Prinsip dan Tujuan Pelatihan

1. Sumber daya manusia atau karyawan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai kemampuan yang sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut sehingga karyawan atau staf baru perlu penambahan kemampuan yang mereka perlukan. 2. Kemajuan ilmu teknologi akan mempengaruhi suatu organisasi, sehingga diperlukan penambahan atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut melalui pendidikan dan pelatihan. 3. Meningkatkan kemampuan seorang karyawan yang dipromosikan untuk menduduki suatu jabatan tertentu. 4. Memperoleh efektivitas dan efisiensi kerja sesuai dengan tuntutan perkembangan saat ini.

2.1.2. Prinsip dan Tujuan Pelatihan

Menurut Nasution 2000, untuk mencapai keberhasilan proses perubahan sikap, tingkah laku, pengetahuan dan keterampilan ada beberapa prinsip dalam pelaksanaan pelatihan, yaitu: 1. Motivasi Dengan motivasi yang tinggi akan mempermudah karyawan untuk mempelajari, menyerap pengetahuan dan keterampilan baru tersebut. 2. Laporan kemajuan Laporan ini dibuat untuk mengetahui perkembangan kemajuan karyawan peserta pelatihan. 3. Umpan balik Umpan balik digunakan untuk merangsang peserta pelatihan agar lebih giat mempelajari serta memahami pengetahuan dan keterampilan. 4. Praktek Praktek bermanfaat untuk mengetahui daya serap apa yang telah dipelajari peserta serta kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan baru tersebut. 5. Perbedaan individu Perbedaan individu dapat menyebabkan terjadinya daya serap peserta pelatihan. Untuk mencapai tujuan pelatihan, perlu diberi pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan peserta. Mangkunegara 2002 mengemukakan bahwa tujuan dari diselenggarakannya pelatihan bagi karyawan adalah: 1. Meningkatkan penghayatan jiwa dan ideologi. 2. Meningkatkan produktivitas kerja. 3. Meningkatkan kualitas kerja. 4. Meningkatkan ketetapan perencanaan sumber daya manusia. 5. Meningkatkan sikap moral dan semangat kerja. 6. Meningkatkan rangsangan agar pegawai mampu berprestasi secara maksimal. 7. Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja. 8. Menghindarkan keusangan. Tujuan pelatihan ditinjau dari sisi individu karyawan menurut Mangkuprawira 2004, yaitu perubahan dalam peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengembangan karir. Sedangkan tujuan pelatihan untuk perusahaan adalah tercapainya kinerja yang maksimum sebagai buah dari hasil pelatihan yang terjadi pada karyawan. Dalam hal ini, harus ada keterkaitan antara input, output, outcome dan impact dari pelatihan yaitu: 1. Faktor input terdiri dari karyawan peserta pelatih, bentuk dan materi pelatihan, pelatih atau instruktur, tim pengelola, waktu dan tempat, anggaran, fasilitas lain. Menurut Rivai 2004 materi program disusun dari estimasi kebutuhan dan tujuan pelatihan. Kebutuhan disini mungkin dalam bentuk pengajaran keahlian khusus, menyajikan pengetahuan yang diperlukan, atau berusaha untuk mempengaruhi sikap. Menurut Mugniesyah dalam Rendhasari 2008 fasilitas pelatihan adalah alat bantu pelatihan yang digunakan untuk memperlancar komunikasi tentang fakta, gagasan, prinsip dan konsep. Fasilitas pelatihan merupakan komponen yang berfungsi sebagai unsur penunjang proses pembelajaran dan motivasi saat belajar. Menurut Mugniesyah dalam Rendhasari 2008 instruktur atau pelatih merupakan komponen penting dalam sistem pengajaran yang bertugas untuk memberikan bimbingan, bantuan serta menyempurnakan keahlian dalam substansi atau materi pelatihan. 2. Faktor output terdiri dari jumlah kehadiran karyawan atau peserta pelatihan, intensitas interaksi pelatihan, jumlah kehadiran pelatih, kepuasan karyawan dan pelatih serta pengelola. 3. Faktor outcome meliputi peningkatan pengetahuan, sikap, dan keterampilan karyawan. Menurut Rivai 2004 sikap afektif adalah perasaan dan nilai yang membuat seseorang mempunyai sikap tertentu. Keterampilan psikomotorik adalah pengontrolan otot-otot sehingga orang dapat melakukan gerakan yang tepat dan memiliki keterampilan fisik tertentu. Pengetahuan kognitif merupakan proses intelektual seperti mengingat, memahami dan menganalisis yang membuat seseorang memiliki pengetahuan dan kemampuan berpikir. Menurut Mangkuprawira dan Vitayala 2007 pengetahuan adalah keseluruhan kognisi dan keterampilan yang digunakan oleh manusia untuk memecahkan masalah dengan efektif. Pengetahuan yang dikuasai tidak terbatas pada bidang ilmu-ilmu “keras”, tetapi juga ilmu “lunak”, misalnya pengetahuan tentang komunikasi, inisiatif, kreativitas, dan konflik. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi daya inovatif dan produktivitasnya. 4. Faktor impact terdiri dari peningkatan kinerja karyawan, pengembangan karir karyawan, dan peningkatan kinerja perusahaan.

2.1.3. Manfaat Pelatihan