5.7. Analisis Persepsi Responden terhadap Pelatihan Mutu Produksi dan Kinerja
Karyawan
1. Analisis Persepsi Responden terhadap Pelatihan Mutu Produksi
a. Program pelatihan Program pelatihan yang telah dilaksanakan oleh perusahaan
sudah dinilai baik oleh karyawan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel
13.
Tabel 13. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi
dari segi program pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang Pelatihan
Skor Rataan
Ket Interpretasi Hasil
1. Karyawan merasa program pelatihan dapat
memberikan informasi baru dalam menyelesaikan tugas.
4,22 Sangat setuju
Sangat baik 2.
Program pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan materi pelatihan.
3,94 Setuju Baik
3. Program pelatihan dapat meningkatkan
semangat kerja karyawan. 4,03 Setuju
Baik 4.
Program pelatihan sudah berjalan dengan baik dan terencana.
3,83 Setuju Baik
Total 4,00 Setuju
Baik
Berdasarkan Tabel 13, persepsi karyawan terhadap pelatihan mutu produksi dari segi program pelatihan secara keseluruhan dinilai baik.
Sebagian besar karyawan merasa bahwa program pelatihan sangat baik dalam memberikan informasi baru untuk menyelesaikan tugas.
Hal ini karena dalam pelatihan mutu produksi, karyawan diberikan materi pelatihan tentang bagian kendaraan yang belum mereka
ketahui sebelumnya dan standar yang harus dilakukan pada saat melakukan pengecekan kendaraan.
Program pelatihan yang diberikan karyawan juga sudah sesuai dengan materi pelatihan, karena program pelatihan yang
dirancang oleh perusahaan sejalan dengan materi pelatihan. Pada saat karyawan membutuhkan materi pelatihan tentang FTC First Time
Capability , perusahaan merancang program pelatihan mengenai
konsep-konsep yang diperlukan agar produk menjadi berhasil dalam suatu produksi.
Karyawan merasa program pelatihan baik untuk meningkatkan semangat kerja, karena karyawan memperoleh
pengetahuan baru dalam menjalankan tugas, sehingga semangat kerja karyawan dapat ditumbuhkan apabila mereka dapat menyelesaikan
kesulitan dalam pekerjaannya. Karyawan merasa program pelatihan sudah berjalan baik dan terencana, karena perusahaan akan
menyusun program apabila bagian Quality Inspection membutuhkan pelatihan. Selain itu, perusahaan akan menyediakan semua
kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksanaan pelatihan mutu produksi.
b. Metode pelatihan Metode pelatihan dinilai sudah tepat oleh karyawan. Hal ini
terlihat pada Tabel 14. Tabel 14. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi
dari segi metode pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang
Pelatihan Skor
Rataan Ket Interpreta
si Hasil
1. Metode pelatihan di dalam ruang kelas
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan karyawan.
3,64 Setuju Baik
2. Metode pelatihan demonstrasi contoh
sesuai dengan sasaran dan tujuan awal perusahaan.
4,03 Setuju Baik
3. Metode pelatihan di dalam pekerjaan
dapat memberikan motivasi untuk menyelesaikan tugas.
4,19 Sangat setuju
Sangat baik 4.
Metode pelatihan di bawah bimbingan spesialis terampil sangat sesuai dengan
karyawan. 4,22 Sangat
setuju Sangat baik
5. Metode pelatihan simulasi
menggambarkan keahlian yang diinginkan karyawan.
3,97 Setuju Baik
Total 4,01 Setuju
Baik
Tabel diatas menunjukkan bahwa karyawan merasa metode pelatihan di dalam ruang kelas sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Hal ini
karena materi pelatihan yang diberikan berupa teori, sehingga karyawan merasa materi pelatihan mudah dimengerti.
Metode pelatihan demonstrasi atau pemberian contoh sesuai dengan sasaran dan tujuan awal perusahaan, karena metode pelatihan
demonstrasi diberikan dengan cara instruktur menunjukkan langsung contoh bagian pada kendaraan yang mengalami kecacatan. Hal ini
sesuai dengan tujuan awal perusahaan yaitu menciptakan produk yang memiliki standar dan kualitas yang terjamin.
