2.3. Penelitian Terdahulu
Murtiyati 2005 dengan skripsi yang berjudul “Pengaruh Program Pendidikan dan Pelatihan Internal terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
pada PDAM Kota Bogor” menyimpulkan bahwa penerapan diklat secara umum berjalan dengan baik, tetapi masih ditemui hambatan-hambatan,
antara lain materi kurikulum diklat, peserta diklat, pengajar dan evaluasi diklat yang tidak pernah ditindaklanjuti. Dari hasil analisis korelasi
diperoleh koefisien sebesar 0,786. Hal ini menunjukkan terdapat hubungan yang kuat antara Diklat dengan produktivitas kerja karyawan.
Setiawan 2006 dengan skripsi yang berjudul “Analisis Program Pelatihan dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan Studi Kasus PT.
Mitra Infoparama” menyimpulkan bahwa proses program pelatihan yang dilakukan sudah cukup baik. Kondisi ini dapat dilihat dari nilai koefisien
korelasi sebesar 0,485. Hubungan yang sedang dan positif antara pelatihan dengan kinerja karyawan karena kesenjangan antara kinerja karyawan yang
sudah ada dengan kinerja yang diharapkan perusahaan tidak terlalu besar. Koefisien determinasi antara pelatihan dengan kinerja karyawan diperoleh
24 persen, sedangkan sisanya sebesar 76 persen menunjukkan adanya faktor lain. Pelatihan yang dilakukan PT. Mitra Infoparama cukup berpengaruh
terhadap kinerja karyawannya sehingga pelatihan masih dianggap penting dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Astuti 2007 dengan skripsi yang berjudul “Evaluasi Pelatihan terhadap Peningkatan Prestasi Kerja Karyawan Bagian Produksi PT Unitex,
Tbk” menyimpulkan bahwa pelatihan yang dilaksanakan oleh PT. Unitex, Tbk merupakan jenis pelatihan formal dengan menggunakan off the job
training. Hasil dari uji wilcoxon memperlihatkan pengaruh evaluasi pelatihan terhadap prestasi kerja dilihat dari nilai signifikansi. Hasil ini
memperlihatkan pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerja kecil, karena peningkatan nilai mean yang kecil dari sebelum pelatihan ke setelah
pelatihan dan nilai ties yang sebagian besar responden tidak merasa ada perubahan sebelum dan setelah pelatihan.
Hanifathun 2008 dengan skripsi yang berjudul “Analisis Efektivitas Pelatihan Manajemen Sumber Daya Manusia Berbasis
Kompetensi MSDM-BK dengan Kinerja Karyawan PT. Surveyor Indonesia Divisi Sumber Daya Manusia” menyimpulkan bahwa
pelaksanaan pelatihan MSDM-BK yang dilaksanakan oleh PT. Surveyor Indonesia secara umum telah berjalan dengan baik dan efektif, tetapi masih
memiliki kekurangan pada penyusunan materi dan kesesuaian dalam analisis kebutuhan karyawan. Program pelatihan memiliki hubungan yang positif
dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Sedangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan mempunyai hubungan yang positif dan nyata dengan
peningkatan kinerja. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Rank Spearman. Hasil dari analisis korelasi ini terdapat indikator antara
pelatihan dengan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang saling menghubungkan yaitu program pelatihan, instruktur pelatihan, kebutuhan
pelatihan dan fasilitas pelatihan dengan nilai signifikansi 0,05. Penelitian ini menganalisis hubungan efektivitas pelatihan dengan
kinerja karyawan. Variabel pelatihan yang akan dianalisis yaitu program pelatihan, metode pelatihan, instruktur pelatihan, fasilitas pelatihan, materi
pelatihan, waktu pelatihan, kebutuhan pelatihan dan manfaat pelatihan dalam aplikasi di perusahaan. Indikator kinerja yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perbedaan dari penelitian sebelumnya adalah menganalisis keefektifan sebelum dan sesudah
pelaksanaan pelatihan terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan alat analisis uji Wilcoxon untuk mengetahui hubungan
efektivitas antara sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan terhadap kinerja karyawan. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan alat analisis
Rank Spearman untuk menguji hubungan antara sistem pelatihan mutu produksi dengan kinerja karyawan sesudah pelatihan yang meliputi
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam penelitian ini, dikhususkan untuk menganalisis efektivitas pelatihan mutu produksi pada kendaraan
niaga dan mengetahui standar mutu untuk mengontrol produk yang sesuai dengan kepuasan konsumen.
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
Persaingan dunia bisnis yang semakin tinggi di tengah krisis global saat ini, mengharuskan perusahaan untuk tetap bertahan dalam
menghadapi tantangan bisnis. Daya saing yang tinggi dapat diperoleh dengan pengelolaan perusahaan secara efektif dan efisien melalui sumber
daya manusia yang berkualitas. Pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan oleh
perusahaan agar visi, misi dan tujuan perusahaan yang telah dirumuskan dapat tercapai. Oleh karena itu, untuk mengembangkan sumber daya
manusia, perusahaan mengadakan program pelatihan. Pelatihan dapat menambah semangat kerja karyawan dan membantu karyawan untuk
mengatasi kesulitan dalam bekerja. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam mengurangi kesalahan kerja karyawan dan menambah kontribusi
karyawan terhadap perusahaan. Adapun kerangka pemikiran pada penelitian ini dimulai dari
mengetahui gambaran umum perusahaan PT. Krama Yudha Ratu Motor KRM melalui penjabaran visi, misi dan tujuan perusahaan. PT. Krama
Yudha Ratu Motor mempunyai Departemen Pengembangan Sumber Daya Manusia PSDM yang menangani pengembangan dan kompetensi
karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Salah satu program yang dilakukan oleh PSDM untuk mengembangkan kemampuan dan
keterampilan karyawan adalah pelatihan yang dikhususkan untuk tenaga pelaksana. Tahapan program pelatihan yang harus dilakukan perusahaan
adalah analisis kebutuhan pelatihan, menetapkan sasaran atau tujuan pelatihan, menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya,
menetapkan metode, percobaan dan revisi, implementasi, dan evaluasi terhadap pelatihan.
Setelah pelaksanaan pelatihan dilakukan, perusahaan dapat mengukur keefektifannya melalui pencapaian tujuan dari pelatihan, yaitu