbuhan industri-industri ekspornya dan kenaikan permintaan yang bersifat
ekstrim bagi daerah yang bersangkutan adalah penentu pokok dari pertumbuhan regional. Bertambah luasnya basis ekspor suatu daerah akan cenderung menaikkan
tingkat pertumbuhan ekonomi.
2.4.2. Luas Lahan
Lahan adalah tanah yang digunakan untuk usaha pertanian. Penggunaan lahan sangat tergantung kepada keadaan dan lingkungan lahan berada. Masing-masing
keadaan akan menyebabkan cara penggunaan yang berbeda yang harus disesuaikan dengan keadaan tersebut.
Jenis tanah di Sumatera Utara di dominasi oleh tanah litosol, podsolik dan regosol, yaitu seluas 1.601.601 hektar atau sekitas 22.34 persen dari seluruh luas
wilayah Sumatera Utara yang tersebar di Kabupaten Asahan, Dairi, Deli Serdang, Karo, Labuhan Batu, Langkat, Nias dan Tapanuli Selatan. Jenis tanah ini sesuai
untuk pengembangan komoditi perkebunan seperti karet, kelapa sawit dan tanaman keras lainnya. Kusuma, 2006.
Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabrik-pabrik hasil pertanian, yaitu tempat dimana proses produksi berjalan dan dari mana hasil-
hasil produksi keluar. Mubyarto, 1989. Pentingnya faktor produksi tanah dapat dilihat dalam luas atau sempitnya lahan. Luas lahan pertanian akan mempengaruhi
skala usaha, yang akhirnya mempengaruhi efisien atau tidaknya suatu usaha pertanian. Soekartawi, 1995
Menurut Sinaga 2010, peningkatan luas lahan perkebunan maka akan meningkatkan pendapatan petani, hal ini dikarenakan semakin luas lahan yang
Universitas Sumatera Utara
dimiliki akan membuat semakin banyak bibit yang ditanam sehingga produktifitas diharapkan nantinya semakin tinggi. Komoditi kelapa sawit, kakao dan kopi pada
umumnya mulai berproduksi 3 sampai 4 tahun sejak ditanam dilapangan. Sedangkan untuk komoditi karet unggul bisa mulai berproduksi sekitar 4 sampai 5 tahun setelah
masa tananm. Lahan adalah salah satu dari faktor produksi yang jumlahnya terbatas. Untuk
perkebunan banyak diusahakan di Sumatera bahkan di tiga provinsi: Sumatera Utara, Riau, Jambi mempunyai lahan seluas 1 juta ha lebih untuk perkebunan.
Dengan luas lahan yang terbatas yang telah tersedia, maka para petani pemilik perkebunan akan menyeleksi tanaman perkebunan apa yang cocok dengan
lingkungan lahan mereka dengan keuntungan yang paling baik dan resiko yang paling sedikit. Analisis yang dilakukan hanya pendeteksian prospek pasar saja karena
hasilnya telah cukup untuk mengetahui tanaman yang berprospek cerah. Indrian,
1992.
Luas lahan menghasilkan adalah merupakan luas lahan tanaman pertanian yang terdapat pokok-pokok yang mengeluarkan hasil. Luas lahan menghasilkan pada
satu periode jangka waktu tertentu adalah tergantung kepada keputusan untuk menanam pada masa lalu.
Lahan pertanian semakin menyusut akibat adanya pengaruh dari meningkatnya populasi penduduk. Dimana populasi penduduk yang terus bertambah
akan mengakibatkan meningkatnya kebutuhan manusia untuk lahan yang akan digunakan untuk membuat pemukiman-pemukiman baru. Dalam pembangunan
pemukiman-pemukiman tersebut
maka lahan-lahan
pertanian menjadi
dialihfungsikan menjadi lahan untuk membuat pemukiman tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dengan perkembangan populasi penduduk maka secara langsung juga dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan lahan perkebunan. Atau juga dapat
menambah jumlah luas lahannya karena alih fungsi lahan pertanian masyarakat ke bidang perkebunan karena anggapan masyarakat sekarang ini berfikir bahwa
perkebunan terutama sawit lebih menguntungkan dari pada mengusahakan lahannya untuk pertanian pangan, palawija dan hortikultura.
Dengan semakin pesatnya perkembangan industri dan populasi penduduk maka akan membuat terjadinya konversi lahan-lahan pertanian. Dengan
meningkatnya konversi lahan pertanian tersebut maka mempengaruhi tingkat perbandingan antara luas lahan dengan manusia land man ratio. Semakin rendah
tingkat land man ratio maka semakin besar pula konversi lahan yang terjadi sehingga banyak lahan pertanian yang akan dialihfungsikan. Hal ini akan membuat petani
kehilangan lahannya, sehingga petani dapat menjadi buruh di lahannya. Dengan semakin rendahnya land man ratio maka lahan akan semakin
berkurang terutama lahan pertanian itu sendiri sehingga akan membuat petani kehilangan penghasilan utamanya. Dengan demikian maka pendapatan petani akan
terus berkurang karena jumlah lahan yang diusahakan berkurang juga. Disamping itu dengan berkurangnya lahan pertanian maka secara otomatis akan mempengaruhi
jumlah Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB. Hal ini karena lahan pertanian yang semakin menyusut sehingga pendapatan asli daerah yang berasal dari produk-
produk pertanian akan terpengaruh. Simanjuntak, 2008
2.4.3. Produksi