Metode pelatihan di dalam pekerjaan sangat sesuai untuk memberikan motivasi kepada karyawan. Hal ini karena pemberian
materi pelatihan saat jam kerja dapat membantu karyawan untuk mengurangi kesulitan yang timbul dalam menyelesaikan tugas,
sehingga karyawan lebih termotivasi untuk bekerja karena kesulitan yang timbul dapat diatasi dengan metode pelatihan di tengah jam
kerja karyawan. Metode pelatihan simulasi sesuai dengan keahlian yang
diinginkan oleh karyawan, karena metode simulasi membawa karyawan dalam situasi kerja yang sebenarnya. Selain itu, instruktur
sebaiknya mempraktekkan langkah-langkah kerja dan keahlian apa saja yang dibutuhkan karyawan untuk mengecek kecacatan pada
kendaraan. c. Trainer
atau instruktur
Instruktur yang memberikan materi pelatihan dinilai kurang baik oleh karyawan. Hal ini dapat terlihat pada Tabel 15, karyawan
merasa instruktur kurang menguasai materi pelatihan, karena karyawan membutuhkan pengetahuan baru tentang perkembangan
teknologi yang terjadi di luar perusahaan. Selain itu, materi pelatihan yang diberikan instruktur hanya materi pengecekan secara umum
saja, karyawan menginginkan materi pengecekan yang lebih spesifik tentang penyebab terjadinya suatu kecacatan produk.
Karyawan merasa bahwa instruktur kurang memiliki kemampuan dalam memotivasi semangat kerja, karena materi yang
diajarkan oleh instruktur hanya sebatas tentang materi pelatihan saja dan instruktur tidak memberikan materi tentang motivasi yang dapat
menumbuhkan semangat kerja pada karyawan. Karyawan juga merasa instruktur selalu melakukan pengawasan pada saat pelatihan
dilaksanakan, karena instruktur harus mengawasi dan
bertanggungjawab penuh saat peserta melakukan praktek mengecek kendaraan untuk menemukan kecacatannya.
Karyawan merasa bahwa instruktur sudah sesuai dalam memberikan instruksi tentang materi pelatihan. Hal ini terbukti saat
materi pelatihan yang diberikan tentang FTC, instruktur memberikan arahan yang jelas disertai praktek tentang langkah-langkah yang
harus dikerjakan agar produk menjadi FTC. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi dari segi instruktur
No. Deskripsi Pernyataan tentang
Pelatihan Skor
Rataan Keterangan Intepretasi
Hasil
1. Karyawan merasa instruktur
memiliki keahlian dalam penguasaan materi.
3,14 Kurang Setuju
Kurang baik 2.
Instruktur selalu melakukan pengawasan pada saat pelatihan
dilaksanakan. 3,81 Setuju
Baik 3.
Karyawan merasa bahwa instruktur memberikan instruksi
yang jelas tentang materi pelatihan.
3,72 Setuju Baik
4. Karyawan merasa bahwa
instruktur memiliki kemampuan dalam memotivasi semangat
kerja. 3,38 Kurang
Setuju Kurang baik
Total 3,51 Setuju
Baik
d. Fasilitas Pelatihan
Fasilitas pelatihan yang diberikan perusahaan kepada peserta pelatihan menurut persepsi responden dinilai sudah baik. Karyawan
merasa bahwa fasilitas pelatihan yang dimiliki perusahaan sudah baik. Hal ini karena fasilitas pelatihan yang disediakan oleh
perusahaan untuk mendukung pelaksanaan pelatihan antara lain makalah tentang materi pelatihan, LCD, laptop, konsumsi untuk
peserta, serta voucher untuk belanja di koperasi. Karyawan juga merasa fasilitas yang diberikan sesuai dengan
materi pelatihan. Hal ini terbukti saat perusahaan mengadakan pelatihan dengan materi pengenalan part kendaraan tipe TZ dan TW,
perusahaan memberikan teori dan aplikasi langsung di lapangan.
Pada saat aplikasi di lapangan, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan yaitu kendaraan tipe TZ dan TW yang bertujuan agar
peserta mengetahui secara langsung part yang membedakan kedua tipe kendaraan tersebut.
Fasilitas pelatihan yang diberikan sudah sesuai dengan kenyamanan saat karyawan mengikuti pelatihan, karena fasilitas
pelatihan di dalam ruang kelas dilengkapi dengan pendingin ruangan sehingga kenyamanan karyawan saat mengikuti pelatihan akan
terjamin. Karyawan merasa bahwa fasilitas pelatihan yang dimiliki perusahaan masih layak untuk digunakan, karena fasilitas berupa
kendaraan yang digunakan untuk mempraktekkan pengecekan kecacatan kondisinya masih layak.
Karyawan merasa bahwa fasilitas pelatihan sesuai dengan standar yang berlaku. Hal ini karena standar fasilitas yang
dibutuhkan saat pelatihan adalah tersedianya ruang kelas bila materi berupa teori dan tersedianya kendaraan sebagai objek pelatihan
berupa aplikasi. Pihak perusahaan sudah memenuhi standar fasilitas yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan pelatihan. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi
dari segi fasilitas pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang
Pelatihan Skor
Rataan Keterangan Interpretasi
Hasil
1. Fasilitas pelatihan yang dimiliki
perusahaan sudah cukup baik. 3,66 Setuju
Baik 2.
Fasilitas yang diberikan telah sesuai dengan materi pelatihan.
3,75 Setuju Baik
3. Fasilitas pelatihan yang
diberikan sudah sesuai dengan kenyamanan saat karyawan
mengikuti pelatihan. 3,83 Setuju
Baik
4. Fasilitas pelatihan yang dimiliki
perusahaan masih layak untuk digunakan.
3,97 Setuju Baik
5. Karyawan merasa fasilitas
pelatihan sudah memenuhi standar yang berlaku.
3,86 Setuju Baik
Total 3,82
Setuju Baik
e. Kebutuhan akan Pelatihan Kebutuhan akan pelatihan sudah dinilai baik oleh karyawan.
Hal ini terbukti dari karyawan merasa bahwa kebutuhan pelatihan sesuai dengan standar kinerja bagi perusahaan, karena pelatihan
dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja karyawan. Standar kinerja perusahaan yang harus dicapai adalah menciptakan produk yang
memiliki jaminan kualitas tinggi. Hal ini dapat didukung dengan cara pelaksanaan pelatihan mutu produksi untuk karyawan bagian Quality
Inspection .
Karyawan merasa pelatihan yang diadakan kurang sesuai ketika karyawan mengalami kesulitan saat menyelesaikan tugas. Hal
ini karena karyawan menganggap pelaksanaan pelatihan dilakukan sebagai kebutuhan perusahaan saja dan kurang memperhatikan
kebutuhan karyawan yang membutuhkan pelatihan saat menemukan kesulitan dalam menyelesaikan tugas.
Karyawan merasa bahwa kebutuhan pelatihan sudah sesuai dengan budaya perusahaan yang berlaku. Budaya perusahaan yang
berlaku di PT. KRM yaitu merakit kendaraan niaga dengan mutu dan kualitas yang terjamin. Hal ini sesuai dengan pelatihan mutu
produksi yang diberikan yaitu perusahaan membutuhkan kompetensi karyawan sebagai inspektor yang dapat diandalkan agar kualitas
produk terjamin. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan yang dapat mendukung kompetensi karyawan untuk menyelesaikan tugas sesuai
dengan Standart Operation Procedure SOP yang berlaku di perusahaan.
Karyawan merasa bahwa pelaksanaan pelatihan sudah sesuai untuk membantu sikap, pengetahuan dan keterampilan karyawan
dalam mengerjakan tugas. Hal ini karena manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan pelatihan yaitu memperbaiki sikap, menambah
pengetahuan dan keterampilan untuk menyelesaikan tugas. Misalnya pada saat pelatihan pengenalan bagian kendaraan tipe TD, karyawan
dapat merasakan manfaatnya berupa penambahan pengetahuan
tentang materi pelatihan tersebut. Kebutuhan pelatihan selama ini sudah meningkatkan kinerja karyawan, karena pelaksanaan pelatihan
dapat menambah pengetahuan dan keterampilan tentang materi pelatihan serta perbaikan sikap ketika karyawan menyelesaikan
tugas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 17 berikut. Tabel 17. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi
dari segi kebutuhan pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang
Pelatihan Skor
Rataan Keterangan Interpretasi
Hasil
1. Karyawan merasa bahwa
kebutuhan pelatihan sudah memenuhi standar kinerja bagi
perusahaan. 3,72 Setuju
Baik
2. Pelatihan diadakan pada saat
karyawan mengalami kesulitan saat menyelesaikan tugas.
3,31 Kurang Setuju
Kurang baik 3.
Karyawan merasa kebutuhan pelatihan sudah sesuai dengan
budaya perusahaan yang berlaku.
3,56 Setuju Baik
4. Karyawan merasa bahwa
pelaksanaan pelatihan sudah membantu sikap, pengetahuan
dan keterampilan dalam mengerjakan tugas.
4,16 Setuju Baik
5. Kebutuhan pelatihan selama ini
sudah meningkatkan kinerja karyawan.
4,00 Setuju Baik
Total 3,75 Setuju
Baik
f. Materi Pelatihan Materi pelatihan yang diberikan perusahaan menurut persepsi
responden masih dinilai kurang baik. Hal ini terlihat dari materi pelatihan yang diberikan perusahaan kurang sesuai dengan bidang
pekerjaan karyawan. Karyawan menginginkan materi pelatihan yang sangat mendetail tentang spesifikasi penyebab kecacatan yang terjadi
pada kendaraan. Sedangkan instruktur hanya memberi materi pelatihan yang membahas tentang pengecekan kendaraan secara
umum saja. Materi pelatihan kurang mampu mengubah sikap dan
meningkatkan prestasi karyawan dalam bekerja. Hal ini karena materi pelatihan hanya bertujuan agar karyawan dapat mencapai
target kendaraan tanpa cacat. Karyawan merasa bahwa materi
pelatihan sudah sesuai dengan daya serap karyawan. Hal ini karena materi pelatihan yang diberikan seperti, pengenalan part tipe TZ dan
TW, pembelajaran tentang FTC serta inspection manual type TD sangat diperlukan karyawan untuk menyelesaikan tugas, sehingga
materi pelatihan sudah sesuai dengan daya serap karyawan saat mengecek kecacatan produk.
Karyawan merasa bahwa materi pelatihan kurang mengikuti perkembangan teknologi di luar lingkungan perusahaan. Hal ini
karena materi pelatihan hanya mempelajari masalah yang ada di dalam perusahaan. Instruktur kurang memperhatikan materi yang
berhubungan dengan kondisi perkembangan industri automotif. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi dari segi materi pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang
Pelatihan Skor
Rataan Keterangan Interpretasi
Hasil
1. Materi pelatihan sudah sesuai
dengan bidang pekerjaan karyawan. 3,25 Kurang
Setuju Kurang baik
2. Materi pelatihan mampu mengubah
sikap dan meningkatkan prestasi karyawan dalam bekerja.
3,33 Kurang Setuju
Kurang baik 3. Materi
pelatihan sudah sesuai dengan daya serap karyawan.
3,80 Setuju Baik
4. Materi pelatihan yang diberikan
mengikuti perkembangan teknologi di luar lingkungan perusahaan.
3,08 Kurang Setuju
Kurang baik
Total 3,37 Kurang
Setuju Kurang Baik
h. Waktu Pelatihan
Waktu yang dipilih perusahaan untuk melaksanakan pelatihan dinilai sudah baik oleh sebagian besar responden. Karyawan merasa
bahwa waktu pelaksanaan pelatihan sudah baik karena dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Waktu pelatihan dilaksanakan
sesuai dengan program yang sudah dirancang oleh perusahaan yaitu setiap satu bulan sekali selama dua belas kali dalam satu tahun.
Karyawan merasa bahwa waktu pelaksanaan pelatihan sudah sesuai dan tidak mengganggu aktivitas dalam menyelesaikan tugas.
Hal ini karena perusahaan menyusun waktu pelaksanaan pelatihan
pada hari libur, sehingga karyawan tidak merasa terganggu untuk menyelesaikan tugas mereka. Karyawan merasa waktu pelaksanaan
pelatihan kurang berjalan secara efektif dan efisien. Hal ini disebabkan waktu pelatihan selalu dilakukan pada hari libur sehingga
dapat mengganggu aktivitas karyawan untuk menghabiskan waktu libur bersama keluarga.
Karyawan merasa bahwa waktu pelaksanaan pelatihan sudah tepat dengan perencanaan. Perusahaan merencanakan waktu
pelatihan setiap satu bulan sekali dan selama satu tahun sebanyak dua belas kali pelatihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 19 berikut. Tabel 19. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi
dari segi waktu pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang
Pelatihan Skor
Rataan Keterangan Interpretasi
Hasil
1. Karyawan merasa bahwa waktu
pelaksanaan pelatihan dilakukan secara bertahap dan
berkelanjutan. 3,88 Setuju
Baik
2. Karyawan merasa bahwa waktu
pelaksanaan pelatihan tidak pernah mengganggu aktivitas
dalam menyelesaikan tugas. 3,83 Setuju
Baik
3. Pelaksanaan pelatihan selama ini
sudah berjalan dengan efektif dan efisien.
3,17 Kurang Setuju
Kurang baik 4. Waktu
pelaksanaan pelatihan
selalu tepat sesuai dengan perencanaan.
3,61 Setuju Baik
Total 3,63 Setuju
Baik
i. Manfaat Pelatihan Manfaat pelatihan yang dirasakan oleh karyawan setelah
mengikuti pelatihan sudah dinilai baik. Karyawan merasa bahwa pelatihan sesuai untuk memecahkan masalah dalam unit kerja.
Manfaat pelatihan dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam unit kerja, karena pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan
karyawan tentang pengecekan kendaraan, sehingga masalah yang terjadi pada unit kerja dapat diselesaikan.
Karyawan merasa bahwa pelatihan sudah sesuai untuk mengembangkan keterampilan karyawan dalam menangani tugas.
Hal ini karena terjadi peningkatan keterampilan yang dimiliki karyawan saat menyelesaikan tugas dalam pengecekan kendaraan.
Karyawan juga merasa pelatihan dapat mengurangi rasa takut untuk mencoba melakukan tugas baru. Hal ini karena karyawan mengalami
rotasi pekerjaan pada setiap bagian di Quality Inspection, sehingga secara langsung mereka akan menghadapi tugas-tugas baru.
Pembekalan keterampilan yang diperoleh dari pelatihan sangat berguna bagi karyawan apabila perusahaan mengadakan rotasi
pekerjaan. Karyawan merasa pelatihan sudah sesuai untuk meningkatkan
kepuasan dalam bekerja. Hal ini karena manfaat pelatihan dapat dirasakan oleh karyawan yaitu meningkatnya pengetahuan dan
keterampilan, sehingga karyawan mendapatkan kepuasan dalam bekerja untuk menyelesaikan tugas mereka.
Karyawan merasa bahwa pelatihan sangat baik dalam memberikan informasi untuk memperbaiki pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Hal ini karena manfaat pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan memperbaiki sikap
untuk menyelesaikan tugas. Misalnya setelah pelatihan FTC First Time Capability
, karyawan mengalami peningkatan pengetahuan dan informasi dalam mengatasi masalah pada kendaraan yang
diproduksi dari line pertama sampai perbaikan apabila kendaraan belum layak kualitasnya untuk memperoleh label “OK” karena
masalah yang terkait secara teknis. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 20 berikut.
Tabel 20. Persepsi responden terhadap pelatihan mutu produksi dari segi manfaat pelatihan
No. Deskripsi Pernyataan tentang Pelatihan
Skor Rataan
Keterangan Interpretasi Hasil
1. Karyawan merasa bahwa pelatihan
dapat digunakan dalam memecahkan masalah dalam unit
kerja . 3,97
Setuju Baik
2. Pelatihan dapat
mengembangkan keterampilan karyawan dalam
menangani tugas. 4,14 Setuju
Baik 3.
Pelatihan dapat mengurangi rasa takut untuk mencoba melakukan
tugas baru. 4,08 Setuju
Baik 4. Pelatihan
dapat meningkatkan
kepuasan karyawan dalam bekerja. 4,14 Setuju
Baik 5.
Karyawan merasa bahwa pelatihan dapat memberikan informasi dalam
memperbaiki pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan
4,22 Sangat setuju
Sangat baik
Total 4,11 Setuju
Baik
2. Analisis Persepsi Responden terhadap Kinerja Sebelum dan Setelah
Pelatihan Perbedaan kinerja antara sebelum dan setelah pelatihan dapat
dihitung dengan menggunakan uji Wilcoxon. Hasil dari perhitungan uji Wilcoxon Lampiran 5 terlihat bahwa signifikansi 2-tailed bernilai
0,000. Hal ini menandakan bahwa terdapat perbedaan antara kinerja sebelum pelatihan dengan kinerja setelah pelatihan.
Perubahan nilai
rataan diperkuat dengan nilai negative rank, positive rank
dan ties pada tabel uji Wilcoxon. Nilai negative rank terlihat lebih kecil daripada positive rank pada indikator pengetahuan,
keterampilan dan sikap antara sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan. Hal ini menandakan bahwa nilai sesudah pelatihan lebih besar
daripada nilai sebelum pelatihan, sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan berupa peningkatan nilai pada pengetahuan, keterampilan dan
sikap antara sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan. Nilai
ties menunjukkan bahwa jumlah nilai yang sama pada
indikator kinerja sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan. Pada Tabel 21 menunjukkan bahwa nilai ties lebih kecil daripada nilai positive
rank . Hal ini memperkuat pernyataan bahwa terdapat perbedaan
peningkatan nilai pada indikator kinerja yang meliputi pengetahuan,
keterampilan dan sikap antara sebelum pelatihan dan sesudah pelatihan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 21 di bawah ini.
Tabel 21. Hasil uji beda Wilcoxon tentang kinerja sebelum dan sesudah pelatihan
Nilai No.
Indikator Negative
Rank Positive
Rank Ties
Keterangan
1. Pengetahuan 23
13 Terdapat perbedaan
2. Keterampilan
25 11
Terdapat Perbedaan 3.
Sikap 24
12 Terdapat Perbedaan
Besarnya perbedaan nilai pada kinerja antara sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan dapat dilihat pada perubahan rataan tiap
variabel yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Secara keseluruhan nilai rataan sebelum dengan setelah pelatihan mengalami peningkatan.
Berikut adalah variabel dari kinerja menurut persepsi responden: a. Pengetahuan
Pengetahuan karyawan antara sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan menurut persepsi responden mengalami
peningkatan. Setelah pelatihan diadakan, karyawan merasa pengetahuan tentang konsep mutu produksi menjadi bertambah. Hal
ini karena selama pelatihan berlangsung instruktur selalu menekankan tentang konsep mutu produksi suatu kendaraan yang
layak untuk konsumen. Karyawan juga merasa
pengetahuannya meningkat tentang urutan kerja. Hal ini karena manfaat pelatihan mutu produksi adalah
meningkatkan kompetensi karyawan sesuai dengan SOP yang berlaku, sehingga pengetahuan karyawan tentang urutan kerja akan
mengalami peningkatan. Karyawan dapat bekerja lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas sesudah pelaksanaan pelatihan. Hal ini
karena instruktur memberikan kesempatan pada karyawan untuk mengecek kecacatan kendaraan saat pelatihan. Setelah itu, instruktur
memberikan persamaan persepsi tentang letak cacat yang terdapat
pada kendaraan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemandirian karyawan ketika menjadi inspektor agar produk yang dihasilkan
tanpa cacat. Karyawan juga merasa pengetahuan tentang tanggung jawab
untuk menyelesaikan tugas mengalami peningkatan. Hal ini karena karyawan dapat memenuhi tanggung jawab mereka dalam
menyelesaikan tugas yaitu mengecek setiap bagian kendaraan yang mengalami kecacatan. Misalnya pada line running test, karyawan
bertanggung jawab untuk menguji kendaraan dengan mengendarainya. Apabila kendaraan tersebut layak untuk digunakan
maka kendaraan harus diberi stiker “OK”. Karyawan merasa dapat memahami deskripsi pekerjaan yang
diberikan oleh perusahaan setelah pelatihan. Hal ini karena materi yang diberikan kurang memberikan pengetahuan karyawan tentang
bagian kendaraan yang menjadi fokus saat pengecekan. Karyawan merasa dapat menemukan ide baru untuk memperlancar pekerjaan.
Hal ini karena karyawan mendapat kesempatan untuk mengaplikasikan secara langsung untuk mengecek kendaraan,
sehingga karyawan dapat menemukan ide untuk mencari kecacatan pada produk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 22
dibawah ini. Tabel 22. Persepsi responden terhadap kinerja sebelum dan
sesudah pelatihan dari segi pengetahuan
No. Pernyataan Rataan
Sebelum Pelatihan
Rataan Setelah
Pelatihan Peningkatan
Rataan 1.
Pengetahuan karyawan tentang konsep mutu produksi bertambah.
3,50 4,44 0,94 2.
Karyawan mengetahui dengan jelas urutan kerja.
3,53 4,41 0,88 3.
Karyawan dapat bekerja lebih mandiri dalam menyelesaikan tugas.
3,50 4,36 0,86 4.
Karyawan mengerti tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas.
3,58 4,39 0,81 5.
Karyawan memahami deskripsi pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan.
3,61 4,36 0,75 6.
Karyawan menemukan ide baru untuk memperlancar pekerjaan.
3,28 4,42 1,14
Total 3,5 4,39
0,89
b. Keterampilan Keterampilan sebelum dan setelah pelatihan menurut persepsi
responden mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar berada pada karyawan mampu untuk mengaplikasikan materi pelatihan
mutu produksi. Hal ini karena selama pelatihan karyawan dituntut untuk terampil saat memeriksa kecacatan kendaraan agar terbiasa
ketika menyelesaikan tugas. Peningkatan nilai rataan yang terkecil berada pada bekerjasama sesama rekan kerja. Hal ini disebabkan
karyawan bekerja berdasarkan target produksi sehingga karyawan hanya fokus pada pekerjaannya masing-masing.
Karyawan dapat menekan angka kecacatan produk. Hal ini karena manfaat pelatihan untuk mengurangi kecacatan produk dapat
dirasakan oleh karyawan setelah pelaksanaan pelatihan. Karyawan merasa terjadi pengurangan kesalahan pada saat menyelesaikan
tugas. Hal ini disebabkan pada saat pelatihan instruktur melakukan persamaan persepsi untuk mengetahui kecacatan suatu kendaraan,
sehingga kesalahan yang terjadi pada saat pengecekan kendaraan dapat diminimalisir.
Karyawan merasa keterampilan meningkat dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini
karena instruktur memberikan materi tentang peningkatan kompetensi karyawan agar mereka dapat bekerja sesuai dengan
Standart Operation Procedure yang berlaku di perusahaan. Untuk
lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 23 di bawah ini. Tabel 23. Persepsi responden terhadap kinerja sebelum dan setelah
pelatihan dari segi keterampilan
No. Pernyataan Rataan
Sebelum Pelatihan
Rataan Setelah
Pelatihan Peningkatan
Rataan 1.
Karyawan dapat menekan angka kecacatan produk.
3,50 4,47 0,97 2.
Kesalahan saat menyelesaikan tugas menjadi semakin berkurang.
3,42 4,42 1,00 3.
Karyawan dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan.
3,50 4,42 0,92 4.
Karyawan dapat mengaplikasikan materi pelatihan mutu produksi.
3,38 4,47 1,09 5.
Karyawan dapat bekerjasama dengan rekan kerja.
3,64 4,47 0,83
Total 3,49 4,45 0,96
c. Sikap Sikap karyawan sebelum dan sesudah pelatihan mengalami
peningkatan dilihat dari nilai rataannya. Karyawan merasa bahwa tingkat kedisiplinan mengalami peningkatan setelah diadakan
pelatihan. Hal ini karena instruktur selalu menekankan kedisiplinan untuk meningkatkan kompetensi mereka dalam bekerja. Karyawan
memiliki perhatian dengan lingkungan perusahaan setelah pelatihan. Hal ini karena karyawan memperoleh manfaat pelatihan untuk
mempermudah pekerjaan, sehingga karyawan merasa peduli terhadap lingkungan perusahaan. Karyawan dapat berkomunikasi
secara baik dengan tim maupun atasan. Hal ini karena pada saat pelatihan, karyawan diajarkan untuk berkomunikasi yang baik
dengan tim maupun atasasn. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 24.
Tabel 24. Persepsi responden terhadap kinerja sebelum dan setelah pelatihan dari segi sikap
No. Pernyataan Rataan
Sebelum Pelatihan
Rataan Setelah
Pelatihan Peningkatan
Rataan 1.
Tingkat kedisiplinan karyawan mengalami peningkatan.
3,61 4,47 0,86
2. Karyawan memiliki perhatian dengan
lingkungan perusahaan. 3,44 4,39
0,95 3.
Karyawan dapat berkomunikasi secara baik dengan tim maupun atasan
3,44 4,44 1,00
Total 3,49 4,43
0.93
5.8. Analisis Hubungan Efektivitas Pelatihan Mutu Produksi dengan Kinerja Karyawan Setelah Pelatihan